BAB 15: Pertempuran Memel-Eblag (Awal)

7 0 0
                                    

Kami semua berjalan secara teratur menuju padang Eblag. Perjalanan itu cukup jauh dan susah karena kami harus melewati dataran tinggi dan menyebrangi sebuah sungai. Saat perjalanan Marcell berkata padaku,"Hari ini aku membuat suatu dosa Hiz." "Dosa apa?" tanyaku padanya. "Hari ini sebelum tidur aku menaruh obat tidur sirup ke minuman Bella, mungkin dia tidak akan bangun pagi ini. Perempuan bar-bar biasanya kalo tertidur susah untuk dibangunkan." ucapnya padaku. "Aku yakin Alice akan membangunkannya dengan cara apapun."jawabku padanya. "Kamu kasih obat tidurnya seberapa cell?"tanyaku padanya. "Paling dua sendok makan."jawabnya. "Astaga.... orang di kotak nya aja satu sendok teh. 2 sendok makan mah tidur seharian jadinya. Lagian km sudah memberi ucapan perpisahan ke dia?" tanyaku. "ndak deh... Lebih baik kubuang dulu perasaan soalnya kita akan pergi ketempat tidak berperasan."jawab marcell tersenyum.

Kami sedikit berbicara untuk mencairkan suasana. Namun seorang mata-mata menuju arah kami dan berkata,"Letnan! musuh sudah tiba! bendera mereka sudah dikibarkan" marcell langsung memposisikan pasukan sesuai rencanyanya. Ia menepatkan 300 pasukan di depan sungai dan 200 pasukan di belakang sungai yang dipecah-pecah menjadi kelompok kecil. sementara 200 pasukan berkuda akan berada di sayap kiri pasukan.

Terlihat Antony maju membawa bendera Tsar Rush bersama seorang wanita dibelakangnya. Kamipun maju dengan diriku yang membawa bendera Kekaisaran. Kami berhadapan satu sama lain, cuaca hari itu mendung dengan awan gelap yang cukup tebal. Anginpun menerpa kami cukup keras, Angin laut baru saja datang menyapa kami. Burung-burung gagak berputar-putar diatas kami. Cinta akan segera dibakar habis oleh perang. Kemanusiaan akan segera hancur dibawah kaki Sang Penindas

"Semoga kita sekalian diberkati oleh Tuhan!" Seru Antony pada kami

"Apakah layak seorang yang mempercayai hal mistis berdoa pada Tuhan?" jawab marcell

"Dimanakah Tuhan saat perang ini dimulai? Untuk apa memikirkan ttg Tuhan saat ini. Ia sedang memandangi kita dan menjadi saksi atas pertempuran hari ini serta kematian kalian berdua!"katanya pada kami.

"Terserah apa katamu! kapan kita akan memulai perang ini!" ucapku

"6.28 akan kumulai dengan nyanyian Kebangsaan kami lalu Kebangsaaanmu. Setelah itu, Perang secara resmi dimulai."ucapnya pada kami.

"Baiklah kami setuju! Semoga Tuhan berada di pihak kami!" seru marcell

Tanpa membuang-buang waktu kami langsung menuju barisan pasukan kami dan berdiskusi bersama beberapa bawahan kami. 

"Cell. dari pengamatanku tadi, sepertinya kita kalah jumlah dengan mereka."

"Itu memang suda pasti Hiz, tapi kita menang di senjata dan kita juga membawa beberapa machine gun serta bom. Kunci kemenangan saat ini adalah menyerang posisi Antony dan membuatnya mundur. Kalau bisa kita bertahan  samapi bantuan datang di siang hari."

"Aku pikir dia itu cuma main-main aja di perang. Apa kamu tadi bilang menunggu bantuan? bantuan apa?"

"Ini yang ingin aku beritahu, Kemarin aku mendapat informasi jika Batalion Timur telah terbentuk dan mereka akan membantu kita disini. Kita akan berpura-pura mengikuti aturan mereka lalu menghabisi mereka dengan telak" 

"Lalu susunan pasukan apa km sudah atur?"

"Sudah siap. Komposisi pasukan aku atur dimana tiap 10 orang, 1 akan membawa machine gun, 1 org membawa amunisinya dan sisanya akan menjadi tentara reguler. Bagaimana denganmu?"

"Aku masih belum menentukan."

"Lebih baik kita tentukan sekarang, masih cukup ada waktu untuk kita mengaturnya."

Gbr diatas:Posisi awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gbr diatas:Posisi awal

Kami keluar sambil untuk melihat para pasukan sedang menyebrangi sungai. Hari itu, mentari tidak bersinar karena tertutup awan gelap. 

"Lebih baik kita pindahkan semu pasukan menyebrangi sungai sebelum hujan tiba. Akan sangat merepotkan jika kita harus menyebrangi sungai saat berperang."

Marcell langsung menginstruksikan bawahannya untuk melaksanakan saran dariku. Ketika Marcell sedang memberi instruksi, aku melihat ada sebuah pohon besar yang hampir di tengah-tengah tanah lapang. Pohon itu begitu hitam dan tidak ada daunnya sama sekali namun batangnya begitu besar. Aku berpikir apakah pohon itu masih hidup. Aku mengambil teropong, kulihat pohon itu. Tidak ada satupun burung hinggap disana dan rasanya mengganjal ada sebuah pohon di sebuah dataran hijau. "Apakah itu pohon oak?"ujarku dalam hati.

Marcell menepuk pundakku,"Apa yang km lihat?"

"Pohon itu! Aku merasa pohon itu agak aneh."

"Mungkin cuma perasaanmu saja. Ayo kita naik ke kuda, Suruh seluruh pasukan kalvalerimu menyebrangi sungai segera."

"Baiklah. Akan kulaksanakan."

Waktu pembicaraan itu terjadi  sampai aku selesai mempersiapkan segala sesuatunya adalah pukul 5.30-06.00 pagi. Sebelum semua itu terjadi.

 Sebelum semua itu terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang