Gambar berasal dari pinterest.
* * * * *
Pengucapan sumpah berlangsung dengan khidmat. Saat pendeta memberikan Kai izin untuk mencium mempelai wanita, seruan riuh menggantikan suara katedral yang tadinya sunyi.
"Akhirnya Kai lolos uji coba!" Riuhnya tepuk tangan bertambah keras saat salah satu pendamping pria berteriak girang. Para undangan yang menghadiri pemberkatan Kai dan Jennie berdiri secara serempak, dan mulai menyanyikan lagu marry your daugher yang amat terlambat. Bangku ke 3 dari depan yang berisi kawan-kawan Jungkook (minus Suga dan Jungkook tentu saja) melongo bingung karena tak mengetahui kejutan yang sedang berlangsung, bergitupun para wanita pendamping. Mereka bertepuk tangan heboh lalu setelahnya ikut bernyanyi saat mengetahui lagu yang sedang disenandungkan.
"Ikuti aku, tiga langkah dari sini ada pintu yang akan membawa kita pergi." Wanita yang berdiri di sebelah Yerim berbisik tepat dibelakang kepala Yerim.
Belum sempat menjawab, tangannya ditarik cepat melangkah sebanyak 3 jarak. Tubuhnya berhasil melewati sebuah pintu yang tak diketahui Yerim sebelumnya ternyata ada disana.
"Siapkan dirimu. Lari secepat mungkin."
"Sebentar." Yerim memaku tubuhnya agar tak ikut tertarik. "Siapa kau?"
"Aku diutus untuk menjemputmu."
"Siapa namamu?" Si wanita dibuat gusar oleh pertanyaan Yerim.
"Tak ada waktu untuk wawancara! Kita harus cepat sebelum pria itu menyadarinya." Ragu memenuhi hari Yerim. Apa tindakanku benar? Apa setelah pergi dari sini aku akan benar-benar lepas dari Jungkook? Apa pria itu tak akan menemukanku?
"Cepat woman! Kita harus bergegas!" Wanita itu menarik paksa Yerim mengikutinya.
"Apa kau membawa ponsel? Atau apapun yang bisa pria itu gunakan untuk melacakmu?" Si wanita terus menarik Yerim melewati lorong yang sempit.
"Siapa Kibum?" Yerim mengabaikan pertanyaan si wanita. "Apa kepentingannya sehingga mau membantuku?" Yerim melihat cahaya diujung lorong yang hanya berjarak 10 meter dari tempatnya sekarang.
"Brengsek! Kenapa berhenti!" Geram si wanita karena Yerim menghempaskan tangannya.
"Apa kepentingan orang itu membantuku?" Si wanita akhirnya berbalik, wajahnya yang lembut berubah dingin seketika.
"Mana aku tau brengsek! Aku hanya ditugaskan untuk membawamu keluar dari sini! Cepat!" Yerim mundur dengan teratur saat si wanita kembali membalik tubuhnya kearah ujung lorong.
Hatinya menolak untuk menyambut uluran tangan di wanita, dan kali ini otak Yerim bekerja sama dengan baik dengan si hati. Bertemu dengan Jungkook dan melihat bagaimana perilaku Jungkook membuat Yerim semakin berhati-hati terhadap apapun. Tak mungkin orang asing dengan sukarelanya membantu ia untuk pergi. Orang itu pasti punya tujuan lain, sama seperti saat kejadian dengan Dokter Sungkyung. Dan Yerim yakin tujuan itu bukanlah tujuan yang baik. Akal sehatnya merangkai skenario yang mungkin terjadi, bisa saja jika dirinya mengikuti wanita ini untuk keluar dari sangkar Jungkook, kehidupan Yerim malah lebih buruk lagi. Lebih baik Yerim pergi dengan dirinya sendiri, tanpa bantuan dari siapapun.
"Hei!" Si wanita berbalik karena merasakan tangnnya tak kunjung digapai. "Brengsek kau!" Yerim berbalik dan berlari cepat kearah datangnya tadi, menjauhi satu-satunya cahaya yang Yerim yakin adalah salah satu sudut di kartedral ini.
"Jangan mulai sekarang perut! Tolong!" Gumam Yerim karena merasakan gejolak tak nyaman diperutnya saat berlari dengan cepat.
"Sial!" Yerim menambah kecepatan berlarinya saat bahunya terasa tersapu tangan. "Brengsek! Aku harus membawamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
end | Play the Game
Fanfiction"Let's play the game my ass! Aku yang akan memegang kendali." Jeon Yerim, si istri Jeon Jungkook.