Nadine (COMPLETED) √

prolog

Tepatnya tanggal 17 April Nadine ulang tahun. Daniel selaku pacarnya di sela-sela waktu istirahat ia membawa Nadine ke taman sekolah.
Ia menggandeng tangan Nadine saat berjalan.

Daniel yang di bantu Bastian sahabatnya membawa kue serta kado untuk Nadine. Merekapun duduk di sana dan Bastian menyerahkan kue nya kepada Daniel.

"happy birthday sayang, aku selalu doain kamu di sepertiga malamku" goda Daniel yang dibalas senyuman manis Nadine.

Daniel memasangkan lilin dan menyalakannya. Nadine menutup matanya untuk make a wish, kemudian membuka matanya kembali dan meniup lilin tersebut.

Bastian menyerahkan kado yang ada di lengannya kepada Daniel.
Danielpun membiarkan sang kekasih membukanya.
Bastian berjalan mundur dan memotret mereka berdua. Kemudian pergi meninggalkan mereka untuk quality time. Karena ia tak ingin menjadi nyamuk.

"makasih sayang" Nadine tersenyum manja kepada sang kekasih dan memeluknya.

Nadine memang manja, tapi ia hanya manja terhadap Daniel. Jika orang lain, ia akan berubah menjadi cuek.

***

Nadine membuka pintu Apartementnya. Ia tinggal sendiri karena ia ingin belajar mandiri semenjak kelas XI SMA.

Nadine merupakan anak pertama dari ibunya yang bernama Ana Dwiguna dan ayahnya Marcel Ananta.
Hubungan Nadine dengan ayahnya memang baik, tapi tidak dengan ibunya.

Dari Nadine kelas 6 SD ia sudah di perlakukan beda oleh ibunya, maka dari itu ia nekat tidak mau tinggal di rumah meskipun ayahnya melarang, pada akhirnya ia juga setuju.

Ata: "kak, di suruh papa pulang! Hari ini kan ulang tahun kakak"

Sebuah pesan dari adiknya Agatha membuat Nadine malas bergerak dari kasurnya.
Ia menghela nafas, dengan terpaksa ia harus pulang malam ini.

Memang Nadine jika pulang ke rumah dapat terhitung, kadang bisa sampai 2x dalam setahun. Itupun ketika ibunya sedang arisan di luar.

Nadine beranjak dari kasurnya, ia memasuki kamar mandi. Setelah keluar ia membuka kado gaun yang tadi di berikan oleh kekasihnya. Langsung saja ia memakainya. Dan pas, kekasihnya itu sangat perhatian. Sampai ukuran bajupun tak perlu Nadine beri tahu Daniel sudah tahu.

Nadine keluar dari Apartementnya dan segera menuju ke lobby karena jemputan sudah sampai 5 menit yang lalu. Maklum wanita telat sedikit.

***

Toktoktok

Nadine mengetuk pintu rumah, tak lama kemudian bibi asisten rumah tangga datang membukakan pintu.

"silahkan masuk non"

Nadine berdiri di samping sofa menunggu ayahnya turun dari kamar.

"nak, kamu kok berdiri. Duduk!"

Nadinepun menuruti perintah ayahnya itu. Baginya ia sudah tidak ada hak tinggal di rumah itu. Ia hanya orang asing yang harus tahu diri. Maka dari itu ia akan menunggu tuan rumah untuk mempersilahkannya.

"selamat ulang tahun yah nak, papa selalu do'ain yang terbaik buat kamu." ucap sang ayah yang dibalas senyuman oleh Nadine
"Tunggu mamah kamu dulu yah, dia lagi di toilet"

"pah aku gak akan lama" ujar Nadine

Ayahnya mengerti ia masih sakit hati oleh ibunya itu. Sampai sekarang ibunya masih membencinya. Di pertemukanpun sang ayah tahu Nadine malah akan sakit hati lagi karena perkataan dari sang ibu.

"pah lain kali kalau aku ulang tahun ketemu diluar aja"
"aku pamit pah, assalamualaikum" Nadine terburu-buru keluar dengan wajah sedihnya.

Tadinya ia fikir ibu sedang tidak ada di rumah, karena biasanya sibuk sama teman-temannya.

"mana anak kamu?" tanya sang istri yang baru turun dari tangga kepada suaminya

Sang suami hanya meghela nafas. Sampai kapan istrinya akan membenci sang anak. Sungguh ia sangat merasa sedih dan khawatir karena Nadine tinggal sendirian diluar sana.

ANA DWIGUNA

MARCEL ANANTA

BASTIAN

Gimana ceritanya? Vote dan komen yahh.
Makasih udah mampir ;)