Chapter 24

135 18 18
                                    

"Selamat pagi anak-anak!" seorang guru memasuki kelas, diikuti oleh gadis yang membuat kagum murid laki-laki, kecuali Daniel, yang udah biasa lihat cewek itu. Ya, sudah jelas itu Nabila.

Tak hanya pria, para gadispun sangat iri melihat kecantikannya. Hal itu justru semakin membuat Nabila lebih tebar pesona. Termasuk Nadine, yang dari semalam sudah terpana oleh gadis itu.

"ngelihatinnya gitu amat?" kata pak Tyo, guru mengajar jam pertama, ketika melihat muridnya yang terlalu berlebihan memandang gadis disebelahnya.

"siapa dia pak?" tanya Arnold, murid kelas itu.

"silahkan!" ujar pak Tyo menyilakan Nabila berkenalan.

Nabila tersenyum, ia tampil di depan kelas dengan penuh rasa percaya diri. "hallo! gue Nabila, biasa di panggil Abil atau Bila, itu terserah kalian senengnya manggil apa!Hehe.."

"kalau dipanggil sayang mau gak?" goda Arnold. Arnold merupakan pria tampan yang bisa dibilang badboy. Ia dikenal sebagai cowok yang suka menggoda wanita. Tapi Arnold tidak pernah serius, ia hanya main-main saja. Arnold akan membuat para gadis jatuh hati, setelah itu dia cari gadis lain untuk menggantikan gadis sebelummya. Disekolah kalian apa ada pria seperti Arnold?

Arnold membuat seisi kelas tertawa dan mengolokinya. Ada juga beberapa gadis yang tak suka akan perkataanya. Mengapa? Ya, karena dulu Arnold juga begitu kepada mereka. Manis di awal, pahit di akhir.

Setelah keadaan kembali tenang, pak Tyo mempersilahkan Abil duduk dibangku yang masih kosong. Untung saja berjauhan dengan Daniel dan Nadine. Abil duduk di bangku paling depan, tepat di pojok dekat pintu keluar.

Setelah berjam-jam, lonceng berbunyi.

Kring

Semua siswa berhamburan keluar dari kelas. Abil menghampiri Daniel yang masih duduk bersama Nadine.

"ke kantin bareng yah!" ajaknya.

"sorry, gue sama Nadine jarang ke kantin." jawab Daniel.

"emang kalian gak laper?"

"kalau laper ya ke kantin, kalau gak?" kata Daniel membuat Abil terdiam kesal.

"kakak duluan aja! aku temenin Abil ke kantin, gimana?" usul Nadine.

"kamu laper? Aku beliin, kamu tunggu di tempat biasa!" ujar Daniel.

"emang kalian suka ke mana sih?" kepo Abil.

Daniel diam tak menjawab dan hanya menatapnya. Saat Nadine hendak menjawab, Daniel menghentikannya. Dia tak mau jika Abil mengganggu waktu mereka berdua.

"aku anter Abil ke kantin, kamu tunggu disana! Jangan kemana-mana!" titahnya kepada Nadine.

***

Di kantin, Bastian membeli minuman kesukaan Nadine, ia akan segera memberikannya kepada Nadine.
Tapi, saat Bastian berjalan, ia melihat Ata yang sudah ia ketahui merupakan adik Nadine, duduk menangis sendiri dimeja.

Makanan yang mungkin sudah dingin, Ata biarkan begitu saja. Tangisnya tak bersuara, karena ia menahannya. Ata hanya mencucurkan air mata sembari melihat ponsel yang dipasangkan headset miliknya.

Bastian khawatir. Bagaimanapun, Ata adalah calon adik iparnya (DALAM MIMPI). Pikirnya, ia harus mengambil hati adiknya sebelum orang tuanya.

Setelah berfikir agak lama, akhirnya Bastian beranikan diri menghampiri Ata. Bastian mengambil Tissue yang ada di meja, ia berikan kepada Ata (tidak bermodal).

Ata melihat tangan yang menyodorkan tissue itu, kemudian ia meraihnya. Ata menghentikan tangisannya, "lo siapa?"

"ekhem. Gue Bastian, temennya Nadine."

Ata mengangguk, mengerti.

"lo kenapa, dek?" tanya Bastian.

Ata mengerutkan dahinya, "dek? Emang gue adek lo? Dih."

"ya maksud gue Agatha." ujar pelan Bastian, malu.

"panggil Ata!"

Bastian mengangguk.

"gue cume nonton drama." Ata tersenyum malu memperlihatkan ponselnya.

Bastian mengerutkan keningnya, lalu menghela nafasnya dalam-dalam. Bastian menyesal menghampirinya.



ARNOLD

ARNOLD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nadine (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang