Tujuh

2.4K 308 13
                                    

Yerim masuk kedalam bathup yang sudah terisi air yang berembun, tentu saja setelah melepaskan baju luarannya. Yerim tetap memakai dalamannya guna meminimalisir Jungkook melihat bagian tubuhnya lagi kalau-kalau pria itu menerobos masuk.

"Panas tidak ya?.." gumam Yerim saat ujung jarinya memasuki bathup. "Oh ini pas.." senang Yerim, merebahkan tubuhnya kedalam air Yerim menenggelamkan dirinya lebih dalam.

"Kau persis Ratu Yerim! Kerjamu hanya makan, tidur, mandi, makan, tidur, mandi." Decak Yerim, tapi tak ayal Yerim tetap bersandar dan menyamankan posisinya. "Sepertinya pria itu tak mengizinkan Joohyun eonni datang kekamar ini." Yerim memainkan lilin yang menyala pojok dekat kepalanya.

"Wah ini membuatku mengantuk!" Keluh Yerim. "Apa lilin ini ada obat tidurnya?" Selidik Yerim. Tubuhnya dimiringkan guna melihat lilin lebih cermat.

"Tapi seperti lilin aroma terapi pada umumnya."

"Apa karena aku habis makan? Karena itu jadi mudah mengantuk. Ditambah air hangat dan aroma yang menenangkan." Yerim terus bermonolog. "Sepertinya 10 menit masih lama, tidur sebentar tak masalahkan? Pria itu juga sibuk. Jadi dia tak akan mengangguku." Yerim meluruhkan tubuhnya lagi, bersandar lebih rendah agar kepalanya lebih nyaman. Mulutnya menggumam lirih menyanyikan entah lagu apa, menemani sepinya bathroom yang di lingkupi cahaya redup. Dan baru terlewat 8 menit sejak masuk kedalam bathup, Yerim sukses masuk kedalam mimpinya.

Beranjak 10 menit dari waktu yang dipinta Jungkook, Karina berdiri di depan pintu kamar Tuannya. Mengetuk dua kali, dirinya masuk ke dalam kamar yang sepi. Hanya ada meja dengan nampan makan malam di atas meja sofa. Beranjak kesana lebih dulu, Karina melipat meja kecil dan membawa nampan kearah pintu. Disana masih berdiri pelayan lain yang siap membawa nampan makan malam Nyonyanya turun.

"Tolong buatkan juga susu." Pinta Karina yang diangguki. Kakinya lalu berbalik dan menuju ke pintu bathroom, tentunya setelah menutup pintu kamar.

"Nyonya?" Karina mengetuk pintu didepannya dua kali. "Nyonya, Tuan bilang sudah 10 menit." Lagi, Karina mengetuk pintu bathroom didepannya.

Menunggu selama satu menit, Karina tak juga mendapatkan jawaban dari dalam. "Nyonya.." kali ini Karina mengetuknya 3 kali, dengan konstan diulanginya.

"Nyonya Jeon?" Panggil Karina lagi. Dengan agak berdebar Karina menempelkan telinganya pada daun pintu. Berusaha mendengar suara apapun dari dalam.

"Nyonya Jeon, sudah waktunya selesai." Karina tetap menempelkan telinganya, tangannya juga tetap mengetuk pintu berulang kali. "Kenapa tak ada suara? Apa Nyonya baik-baik saja?" Kali ini Karina mengetuk pintunya lebih kencang.

"Nyonya?" Terakhir ketukan kencangnya, Karina berlari tergesa kearah pintu. Virgo masih berdiri didepan pintu dan berdiri siaga seperti biasa.

"Nyonya tak membuka pintu." Lapor Karina gemetar, tangannya bertautan erat.

Mendengar apa yang disampaikan Karina, Virgo menekan alat komunikasinya, melapor pada Leo yang memang masih berada di ruang bawah bersama Jungkook.

"Apa mungkin Nyonya tidur? Tak bisakah kau masuk dan periksa? Aku sedikit khawatir." Keluh Karina.

Tanpa kata Virgo ikut masuk dengan tegang, mengabaikan hukuman yang mungkin saja akan Jungkook berikan padanya. Karena siapapun dilarang masuk ke dalam kamar tanpa izin dari Jungkook. Siapapun, tak terkecuali Virgo atau Leo yang notabennya kepercayaan Jungkook.

"Nyonya Jeon?" Virgo mengetuk pintu lebih kencang dibanding Karina. "Apa Nyonya baik-baik saja?" Virgo terus mengetuk pintu didepannya.

"Bagaimana ini?" Tanya Karina panik.

end | Play the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang