Enam

2.3K 303 24
                                    

"Habiskan makan malammu." Ujar Jungkook datar, memang sejak makan siang tadi Jungkook sudah memberikan Yerim menu nasi, bukan lagi bubur. Sarapan paginya menjadi menu bubur terakhir yang Yerim dapat.

"Kenapa porsinya bertambah?" Tanya Yerim tanpa mendongak, kedua netranya masih fokus memperhatikan nampan yang tersaji di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa porsinya bertambah?" Tanya Yerim tanpa mendongak, kedua netranya masih fokus memperhatikan nampan yang tersaji di depannya.

"Porsi makanmu akan kembali seperti semula, Suga hyung sudah memastikan kalau lambungmu siap diberi makan dengan porsi normal." Jawab Jungkook tenang yang duduk di kaki ranjang.

Tak mencoba membantah, Yerim mulai menyendokkan nasinya. Jungkook malah menyerngit heran melihat Yerim yang dengan tenang memakan makan malamnya.

"Setelah ini kau akan berendam air hangat." Yerim menggelengkan kepalanya tak setuju. "Aku sudah mandi." Tolaknya.

"Itu akan membantu tidurmu jadi lebih nyenyak, sayang."

"Memang ada apa dengan tidurku? Aku baik-baik saja kecuali kau yang selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan." Yerim melanjutkan makannya, mengabaikan Jungkook yang terkekeh pelan karena membanyangkan dirinya yang selalu menciumi Yerim saat malam hari.

"Kau gelisah saat tidur." Yerim menghentikan gerakan tangannya yang sedang terangkat, memandang Jungkook mempertanyakan apa maksud yang diucapkan pria dihadapannya itu. "Kau sering terbangun, padahal aku hanya membenarkan posisimu supaya lebih nyaman."

"Tapi aku merasa tidur dan tak terbangun."

"Ya, kau terbangun." Jawaban Jungkook mendapat dengusan malas Yerim. Terserahlah!

"Habiskan sayang, semuanya." Jungkook mengulangi kalimatnya karena berhasil menangkap raut Yerim yang merengut.

"Setengah saja bagaimana? Aku kenyang." Dibalas dengan gelengan tegas, Yerim melemparkan tatapan lurusnya pada Jungkook. "Ini terlalu banyak. Porsi kemarin lebih baik, bukannya aku juga sudah bilang sebelumnya. Jika ingin aku menghabiskan makanannya, tolong sesuaikan porsinya Tuan."

"Maksudku Jungkook." Lanjut Yerim cepat karena melihat raut wajah yang dikeluarkan Jungkook.

"Baik sayang, kau boleh menyisakan sepertiga dari makananmu." Jungkook memberikan senyum kelincinya. wow luar biasa, besok-besok aku akan memanggil namanya untuk keinginan yang lain.

"Jangan berpikir yang macam-macam sayang." Oke, aku rasa hal kedua yang harus aku lakukan bukan skin ship, tapi mengontrol ekspresi wajah!

"Aku akan menyiapkan air." Jungkook beranjak dari duduknya, masuk kedalam bathroom diikuti dengan mata Yerim.

"Memang aku terbangun?" Gumam Yerim, tangannya masih sibuk menyuapkan lauk-lauk secara acak. "Aku memang merasa aneh belakangan ini, tapi aku yakin tidur cukup nyenyak." Lanjut Yerim bergumam.

Pintu kamar milik Jungkook di ketuk dengan kencang dan terasa tergesa-gesa. Yerim memandangi pintu bathroom yang memang terbuka, tapi sepertinya Jungkook tak mendengar ketukan itu karena tak juga menampakkan eksistensinya.

end | Play the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang