Bab 17: Bertemu dengan A

6 0 0
                                    

Aku hanya bisa menutup mataku dengan penuh penyesalan. Tangsan darah adalah penyesalanku. Ia mengalir di detik-detik terakhir hidupku. Siapa yang tahu jikalau akhir dari buku kehidupanku adalah mati tergantung diatas pohon tua.  Semuanya nampak menjadi gelap.

hu.... hu.... hu....(suara angin berhembus)

Suatu tiupan terasa di telingaku. 

Buakk!!(Tubuh jatuh ke tanah)

Aku mencoba membuka mataku. Aku melihat dahan pohon tempat aku tergantung, turun menunduk ke tanah lalu kembali ke terangkat seperti sediakala. Ia seolah-olah menjadi tangan manusia yang melepas tali tas. 

"Masih kurang tidurmu?" ucap seseorang kepadaku.

Aku berbalik, berdiri, dan melihat ada sesosok anak muda berpakaian seperti penyihir abad pertengahan. Disampingnya ada pula seekor singa dengan rambut yang rimbun. 

Ia berkata,"Bagaimana perasaanmu? Setelah merasakan bagaimana kematian itu."

"Masih terasa sakit di beberapa bagian ada rasa sesal di hatiku. Tapi bagaimana kamu menghidupkanku?" tanyaku padanya

"Ketika hidupmu diujung tanduk, Jason menyambar petir di depanmu dan aku membawamu ke tempat ini. Ramuan yang jason berikan menyembuhkanmu seutuhnya."jawabnya padaku

"Jadi, dia ini namanya jason? dia seorang penyihir?"tanyaku 

"Yap. Akulah Jason si Penyihir Penjaga Dimensi. Baru pertama kali bertemu penyihir hebat? setahuku di duniamu banyak penyihir juga."katanya

"Penyihir adalah dongeng anak-anak sekarang. Mereka sdh musnah pada abad ke 15."balasku

"Ckckckckck.... Manusia tambah bodoh, mereka hanya memandang sihir sebagai ilusi kekuatan dr setan. Padahal tanpa sihirpun, manusia bisa lebih menyeramkan dan berbahaya dari setan."kata jason

"Sudahlah. Anak muda, perkenalkan dirimu."kata singa itu

"Namaku Hizkia. Hizkia von Heinz. 21 tahun dari kota Stark."jawabku

"Namaku Aslan, penyihir disampingku adalah jason. Aku mengawasimu selama ini dan sdh waktunya untuk datang ke suatu tempat."katanya

"Tempat? Tempat apa?"tanyaku padanya

Ia meniupkan hembusan ke arah pohon tua itu. Bagian tengah pohon itu terbuka menjadi sebuah lubang. Ketika mereka mulai berjalan ke arah lubang itu, aku mengikuti mereka dan tampaklah suatu tempat seperti puing-puing kerajaan. Ketika kami sudah masuk, aku berbalik dan lubang itu tertutup dengan sendirinya. Hanya ada sebuah pintu besar dari Batu.

Aku mengkuti mereka perlahan-lahan menuju suatu tempat dan berhenti. Aku tidak mengerti kenapa mereka berhenti.

"Berdirilah diatas lingkaran itu." Kata Aslan

Aku menurutinya. Aku memandang ke arah depan. Dari puing-puing kerajaan tersebut muncul sesosok wanita berbaju putih nan cantik. Tubuhnya seperti gadis yg masih muda. Ia berjalan dengan elok ke arahku. Ketika ia sudah dekat, maka aku melihat sesosok wanita itu mirip dengan Alice.

"Alice!! kamu disini??"seruku padanya.

Ia berjalan mendekat dan mendekat. Ia menyentuh pipi kananku dengan lembut. Kami saling menatap. Aku melihat tatapan matanya berkaca-kaca. Ia berkata dengan lembut padaku,

"Maaf, aku bukanlah wanita yang kau cari. Apakah kamu tidak mengenaliku Hizkia? Namaku Alicia Josephine, Putri Kerajaan Aimeria dan Siapakah Alice itu?"tanyanya padaku dengan wajah kebingungan

"Ia adalah kekasihku dan bagaimana kamu mengenalku??"jawabku

"Lebih tepatnya dia itu keturunanmu sis."kata jason

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang