Yerim tertidur dengan posisi berbaring lurus di ranjang miliknya, sudah berganti dengan setelan piyama dan terselimuti sampai batas dagu. Sudah pukul 12 lewat, dan Jungkook belum juga berniat membangunkan Yerim yang masih tertidur. Dirinya sedang berada di ruang bawah bersama Leo, karena Virgo ditugaskan untuk menjaga di depan kamar Jungkook.
Jungkook dan Leo berdiri di depan seorang pria yang duduk dengan wajah babak belur, Kibum—Key yang berusaha bernafas dengan susah payah. Lehernya diikat kencang dengan kepala tegak. Tepat di bawah dagunya, pada tali yang digunakan Jungkook, di pasangkan mata pisau yang siap menyayat lehernya jika ia lengah.
Pria yang masih berusaha tegak dan sadar itu tak juga menjawab pertanyaan yang diberikan Leo. Jungkook yang bersedekap dengan tenangnya memperhatikan perbincangan di depannya dengan datar, jas dan dasinya sudah ditanggalkan membuat Jungkook dengan leluasa menggerakkan bahu atau tangannya. Jungkook tak juga mengeluarkan suara sejak dirinya masuk dan menjadi penonton saat penjaganya memaksa Key untuk berbicara.
Seorang penjaga masuk dan membungkuk hormat pada Jungkook. "Tuan. Telepon dari Tuan Taehyung." Diulurkannya ponsel ke hadapan Jungkook.
"Kenapa?" Jungkook tak melepaskan matanya dari Key yang kini menyeringai. "Park yang membuat keributan."
"Key. Sehun bekerja sama dengan Key. Dia mendapatkan Yerim dan Joohyun kembali ke keluarga Park." Jungkook menegakkan tubuhnya kaku. "Apa?" Tanya Jungkook memastikan.
"Mereka melakukan pertukaran, Rose dengan Joohyun. Lalu Key akan mendapatkan Yerim. Yang membobol situsmu memang dia Jeon. Otaknya dia, bedebah satu itu mengincar Yerim sejak lama." Tanpa menjawab Jungkook melempar ponsel di tangannya ke kepala Key dengan amat keras. Leo dan penjaga disana terkesiap kaget beberapa detik saat melihat bagaimana kepala Key yang mengeluarkan darah baru setelah lemparan itu.
"Bawa turun anjingku." Dua orang penjaga mengangguk patuh dan keluar dari ruangan. Suasana di ruang bawah mencekam seketika, membuat yang berada di dalam bergedik ngeri tak terkecuali Key yang tubuhnya telah membeku.
Jungkook mendekati Key dengan perlahan. "Kau memilih panggung yang salah." Jungkook membungkukkan tubuhnya kearah Key, membuka ikatan dilehernya. "Aku mungkin saja memberimu panggung untuk yang lain, tapi tidak dengan istriku." Gelap dan dalam, suara Jungkook memancarkan kemurkaan tak terbantahkan.
Suara gong-ngongan anjing memenuhi ruang bawah yang hanya berukuran sedang. 2 penjaga yang membawa 2 ekor anjing jenis Rottweiler mendekati Jungkook. Berbalik, Jungkook berjongkok di depan 2 anjing yang langsung menunduk patuh saat mengendus aroma Jungkook.
Tanpa kata, Jungkook melepaskan ikatan di leher kedua anjingnya itu. Tangannya mengarah pada Key yang masih duduk dengan kaku di bangku pesakitannya. Bersiul sekali, Rottweiler miliknya melompat dengan gesit kearah Key.
Teriakan Key memenuhi ruangan yang teraman. Rottweiler itu menggigit lengan atas dan perut Key. Dengan wajah gelapnya Jungkook bangkit dari posisi berjongkoknya dan bersedekap dada.
Jungkook bersiul dua kali, kedua anjing itu berhenti seketika. Duduk dengan sikap patuh dan menyisakan longlongan kesakitan Key. Darah merembas dari perut samping dan lengan atasnya.
"Beri aku satu alasan kenapa kau memilih istriku." Key tak menjawab, dengan sekali siulan Rottweiler itu kembali melompat ke arah Key. Yang satu mengincar lehernya, sedangkan yang lainnya mengigit betis Key. Aksi itu berhenti saat Jungkook kembali bersiul sebanyak dua kali.
Key tersedak dan berhasil mengeluarkan gumpalan darah dari mulutnya. Tubuhnya sudah hancur, dengan empat gigitan Rottweiler di tempat yang berbeda, serta pukulan yang diberikan sebelumnya, tubuh Key semakin tak berbentuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
end | Play the Game
Fiksi Penggemar"Let's play the game my ass! Aku yang akan memegang kendali." Jeon Yerim, si istri Jeon Jungkook.