BAB 11: Bertemu lagi

9 1 1
                                    

Setelah kami masuk ke kota, kami berjalan dan dihindari  dan diperbincangkan oleh berbagai orang. aku sadar kalau seorang pemenang tidak boleh bersama yang kalah, itulah hukum disini.  aku tidak menghiraukan apa kata orang yang mencibir kami sepanjang jalan. saat aku melihat ada Alice dan Bella. Mereka terdiam. aku menghiraukan mereka dan pergi ke tempat tawanan. 

Sesampainya disana aku melihat banyak sekali tawana di gudang yang tidak terawat."Franz, panggil pasukan medis dan pasukan kita yg mau membantu mereka. dirikanlah tenda di luar kota untuk mereka tinggal dan berobat. kasih makan mereka roti dan air untuk saat ini." ucapku padanya. "Kapten, apakah hal ini tidak membuat kontroversi?" tanya franz padaku. "Semua manusia berhak untuk hidup, mereka yg melawanlah yg kita bunuh, bukan yg terluka dan menyerah."

Joseph dan Franz langsung melaksanakan tugas mereka. Lalu aku membantu mereka sampai sore hari. Setelah sore, aku berjalan sendirian mencari marcell. Disitu aku melihat alice dan Bella tampak marah padaku. aku mendekati mereka.

"Ada apa? kalian kok marah?"

Bella menjawab,"EDAN!!! Masa ya musuh yang sudah membunuh banyak pasukan kita, mau kamu kasihani???" 

aku menjawab," itu aku jelasin nanti deh. kalian  kelihatan marah cuma karna hal itu to?"

Bella tiba-tiba menendang tulang keringku sambil membalas,"Cuma?? Akehh tau. Kamu gak kangen sama Alice ta? Alice lho wes capek-capek cariin kamu, Tanya ke setiap pasukan dimana kamu, kamu selamat atau terluka. Eh malah dicuekin trus seneng-seneng smmusuh lg. GAK PEKA BLASS. Tuh liat bajumu ae wis robek-robek kaya glandangan tau ga?"

Aku merasa sebel dengan ucapannya. Tapi ya sudalah... aku capek... aku berkata pada mereka,"Dimana Marcell? Aku mau omong sesuatu ke dia." 

Bella dan Alice mukanya tambah marah, berpaling dan pergi. Aku mengikuti mereka, aku tahu sih mereka itu baik. Cuman kadang aku rasa mereka terlalu sensitif. Biasalah Perempuan. Kami menuju markas gabungan. Disana marcell sedang sibuk dengan radio serta informasi penting. 

Aku bertanya kepadanya sambil berjalan mendekatinya, "Sepertinya km sibuk banget cell...." 

Ia membalas,"Yah... banyak pekerjaan yang harus ku urus. Hiz, bener gak kamu membebaskan tawanan?" 

aku menjawab,"Yah sebentar lagi akan ku lakukan." 

Ia membalasa,"Bukane itu agak berbahaya ya? Mereka bisa menyebarkan informasi tentang pasukan kita?"

aku menjawab, "Kemanusian tetaplah kemanusian cell. Itulah yang aku pegang." 

Bella membalas ucapanku,"Kadang-kadang aku merasa otakmu gak dipake deh.... Mereka itu musuh ganas tapi kamu malah bilang kemanusiaan?" 

aku membalas bella,"Emang pasukan kita Marcell gak membunuh musuh juga?" 

Marcell menjawab,"300 sampai 400 pasukan musuh kubunuh." 

Aku dengan perasaan takut menjawab,"Wow...."

 Lalu aku bertanya pada Marcell,"Kau melihat Ps. Philip?" 

ia menjawab,"Coba cari dia di tempat perawatan. Mungkin dia ada diasana." 

Aku membalas,"Aku akan kesana untuk menjenguknya".

 Saat aku akan melangkah, Bella menarikku ke suatu tempat yang agak jauh. 

ia berkata,"Hiz! Bisa PEKA dikit gak seh?????? Gak sadar kalo kamu itu ada yang nyariin? Itu lho Alice dari tadi nungguin kamu. Stupid!! ben dan!!" 

aku berkata,"Aku tahu bell.... Aku malu.... Aku gak tahu harus omong apa sama dia. Aku nervous bell."

Bella membalasku dengan tatapan aneh,"Stupid!! Dah sekarang kamu kesana dan ajak jalan-jalan. Cepetan sana! Huz huz." 

Bella mendorongku ke arah Alice. 

Aku dengan tatapan malu berkata padanya,"Hmm... lis.." 

 "Ya???" jawabnya sambil tersenyum menanti.

Aku menatap bella dan marcell. Si marcell tertawa dengan jempol ditangannya. Bella dengan matanya berkata padaku,"CEPET SANA!!".  Asem bener sih bella. rasanya anjim bet dah.

"lis.... Hmm Mau gak jalan bersama?"ajakku ke alice

 "Tentu saja mau.... ayo jalan...." Ucapnya sambil mengulurkan tangan. 

Akhirnya dengan perasaan malu dan cempur dengan berbagai perasaan lainnya aku menggenggam tangan Alice. Setelah itu, kami berjalan menuju daerah barat.

Aku berkata padanya dan menatapnya,"Lis.... Jujur aku nggak tahu harus omong apa ke km.... aku bingung mau nyapa km kek gmn... Sorry, aku mungkin cuek dari tadi. Tapi sebenarnya aku pingin banget omong. Tahlah aku merasa aneh dengan diriku sekarang." 

Alice tersenyum padaku. Ia menatapku dan berkata,"Sudah aku bilang kan? Ungkapin aja apa yang mau kamu ungkapkan. Jangan malu." 

Aku menjawab,"Ya aku tahu hal itu. Tapi aku bener-bener kek kecampur banget perasaanku, kehilangan dan kangen, takut juga."

Ia tiba-tiba  berhenti, menempelkan jari manisnya padaku. Ia berkata dengan lembut, 

"Mau kamu diam atau sedikit kata terkadang baik juga kok.... Yang penting jangan menghindar dari aku. Cukup kamu berada disisiku, aku sudah senang kok dan jangan terlalu memikirkan hal yang gk perlu, aku gak mau kamu stress." jawabnya dengan lembut

Kata-katanya itu membuatku tersentuh, hatiku meleleh mendengarnya. 

"Maaf ya.... Aku gak akan ngelakuin itu lagi..."ucapku dengan menyesal. Kami saling menatap lalu saling memeluk satu sama lain. Aku mengusap rambutnya dan saat ia lengah aku langsung menutap matanya, aku mencium bibirnya sebagai  permohonan maaf.

"Eh kok curang... aku aja blm siap. Ulangi-ulangi." kata alice

"nggak kah, aku sudah puas kok." kataku sambil tertawa. 

" curang....." kata Alice 

"sini aku gendong aja."kataku padanya

Ia langsung menaiki punggungku dan aku langsung menggendongnya. seharian sampai malam kami berjalan dan menikmati waktu berdua kami. 

"Aku bersyukur sampai saat ini kamu baik-baik saja. Aku takut kehilangan km."ucapku saat mengendongnya

"makasih.... i am very joyful right now, because of you." balasnya padaku. ia merangkul dengan erat. Dekapannya sungguh erat. Erat sekali seperti bulan yang selalu melekat di langit yang gelap. Ia berkali-kali mengusap wajahnya di pundakku. Mungkin ia lelah, itu pikirku.

Sekalipun ia sedang di medan perang, tanpa busana yang indahpun Ia tetaplah seorang wanita tercantik bagiku. Aku sungguh mencintainya. Suatu saat, aku akan mengajaknya kencaan dan berjalan-jalan berkeliling kota Stark atau aku akan mengajaknya pergi ke Festival Scarborough kalau tabunganku cukup untuk kesana. 

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang