Bab 12: Tantangan

6 1 0
                                    

Malam harinya, setelah kami membersihkan diri. Aku tidak sabar ingin makan malam seelah ini. Saat makan malam marcell berbicara denganku. ia menyampaikan suatu pesan penting secara diam-diam. Katanya,"Setelah ini, aku ingin bicara empat mata denganmu." aku hanya mengangguk.  Setelah selesai, Alice dan Bella langsung mencuci piring kami di dapur. Aku dan marcell keluar ruangan dan sedikit menyingkir.

"Jadi mau bahas apa? Soal musuh lagi?" tanyaku padanya.

"Gini hiz, besok kita akan melawan musuh secara diam-diam saat subuh. Aku akan berada di baris depan memimpin serangan. aku akan mengalihkan musuh, nanti kamu memimpin pasukan berkuda dan coba cari gudang persenjataan atau bahan makanan mereka. Bakar dan hancurkan semuanya itu. Rencana ini jangan beritahu Alice dan Bella." 

"lah? emang kenapa? kok sampe mereka gak boleh tau?"

"Soalnya rencana ini beresiko korbannya besar. aku belum tahu seberapa besar pasukan antony. cuma kalo kita diam disini, aku takut kita tidak bisa menahan mereka. Kalo aku bilang ke Bella, dia pasti gak setuju. Terlebih lagi kalau ia tahu aku berada di garis paling depan." kata marcell.

"hah? pasukan kita cukup buat lawan mereka?"

"500 pasukan berjalan dan 200 pasukan berkuda sudah cukup bukan?" 

"Aku kok ragu ya, kalo musuh lebih besar jumlahnya kan gawat cell.... "

Kekawatiran kami semakin memuncak setelah seorang prajurit datang kepada kami. ia berteriak,"Malam Letnan! Kapten! ada seseorang yg ingin bertemu kalian ada diluar kota. Ia ingin bertemu anda segera!"

Aku dan Marcell mengikuti prajurit menuju keluar kota. di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba saja Joseph dan Franz tampak berlari bersama banyak prajurit lainnya. mereka berhenti di depan kami dan menghadang kami.

"Tolong jangan keluar kota." "tolong jangan keluar kota" "tolong jangan keluar kota"

"ADA APA DENGAN KALIAN?" seru marcell pada mereka.

"Kenapa sep?"tanyaku pada joseph

Joseph mendekatkan diri dan berbisik di telingaku,"Hati-hati, orang itu tampak aneh. aku rasa dia tidak sendirian. kami semua yang ada berada disekitar situ merasa aneh poll. kami semua langsung lari karena ketakutan."

"Beri aku senjata!" seru marcell pada mereka. mereka menyerahkan salah satu senjatanya. 

"Aku akan menemui orang itu walau harus mati hari ini! Tentara tidak bolah takut! Tentara harus berani seperti Serigala! ingat serigala akan bersatu untuk menerkam musuh! Bersatu Kita Menang!" kata marcell pada mereka. 

Marcell melangkahkan kakinya kedepan. Ia tampak sangat keren dan gagah perkasa. Pemimpin kawanan yang sejati. kami semua mengikutinya sampai kami melihat ada dua orang di dekat pohon besar. yang satu duduk dan satu lagi berdiri di depannya. Cincin di tanganku langsung bersinar terang dan terasa sekali sakit seperti terkena setruman listrik.

"Hanya dua orang ini saja yang ingin kami temui" 

Kami terkejut tiba-tiba ada wanita di belakang di sebelah kanan marcell. wanita itu mengangkat sebuah pedang runcing mirip malaikat pencabut nyawa yang tergambar di buku-buku. aku dan marcell maju ke depan sementara yang lain mundur dari kami. Saat kami mendekati orang yang duduk dibawah pohon. ia berdiri dan mengambil segulung kertas dan menyodorkannya kepada kami. Marcell menerimanya dan membuka isinya. "Suka tidak suka kalian harus terima itu, kami menunggu kalian di lembah timur." kata orang itu. 

"Siapa kamu ini?" tanyaku padanya

"Orang yang sudah km kenal. Felicia! Ayo kita pergi." serunya pada perempuan itu. Lalu tampaklah  kilat bersinar merah yang menyilaukan mata kami. tiba-tiba saja mereka lenyap dari hadapan kami. Saat marcell membaca gulungan itu ia berkata,"Hai kalian, serigala penakut! Pengecut! yang berperang dengan taktik! Bertarunglah dengan Elang berkepala dua. hadapi kami seperti perang terdahulu. Perang abad-17. Tanpa meriam dikedua pihak. Besok pagi!"

"Jadi apa rencanamu?" tanyaku pada marcell

"Kita Hadapi mereka! Elang Hitam Prussia tidak akan kalah dengan Elang kepala dua" jawabnya sambil meremas kertas itu.

"Lalu serigala itu maksudnya siapa?"tanyaku padanya

"Sepertinya kamulah serigala itu. Tanyakan padanya bsk pagi."kata marcell

 Setelah perbincangan itu, marcell langsung pergi ke kota. Entah apa yang dia ingin lakukan. Aku pergi untuk mngucapkan perpisahan kepada Joseph yang sudah siap pergi menuju Selatan.

"Hiz, makasih buat semua yang km lakuin. Apa yang bisa aku lakukan buat kamu sebagai balas budi?" tanyanya padaku

"Tetaplah hidup. itu sudah cukup!" jawabku

"Jika perang ini berakhir, dan kamu pergi ke Rusia, Pergilah ke kampung halamanku dan Aku akan membalas budimu. Aku tinggal di kota Saint Petersburg. Jalan Peter Agung."

"Aku akan mengingatnya." jawabku sambil mengulurkan tangan.

Kami berdua bersalaman.  Ia pergi, melambaikan tangnnya bersama dengan 75 orang lainnya dalam 15 gerobak berkuda.

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang