Bab 22: Kartu keluarga

4 0 0
                                    

"Permisi kami ingin mengambil sarapan untuk 2 orang."kata Alice

"Baik silahkan tunggu ya. Kalian tidak masalah mengambil jam sarapan sekarang? sdh lewat 1 jam makan pagi."kata mbak petugasnya

"ndak papa, kami sehabis merawat korban perang jadi kami terlambat mengambil sarapan."

"Owh begitu,"

Hari itu menu sarapannya adalah sosi, 2 potong bacon, satu telur dadar dan semangkok nasi rawon. Saat aku melihat itu aku berkata kepada petugas.

"Mbak nambah satu porsi lagi ya, untuk teman saya."kataku kepada petugas tersebut

"Baik mas."

Akhirnya kami mendapat 3 porsi dan kami bawa ke tenda Alice. 

"Satunya lagi buat siapa?"tanya dia padaku

"Kita bagi dua jadi masing-masing dari kita dapat 1 1/2 porsi lis... Ehmm... enak lho sarapannya hari ini.... jarang-jarang sarapan nasi. Sebelumnya makanannya cuma sup, sereal, roti, susu, dan kopi. The best dah kataku sarapan hari ini. Untung aja belum habis."

"Eh... km bohong ya berarti tadi?"

"Yaps... bener sekali."

"Lho... bohong gk boleh lho. kan masing-masing orang jatahnya 1 hiz. Kamu gak kasian sama yang belum kebagian makanan."

"Logikanya begini lis... jam sarapan adalah jam 7-8. Kita makannya jam 10, otomatis bisa diperkirakan yang sudah makan  banyak. Apalagi jumlah perawat kan cuma 10%."

"Para penduduk gimana? masih banyak lho yang belum kebagian."

"Pasti ada sisa. Di dunia ini lebih banyak org membuang makanannya daripada menghabiskannya. Untuk mencegah hal itu, org yang suka makan berkorban dengan memakan lebih banyak supaya tidak ada yang terbuang."

"Opini macam apa itu??? itu mah egois... gini aja, kalo kau kurang, kamu ambil jatahku gimana? kasian kalo kita ambil porsi lebih dari yang sesuai."

"apa yang sdh diambil tidak bisa dikembalikan, biasanya kan gitu..."

"Ini mah bukan toko hiz..."

"Ayolah lis... kan aku baru sembuh, butuh tenaga ekstra. Gpplah makan banyak...  ya ya... please..."

"Terserah deh... aku gk tanggung jawab."

Kami berdua makan dengan lahap, khususnya untuk diriku yang terlalu lapar. Di sela-selawaktu itu aku bertanya pada Alice,"lis... km tadi ketika aku pakai bahasa Inggris mengerti gak?"

"Ngerti kok."

"Kamu berarti anak bangsawan dan pernah belajar tata krama serta bahasa mereka?"

"Klo anak bangsawan aku ndak tau sih... aku diajari bahasa bangsawan sama nenekku trus dilanjutin sama mamaku."

"Soal ilmu pengetahuan dll pernah belajar?"

"Cuma matematika."

"Hmm.... nanti kalo km ke kotaku, aku coba daftarin km ke sekolah bangsawan. Aku pikir km itu perempuan cerdas."

"ndak begitu cerdas, aku cuma suka baca buku, terus coba kerja soal yang dikasih nenekku gitu aja."

"Btw, surat-surat kelahiran sm kartu keluarga sdh kamu bawa belum? nanti kalo menetap kota lain kan harus ada itu."

"Lho iya! aku lupa ya Tuhan.... surat itu ada di kotak dibawah kasurku di Volodino. Gimana ini hiz!"

"Kok bisa sih lis... lis... pas kamu berangkat naik kereta emang gak diperiksa kelengkapan suratnya."

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang