Suga berhasil memasangkan jarum infus pada punggung tangan Yerim yang kedua matanya terpejam. Istri Jeon Jungkook itu tak sadarkan diri tepat saat tungkai jenjang Jungkook sampai di kamarnya.
"Kenapa istriku pingsan?" Sejak tadi terdiam memperhatikan, Jungkook akhirnya melayangkan tanya.
"Tekanan darahnya terlalu rendah, imunnya juga sedang menurun. Pikiran yang menumpuk membuat Yerim tertekan dan stress. Menyebabkan virus lebih mudah menyabotase tubuhnya." Jelas Jennie.
"Kau tau, aku sungguh terkesan dengan teriakan istrimu tadi." Apa yang diucapkan Kai tak bisa menahan senyuman yang tercetak cerah di wajah Jungkook.
Jennie terkesima melihat senyum yang Jungkook hadirkan, senyum itu berbeda dengan senyum yang selama ini diperlihatkan Jungkook.
"Jangan teruskan rencanamu Jeon." Ujar Suga. "Kalau Taehyung terlambat, kau bisa saja kehilangan Yerim selamanya." Lanjut Suga
"Benar Boss, kau bisa menggunakan metode lain. Contohnya membuat Yerim jatuh cinta padamu." Kata Kai menambahi.
Jungkook tak menghiraukannya, matanya malah difokuskan memandangi Yerim yang kedua matanya memejam erat. Suga menghela nafasnya jengkel kerana diabaikan, "Aku sudah memberikan obat melalui infusnya. Saat bangun nanti, usahakan istrimu ini makan. Jangan memaksakan dalam porsi banyak, lambungnya bisa berkontraksi lagi." Jelas Suga.
"Beri dia bubur lebih baik." Sela Jennie. "Kalau begitu kami pamit Boss, kalau ada apa-apa kau bisa langsung menghubungiku. Suga hyung memiliki jadwal operasi setelah ini." Ujar Kai. Jungkook hanya mengangguk singkat, dan mempersilahkan mereka bertiga meninggalkan kamarnya.
"Aku Nyonya dirumah ini." Jungkook menirukan apa yang masih terngiang di kepalanya. "Aku istri Jeon Jungkook." Lanjutnya lagi, kali ini dengan kekehan yang terdengar merdu. "Kau selalu berhasil membuatku jatuh cinta lebih dalam Yerim."
Mendekati sisi ranjang Yerim, Jungkook duduk tepat disisi kiri Yerim, mengelus lembut rambut Yerim yang tergerai. "Tolong jangan berusaha untuk melukai dirimu lagi. Hatiku sakit sekali melihatnya, sayang."
Ketukan tiga kali dipintu kamarnya menghentikan aksi tangan Jungkook. Menghampirinya, saat membuka pintu Jungkook menemukan Virgo dan Leo yang berdiri cemas didepannya.
"Pak, mereka minum racun. Kami belum mendapatkan informasi apapun." Lapor Leo. "Dan kediaman Tuan Taehyung di serang. Tuan Jimin yakin yang menyerangnya adalah orang yang sama dengan kelompok yang sedang kami tangani."
"Tuan Taehyung menunggu anda di sambungan Pak. Sudah ada Tuan Jimin juga disana." Ujar Virgo. Tanpa kata Jungkook melangkahkan kakinya keluar dari kamar, tungkainya berjalan tegas berbelok kearah kanan menuju ruang kerjanya dilantai atas.
Jungkook duduk dengan tenang di singgasananya setelah berhasil sampai dengan cepat ke ruangannya, Leo dan Virgo dengan gesit menyambungkan sambungan video yang dimaksud Leo tadi. Virgo menekan saklar di dinding dekat pintu, turunlah layar yang menyajikan tampilan call dengan wajah Jimin dan Taehyung.
"Jeon.." sapa Jimin. Jungkook melihat raut wajah Taehyung yang tak pernah ditunjukkan ke khalayak umum. Taehyung memang ekspresif, tapi ia tak pernah menunjukkan wajah cemasnya. Tapi selalu ada pengecualian. Istrinya, wajah cemas itu pasti akan muncul jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakan dan berhubungan dengan istrinya.
"Aku sudah berdiskusi dengan Taehyung tadi, bagaimana kalau Joohyun nonna di tempatkan di rumahmu Jeon?" Tembak Jimin langsung. Taehyung tak menunjukkan pergerakan di layar sana.
"Kenapa di rumahku?"
"Aku sengaja membawa Seulgi ke tempat yang jauh Jeon. Sebenarnya karena aku sedang menghindari lawan dari politik. Tapi tikus-tikus itu ternyata muncul juga di waktu yang bersamaan. Aku tak mungkin membawa Joohyun nonna kesana, bisa-bisa mereka mengetahui tempat Seulgi." Jimin menampilkan peta pada kotak layarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/247911193-288-k771110.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
end | Play the Game
Fanfiction"Let's play the game my ass! Aku yang akan memegang kendali." Jeon Yerim, si istri Jeon Jungkook.