Chapter 12

108 25 20
                                    

Siang itu Ata seperti biasa pergi ke rooftop sekolah. Ia menemukan pria yang sudah lama tidak pergi ke sana.

"ekhemmm" Ata mengagetkan pria itu, Daniel.

"tumben ke sini lagi? Mana pacarnya?" tanya Ata.

Daniel tersenyum malas. "eh mata lo kenapa tuh? Bengkak?" tanya Daniel ketika melihat mata Ata seperti habis menangis.

"gak papa." jawab Ata.

"btw gimana sama kanad? Dia udah ngasih penjelasan?" tanya Ata.

"gue sama Nadine udahan." ujar Daniel.

"hah? Yang bener kak?" tanya Ata kaget.

Daniel menganggukan kepalanya, pertanda ia menjawab iya. Kemudian ia terdiam.

Bagaimanapun, Ata mengerti sifat Nadine seperti apa. Nadine tidak akan mudah menceritakan kehidupannya kepada orang lain.

"gue cuma pengen Nadine jujur aja. Kalau dia gak salah, seharusnya dia ngomong terus terang." ujar Daniel menceritakan isi hatinya kepada Ata, adik Nadine.

"kanad emang gitu. Maafin dia ya kak! Suatu hari dia pasti bakal bicara." ujar Ata.

Daniel kembali tersenyum malas, "gue siapa? Kalian saja keluarganya dihiraukan sama dia. Apalagi gue, yang cuma orang luar."

Ata sedikit tersenyum.

"lo sendiri kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Daniel.

Ata menatap Daniel. Dalam hati ia bertanya, apakah sebaiknya ia ceritakan saja?

"putus?" tanya Daniel.

Ata cemberut, "eh kak, jangan ngeledek. Lo sendiri juga putus sama Kanad."

"udah berani lo gue? Tadi perasaan, aku kamu." ujar Daniel.

"bosen ah. Kakak sendiri juga suka bilang lo gue sama gue." ujar Ata kesal membuat Daniel tersenyum.

***

Bastian membawa sebuah botol minuman, ia berjalan di area kantin menuju tempat duduk yang sedang Nadine duduki. Bastian tersenyum dan sangat bersemangat.

"Nad, nih buat lo." ujar Bastian sambil memberikan botol minuman itu.

Nadine yang sedang lahap menyantap bakso, berhenti sejenak. Ia mengucapkan terimakasih, kemudian kembali melahap bakso yang sedang ia nikmati.

"Nad, lo putus cinta emang harus serakus itu ya makannya?" tanya Bastian.

Nadine menghentikan santapannya. Ia menatap tajam mata Bastian, pertanda ia marah karena Bastian menggodanya.

Bastian yang melihat tatapan Nadinepun tertawa kecil.

"haha, iseng gue. Maaf deh ya!" ujar Bastian.

Nadine kembali berekspresi normal, "kenapa nyamperin gue? Temen lo kemana?" tanya Nadine jutek.

"ya elah, gak tau gue. Lo juga kan temen gue Nad. Wajar lah kalau gue nyamperin lo." ujar Bastian.

"mmm, terserah" ujar Nadine.

"malem ini nonton yuk! Gue kepengen nonton film terbaru nih. Penasaran gue." ujar Bastian mengajak Nadine.

"gak ah, males. Ajak aja tuh si Daniel. Lagipula kalau gue jalan ama lo berduaan. Ntar dikira gue berpaling ke lo." ujar Nadine.

"oh lo masih berharap ya sama si Daniel?"

"eh apaan sih lo. Gue cuma gak mau di sebut cewek murah. Masa gue baru putus udah jalan sama cowok lain."

"lah kita bertiga kan temenan, Daniel juga tau gue deket sama lo. Lo ngaku deh kalau masih ada perasaan sama si Daniel!"

"NGGAK!" ujar Nadine tegas.

"ya udah malem ini gue keluar sama lo." lanjutnya.

Nadine (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang