Bab 21: Alice Ngambek

7 0 0
                                    

Setelah ia menarikku ke seberang, ia memasang raut wajah yang sebal. Ia berada dikiri ku dan aku dikanannya.  Untuk beberapa saat, kami hanya berdiam menatap ke arah laut.

"Kamu masih marah?"tanyaku padanya

"Masih."

"Kenapa kamu marah?"

"Kamu sih... katanya menunggu di depan tenda. Faktanya kamu malah main kartu, aku kan ya sebel. Tambah lagi kamu nggak membela aku pas dihadapan temenmu."kata alice

Aku hanya tersenyum kepadanya, Aku menaruh tangan kiriku diatas kepalanya. Aku mengusap-usap rambutnya.

 "Maaf ya....  Masa gitu aja ngambek?" 

"Kalo kamu begitu lagi aku pasti ngambek lagi."

"Iya... aku ndak gitu lagi deh nanti. Dah, jangan ngambek lagi. Aku gak mau kita ada masalah. Aku nggak tahan kalo sampe km ngambeknya lama. Gini aja... kalo kamu gak suka sama sesuatu yang aku lakuin, kamu tahan dl, kita bicara berdua seperti ini. Aku lebih suka seperti itu, jangan  melibatkan orang lain atau bahkan merusak hubungan dengan orang lain."ucapku dengan lembut.

"Kamu bisa pegang janji gak?"

"Bisa. Km mau bukti?"

"Ya."

"What should i do?"

"Jangan pisah dari aku sampai besok pagi."

"Oke, aku terima."

Setelah itu, barulah ia mulai memandangku. Kami saling menatap satu sama lain. Akhirnya wajahnya dari sebel menjadi tersenyum sekarang.

"Nah... gitu kan cantik."

"Thank you. Boleh gak kita pakai nama lain gt seperti sayang, honey, atau yang lain maybe."

"Boleh.... Setelah kita menikah atau sewaktu kita berdua saja. But, memanggil nama itu juga spesial kataku. Soalnya aku jarang menyebut nama orang lain kalau gak penting."

"Tapi kan kerasa kurang spesial gt..."

"Up to you, setelah perang ini usai aja km boleh milih panggilan spesial. Sekarang kita panggil nama dl aja ya..."

"Yah...."ucapnya sedikit kecewa

"Jangan kecewa gt. Aku janji kalau perang ini usai dan keadaan sdh membaik. Kita bisa pulang membangun kehidupan baru dengan panggilan baru. bukankah itu bagus?"

"Okeiii deh.... aku nurut."

"That's my bride."

Ia memasang muka malu saat aku berkata seperti itu. Akhirnya kami kembali ke tempat teman-teman dengan bergandengan tangan.

"Tan, jangan omong gt lagi ya. This is my girl and don't ask our relationship which is surely couple right now."

"Omong apa sih? gak paham aku."balas nathan

"Jangan kek gt lagi dah intinya."jawabku

"Yos! kamu sudah kenal sm Marcell to?"tanyaku pada Yosi

"Lho ya jelas kenal to. Sesama bangsawan masa gak tahu. Walau beda tempat tp kita pernah ketemuan di Ulang tahunnya Fionna."jawab yosi

"Sih... sombongnya muncul wes...."kata nathan

"Yo ojok nesuan lah anjir.... ket mau yo arek sitok iki nesuan ae."

"Bahasanya yosi gak teratur wes,.... mari bicara bahasa international saiki bahasane wong ngisor."

(Pada waktu itu bahasa Indonish adalah bahasa Internasional, Bahasa Inggris adalah bahasa untuk para bangsawan atau kalangan militer ke atas, bahasa daerah adalah bahasa penduduk setempat yang tidak punya kedudukan.)

"Yo kan aku harus bisa merangkul semua golongan hiz...."jawab yosi

"Memang cocok wis kamu yos jadi penerus papamu."ucapku padanya

"Eh hiz! aku ada berita buat kamu."

"Apa?"

"Kita nanti menghadap atasan memberi laporan perang beberaoa hari yang lalu."

"Lah.... baru aja aku sembuh."

"Oh iya, km kok isa sembuh? aku masih agak heran lho. Sorry, aku minta maaf gak sempet nyelamatkan kamu. Ketika ada bantuan datang dan berita tentangmu kesebar, aku inget, bantuan langsung menghampiri kamu. Untungnya kita menang kemarin, tp pas aku lihat kondisimu. Puarah banget deh. aku cuma berharap kamu bisa ngucapin perpisahan sebelum kematian."

"Aku juga bingung seh.... kamu kan cuma manusia biasa to... dl aja pas di akademi km tak lempar gelas kaca aja kesakitan minta ke Klinik kesehatan kelas satu." sahut bella

"Cek jahate kamu Bel...."ucap Alice

"Duh itu biasa seh buat aku...."balas bella

"Ada rahasia yang tetap harus menjadi rahasia.... suatu saat dah kalian mengerti."

"Yap benar begitu."jawab alice

"Lho Alice tahu?"tanya marcell

"Ya kan pasangannya wajar cell. Yang benar saja sampai pasangannya gk boleh tahu juga."jawab yosi

"Ya kan isa ae yos.... masa gak oleh?"kata nathan.

"Yo oleh-oleh ae seh... tapi kan."

"Ya wes to..."

"Duh kan... gk enek yoga saiki arek iki nggoleki gegara tok."ucap Yosi yang kesal

"Sabar.... Guys. sekarang jam berapa?"tanyaku pada mereka

"Jam sebelas hiz."jawab marcell

"Gak ada sarapan tah ini?"

"Ayo ikut aku kalo mau makan. Jangan pergi-pergi! Remember your promise!"

"GAS dah... aku dah laper."

Akhirnya kami berdua berpisah dari mereka. Bella memutuskan untuk mengabiskan waktu dengan membaca buku dan mendengar berita-berita dari Pusat. Sedangkan Yosi,Nathan, dan Marcell memutuskan untuk melanjutkan permainan Remi. 

Aku bersyukur sih Alice adalah perempuan yang paham situasi dan mau mengalah. ituyang membuatku semakin sayang padanya.

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang