Dua belas

2.3K 301 39
                                    

Meja makan terasa sepi, karena hanya diisi oleh Yerim dan Joohyun yang duduk saling berhadapan. Keduanya makan dengan tenang, sampai kemudian Joohyun mengeluarkan suaranya lebih dulu. Mencoba mengajak Yerim yang melamun untuk berbincang berdua.

"Yerim, bagaimana tentang acara Jennie? Sudah kau tanyakan Jungkook?" Yerim mendongak dan menggeleng setelah tatapan keduanya bertemu.

"Nanti akan aku tanyakan." Jawab Yerim pelan.

"Tanyakan apa, sayang?" Yerim menengok kaget ke arah pintu masuk ruang makan. Disana telihat Jungkook yang melangkah beriringan dengan Taehyung di sampingnya menghampiri meja makan.

Jungkook berhenti tepat disamping kanan Yerim, mengecup lama sisi kepala Yerim. "Bagaimana harimu?"

"Oh aku pikir kalian pulang lebih malam lagi." Ujar Joohyun yang kini berada dalam pelukan Taehyung.

"Pasangan yang sedang di mabuk asmara, aku mana bisa menang sayang." Jawaban Taehyung berhasil membuat Yerim tersedak. Bukan merona malu, Yerim malah geram kembali mengingat apa yang diucapkan Taehyung tadi pagi.

Tangan Yerim yang masih memegang sendok mengerat kencang. Nafsu makannya menjadi hilang entah kemana.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Jungkook beralih menduduki kursi miliknya, matanya masih memandangi Yerim yang menunduk diam.

"Hmm, Jungkook." Joohyun mengambul alih. "Apa Yerim boleh menghadiri acara pernikahan Jennie?" Saat Joohyun menanyakannya pun Yerim belum juga mengangkat kepalanya.

"Jennie?" Tanya Jungkook datar.

"Brengsek kau Jeon! Jennie! Kim Jennie Dokter Yerim! Dia akan menikah ya Tuhan! Kau keterlaluan sampai melupakan hari bahagia teman kita!" Taehyung berseru ditiap katanya. Menunjukkan betapa jengkelnya Taehyung dengan pria datar dan minim ekspresi diujung meja.

"Oh." Balasan Jungkook sukses mendapat dengusan keras dari Taehyung.

"Kau ingin datang?" Jungkook menarik perlahan dagu Yerim, mensejajarkan kepala Yerim dengan miliknya. Manik Yerim bertemu dengan manik Jungkook yang penuh kelembutan.

"Aku rindu Ibu, Ayah, Bibi Kim dan Saeron." Yerim melihat perubahan pada manik Jungkook. "Bolehkan aku mengunjunyi mereka?" Yerim tetap menyampaikan keinginannya. "Dan ya, aku ingin datang ke acara Jennie eonni. Dia sudah mengundangku." Yerim masih memperhatikan Jungkook yang tangannya belum dilepaskan pada dagu Yerim.

"Aku ingin mengunjungi mereka Jungkook." Ujar Yerim lebih lembut. Dirinya menunggu dengan berdebar, menanti apa yang akan dikatakan Jungkook sebagai jawaban.

"Besok paman Song akan mengantarmu ke pemakaman dan ke butik untuk mencoba baju." Yerim tak bisa menahan senyuman di kedua sudut bibirnya, matanya ikut berkaca. "Terima kasih.."

"Apapun untukmu sayang." Jungkook mengecup bibir Yerim yang gagal dihindari si wanita karena terjadi dengan cepat.

"Euy! Pergi ke kamarmu brengsek!" Taehyung memandang sebal pada Jungkook.

"Ini rumahku kalau kau lupa." Jungkook melepaskan tangannya dari dagu Yerim. Membiarkan istrinya itu melanjutkan makan malam.

"Pergi ke ruanganku lebih dulu. Ada yang ingin ku bicarakan." Taehyung menyerngit bingung, tapi tak membantah, kepalanya mengangguk mengerti.

end | Play the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang