Chapter 15

148 22 5
                                    

Suasana makan malam itu kini masih berlanjut. Mereka memakan makanan yang sudah disediakan di meja makan. Keempat orang tua itu berbincang-bincang. Ata sesekali memberikan senyuman. Sedangkan Daniel dan Nadine hanya diam, mereka memainkan alat makannya. Keduanya seperti tidak berselera makan.

Sampai akhirnya,

"jadi, saya mengundang orang tua Daniel untuk makan malam adalah sebagai ucapan terimakasih saya, karena Daniel sudah menjaga Agatha di sekolah barunya. Kebetulan sekolah mereka sama, hehe..." ujar Ana.

Kedua orang tua Daniel terdiam, heran. Mengapa ia hanya mewakili terimakasihnya untuk Agatha?

"aduh jeng Ana, itu udah kewajiban Daniel. Lagipula Agatha kan adiknya Nadine, ya wajar kalau Daniel menjaganya juga." jawab Laura.

Ana tersenyum, "bukan itu maksudnya jeng. Saya berniat untuk menjodohkan Daniel dan Agatha. Biarkan mereka tunangan terlebih dahulu."

Deg

Ada apa ini? Nadine kaget dan heran. Apa yang sebenarnya akan wanita ini lakukan. Sudah tau Nadine mencintai Daniel, tapi mengapa malah ia jodohkan dengan anak bungsunya?

Kedua orang tua Danielpun tak mengerti. Yang mereka tahu, Nadine adalah kekasih Daniel. Mengapa Ana ingin menjodohkan Daniel dengan adik pacarnya sendiri?

Nadine berdiri dari tempat duduknya, "maksud anda apa? Anda sudah tau hubungan saya dan Daniel seperti apa. Lantas mengapa anda dengan sengaja menjodohkan Daniel dengan adik saya?"

Marcel, ayah Nadine yang tidak mengerti apa-apa, kini ia sangat bertanya-tanya pada dirinya. Ia tidak tahu bahwa Daniel adalah pacar Nadine selama ini. Ana dan Ata tidak menceritakan hubungan Nadine dan pria itu kepadanya. Ana hanya meminta agar Marcel hadir di acara makan malam itu, dan akan mengenalkannya kepada calon tunangan Ata.

Marcel ikut bangun dari tempat duduknya, "tunggu nak, jadi Daniel ini pacar kamu?" tanya Marcel.

Raut wajah ketakutan sudah Ata rasakan sekarang. Ia takut papanya akan memarahi dia karena merebut pacar kakaknya sendiri.

"iya pah. Akan aku perjelas sekarang. Aku dan Daniel pacaran sudah hampir 3 tahun. Dan mamah? Dia sengaja ngelakuin ini semua biar aku gak bahagia." tegas Nadine.

"sudah cukup, Nadine! ... Kita sudah putus!" jelas Daniel.

Orang tua Daniel kaget mendengar putranya sudah putus dengan gadis yang mereka anggap anak sendiri.

Nadine mengeluarkan air mata yang sudah ia tahan sedari tadi. Apa maksud dari ucapan Daniel barusan? Apa Daniel sudah tidak menginginkannya?

"kamu sendiri penyebab kita putus. Dan kamu, sekarang gak terima kalau aku sama wanita lain?"

"tapi dia... Agatha itu adik kandungku. Hiks.. Hiks... Kamu harusnya ngerti perasaan aku!" ujar Nadine.

"kemarin, kamu jalan sama sahabat aku, Bastian. Aku marah, tapi kamu gak mau denger kan?"

Mereka berdua sudah menjadi tontonan keluarganya masing-masing.
Ana dengan tatapan tak sukanya, tersenyum licik, puas sekali ia melihat putrinya sakit hati. Sedangkan Agatha, ia menelan ludahnya. Ia merasa kasihan terhadap Nadine, kakaknya. Namun Ata juga menginginkan Daniel, dan ini adalah kesempatan baginya untuk mendapatkan pria itu.

Nadine meraih tas kecilnya, dan berlari meninggalkan sekumpulan orang-orang yang ada disana. Dengan tangisnya yang sudah tak karuan, ingin rasanya ia melempar tubuhnya kedalam kolam, agar ia bisa merasakan dingin dan ketenangan di malam yang kacau ini.

***

"pulang Daniel!" perintah Edward kepada putranya.

"dan maaf, saya tidak akan merestui putra saya dengan Agatha." lanjutnya.

"permisi!" ujar Laura, sembari meraih tangan Daniel, dan ketiganyapun meninggalkan resto itu.

Sedangkan Marcel, ia merasakan malu yang teramat sangat. Bagaimana bisa, istrinya melakukan hal kekanak-kanakan seperti ini.

"papa gak ngerti lagi sama kalian berdua. Nadine itu keluarga kita, dia bukan orang lain." ujarnya.

"sudahlah pah, nasi sudah menjadi bubur. Tak ada gunanya jika papah ceramahin kita sekarang... Ayo, nak!" ujar Ana membawa Ata pulang.


Nadine (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang