Taehyung dan Jungkook berdiri bersebelahan di dalam ruang kerja Jungkook yang berada di lantai atas. Mata keduanya fokus pada layar yang terbentang cukup lebar di depan sana. Beberapa profil tersaji matang, salah satunya adalah profil singkat yang sama seperti yang tersaji sebelumnya.
"Sejak kapan pria ini ada di sekelilingmu Jeon?" Tanya Taehyung tanpa menoleh, telunjuknya mengeser layar touchscreen di hadapannya itu.
"3 tahun yang lalu."
"Dalam 4 tahun belakang, kau pernah membuat kekacauan?" Tanya Taehyung lagi.
"4 tahun?" Jungkook mencoba menggali ingatannya, terlalu banyak pihak yang iri dengan semua yang Jungkook miliki. Rasanya bukan Jungkook yang menciptakan kekacauan, tapi pihak lain yang memulainya.
"Joohyun." Celetuk Jungkook, Taehyung memandangnya penuh kernyitan. "Kenapa dengan istriku?"
"Aku hanya membuat kekacauan saat membantumu bajingan." Balas Jungkook datar. Taehyung makin menyerngitkan keningnya.
"Kau kebanyakan mengeluarkan sperma ya? Otakmu jadi terlalu lambat Taehyung." Ledek Jungkook dengan nada datarnya yang mendapat balasan sorakan tak setuju dari Taehyung.
"Teori dari mana? Ada juga aku jadi lebih produktif!" Balas Taehyung tak terima.
"Saat membawa kabur Joohyun, kau membuat kekacauan besar di Korea, Taehyung."
"Hey! Kau yang membuat kekacauan!" Sengit Taehyung.
"Siapa yang meminta bantuanku?" Serang Jungkook telak, Taehyung diam tak berkutik. "Hanya itu kekacauan yang aku buat. Yang lain tidak ada." Lanjut Jungkook.
"Kalau memang itu, apa hubungannya dengan pria ini Jeon? Apa mungkin dia orang yang berada di sekitaran istrimu?" Jungkook menggelengkan kepalanya. "Sejak 6 tahun lalu, pria itu tak pernah ada hubungannya dengan Yerim."
"Bisa saja Jeon, contohnya Sungkyung. Bahkan kau yang tak pernah melewatkan apapun bisa melewatinya." Jungkook mendengus tak suka saat Taehyung kembali mengungkit kelalaiannya.
"Coba cari informasi dari yang lain, mungkin ini ada hubungannya." Saran Taehyung. Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ya sudah, aku mau kembali ke kamar. Aku sudah rindu Joohyunku." Jungkook tak bisa menahan tangannya yang mendarat kasar pada belakang kepala Taehyung. "Yak! Aku lebih tua darimu!" Mengabaikannya, Jungkook melangkah lebih dulu. Menekan saklar yang berada di dekat pintu dan layar yang sejak tadi mereka perhatikan tertarik keatas.
"Aku rasa istriku pergi ke kamarmu Jeon." Keduanya melewati penjaga yang menunduk hormat.
Berniat masuk ke dalam kamarnya, gerakan kaki Jungkook terhenti karena Leo menghampirinya. "Pak ada Tuan Namjoon dan Tuan Hope di bawah." Lapor Leo. Taehyung menyerngit heran, berbeda dengan Jungkook yang rautnya hanya datar.
"Kau mengundang mereka kesini?" Mengabaikan Taehyung, Jungkook berbalik arah menuju tangga.
"Aku tak pernah mengundang siapapun kerumah ini." Jawab Jungkook. "Kecuali Yerim yang meminta." Ledek Taehyung.
"Ada apa?" Jungkook bersedekap tangan di depan Namjoon dan Hope yang terduduk diruang tamu depan. Sedangkan Taehyung memilih ikut duduk disofa, menyelipkan dirinya diantara Namjoon dan Hope.
"Aku sudah menerima emailmu." Ujar Hope. Taehyung semakin mengerutkan keningnya heran, pasalnya baru beberapa menit lalu dirinya berdiskusi dengan Jungkook. Sepertinya Taehyung terlalu lambat dalam melangkah kali ini.
"Dia orang yang sama dengan perencana kita kan?" Ujar Namjoon. "Dia salah satu klien VVIP di tempatku." Sambung Hope.
"VVIP? Dimana? Bukan CluP' kan? Rasanya tak mungkin." Sangkal Taehyung. "Dia bersih hyung, kami tak menemukan jejaknya di club manapun." Lanjut Taehyung menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | Play the Game
Fanfiction"Let's play the game my ass! Aku yang akan memegang kendali." Jeon Yerim, si istri Jeon Jungkook.