Chapter 13

94 23 13
                                    

Malam itu, kebetulan Daniel diminta untuk menjemput ibunya yang sedang berbelanja di mall. Karena sang ayah masih sibuk lembur di pekerjaannya, jadi Daniel terpaksa harus menyetujuinya.

Daniel menaiki eskalator. Kemudian menuju toko baju, menghampiri ibunya disana.

"ayo mah!" ajak Daniel.

"eh, nak bentar. Mamah mau ke supermarket dulu, tadi belum sempet." ujar sang ibu.

"mmm .. Ya udah aku tunggu di mobil aja deh mah."

"ehh.. Kamu beliin mama ayam bakar di atas! Di bungkus aja, buat dimakan di rumah."

"ckk... Ya udah." jawab Daniel malas.

Daniel berjalan menaiki eskalator, dan sampailah di lantai yang ibunya tunjukan. Ia mencari nama ayam bakar di foodcourt. Ketika Daniel berkeliling, Daniel menemukan Nadine sedang duduk sendiri di meja. Nadine sedang menyantap makanannya. Namun, Daniel memperhatikan ada 2 porsi makanan di meja itu.

"Nadine lagi makan sama siapa?"-batin Daniel.

Daniel memperhatikan gadis itu dengan perasaan rindu yang menggebu. Ia sangat ingin menyapanya, namun Daniel takut Nadine akan mengabaikannya.

Seorang pria menghampiri Nadine, dan duduk di depannya. Ia memberikan sebuah minuman kepada Nadine, dan diraihlah minuman itu oleh Nadine.

"Bastian?"-batin Daniel heran.

Daniel duduk tak jauh dari meja mereka. Posisi Daniel membelakangi mereka. Sengaja Daniel melakukan itu, agar Daniel bisa mendengarkan obrolan mereka tanpa diketahui oleh keduanya.

"Nad, sebenernya ..." kata Bastian terpotong karena ada yang menggebrak meja mereka, Daniel.

Daniel tau apa yang akan Bastian katakan kepada Nadine. Maka dari itu Daniel berusaha menghentikannya. Ia tidak mau jika sampai sahabatnya sendiri merebut pujaan hatinya.

Ya, Bastian sudah lama memendam rasa terhadap Nadine. Tepatnya, Daniel dan Bastian mengetahui perasaannya terhadap Nadine di waktu yang sama. Dulu, keduanya saling mengakui bahwa masing-masing dari mereka memiliki rasa terhadap Nadine. Namun, mereka bersaing dengan sehat. Mereka mengejar cinta Nadine bersamaan. Namun, dulu sikap Nadine tertutup kepada semua orang. Sampai akhirnya, Daniel yang bisa melelehkan hati Nadine. Dan Bastian? Nadine hanya menganggapnya teman, karena ia sahabat Daniel.

Sakit bagi Bastian. Selama hampir 3 tahun, sampai saat ini juga Nadine masih belum tahu akan perasaannya.
Saat barusan Bastian hendak menyampaikan perasaannya, Daniel mengacaukannya begitu saja.

"sebaiknya, jaga ucapan lo!" ujar Daniel yang kemudian menarik tangan Nadine.

Bastian tersenyum malas. Daniel benar-benar tidak memberikan Bastian kesempatan untuk merebut Nadine darinya.

***

"LEPAS!" tegas Nadine.

Daniel melepaskan genggamannya.

"mau kamu apa sih Niel? Kamu tau kan Bastian itu sahabat kamu. Kenapa kamu gitu sama dia? Sebenernya kalian ini kenapa sih?" tanya Nadine heran sekaligus kesal.

"gak sepantasnya kamu deket sama dia!" jawab Daniel tanpa menatap wajah Nadine sedetikpun.

"kalian ada masalah? Terserah! Tapi yang jelas, jangan bawa aku masuk ke masalah kalian berdua!" jelas Nadine.

"Bastian itu masih sahabat aku juga, dan jelas aku boleh jalan sama dia. Kalau kamu ada masalah, tolong jangan libatkan aku!" lanjutnya.

"tapi aku gak suka kamu deket sama dia, Nadine!" jawab Daniel.

"kamu harusnya ingat kalau kita berdua bukan pasangan lagi. So? Kamu gak berhak buat nentuin aku harus deket sama siapa aja!" ujar Nadine sangat tegas, kemudian berjalan keluar dari mall, meninggalkan Daniel.

Nadine (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang