Chapter 26

152 12 14
                                    

Nadine dan Bastian sudah sampai di dalam rumah Daniel. Mereka berdua mencari Daniel tapi tidak ada disana, ruangan yang belum mereka periksa adalah kamar Daniel dan orang tuanya. Tapi mana mungkin Daniel pergi ke kamar papa mama, untuk apa?

Dengan semangat dan senyuman yang tulus dibibirnya, Nadine membuka pintu kamar itu. Tapi ...

Nadine melihat mereka tengah duduk di kasur. Mereka? Abil dan Daniel. Wanita itu baru saja ingin mendekatkan wajahnya ke wajah Daniel, seperti ingin menciumnya. Tapi terjeda karena pintu yang dibuka oleh Nadine.

Daniel kaget dan ketakutan. Ia beranjak dari kasur itu dan mendekat kepada Nadine. Mata Nadine sudah sangat berkaca-kaca, ia mengepal tangannya erat-erat, ingin sekali rasanya meninju Daniel dan perempuan itu. Nafas Nadin tersenggal-sengal. Rasa kecewa, marah, sedih, semuanya ia rasakan saat ini.

"udah pulang dek?" tanya Daniel pura-pura bego.

Plak!

Tanganya yang sedari tadi ia tahan, akhirnya ia berhasil menampar Daniel. Nadine pergi berlari meninggalkan. Daniel hendak menyusul, namun Bastian menghentikannya.

"biar gue!"

***

Nadine berdiri di depan kelas melihat ke arah bangku yang masih belum datang penghuninya.

Kemudian 3 orang gadis memasuki kelas.

"hai Nad!" sapa Cika.

"hai! Mmm.. Gue boleh minta tolong gak?" tanya Nadine canggung.

"lo kenapa sih? Aneh banget! Dulu lo gak mau gaul, kemarin lo ngumpul sama kita-kita. Sekarang? Kenapa kek gak kenal lagi?" Amel, yang merupakan salah satu dari ketiga gadis itu sangat heran melihat tingkah Nadine yang kemarin mau di ajak barbar, sekarang jadi canggung lagi.

"iya, Nad. Lo kalau butuh apa2 ngomong aja kali!" ujar Ana.

Nadine tersenyum malu, "sorry deh sorry! Gue mau kok deket sama lo pada! Tapi gue pengen pindah ke kursi salah satu dari lo!"

Ketiganya saling menatap satu sama lain. "lo berantem lagi?" tanya Cika.

Nadine hanya menjawab dengan senyuman paksanya.

"ya udah, biar gue yang gantian sama lo!" inisiatif Ana.

Nadine kembali tersenyum, "thanks ya!"

***

Daniel baru memasuki kelasnya, di buntuti oleh Abil. Mereka melihat Nadine yang sedang duduk di bangku paling depan.

"ngapain disini? Balik ke belakang!" titah Daniel yang dihiraukan oleh Nadine.

Abil duduk di kursinya, melihat pemandangan itu dengan senyuman puas.

Daniel menatap tajam Nisa yang duduk disebelah Nadine. "lo pindah!"

Nisa berdiri meraih tasnya, tapi Nadine menariknya kembali. "gak usah!"

Nisa serba salah. Semua teman-temannyapun merasa tak nyaman.

"kalau ada yang perlu di omongin, gak usah sekarang!"

Daniel melihat sekeliling yang sedang memperhatikannya. Dia akhirnya menerima ucapan Nadine.

***

"Niel, ayo!" ajak Abil istirahat.

Daniel menghiraukannya, ia lebih memilih menghampiri Nadine yang sedang memainkan ponselnya.

"Nad!"

Nadine melihat kearahnya, "sorry, adikku ngajak makan." ujarnya pergi.

Daniel lagi-lagi terdiam, kenapa akhir-akhir ini ia bermasalah dengan Nadine?

"ayo, Daniel!" ajak Abil manja.

"LO PERGI! APA GAK NGERTI, HAH?" sentakannya membuat Abil terdiam, matanya terbuka lebar, tak menyangka Daniel akan memberi bentakan seperti ini hanya karena Nadine.

"apa sih bagusnya dia? Kamu lebih dulu kenal sama aku, Daniel!" Abil mencoba untuk merendahkan Nadine.

"gak ngaruh! Lo itu cuma cinta monyet gue, apa masih kurang jelas? Gue gak suka sama lo! Ditambah, lo ngadu dombain gue sama Nadine, gue makin jijik sama lo!" jelas Daniel mengingat kejadian waktu itu.

"DANIEL!"

"kalau itu mau lo, lo lihat aja apa yang bakal lo sesalin dari gue!" Abil pergi meninggalkan.

Nadine (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang