Tiga belas

2.2K 301 16
                                    

Yerim sudah bersiap sejak 1 jam lalu, selesai menghabiskan sarapan yang dipilih Yerim agar disajikan di dalam kamar. Perempuan itu menunggu dengan tenang. Jungkook berangkat 50 menit lalu, memastikan terlebih dahulu Yerim menghabiskan semua sarapan dan meminum vitaminnya, baru setelah itu si suami protektif-Jeon Jungkook mengundurkan diri dari kamar untuk berangkat bekerja.

"Nyonya.." suara panggilan terdengar setelah ketukan tiga kali di pintu kamarnya. Dengan semangat Yerim bangkit dan berjalan menghampiri pintu. Dirinya tak membawa apapun, karena Yerim pikir tak ada apapun yang bisa dibawanya. Walaupun sebenarnya Yerim ingin membawakan bunga untuk keluarganya, tapi terlalu enggan untuk bertanya dimana letak tas nya pada Jungkook.

"Mari Nyonya.." Karina berdiri dihadapannya dengan setelan yang berbeda, bukan menggunakan setelan pelayannya. Kali ini Karina menggunakan setelan jas persis seperti penjaga.

Tak ingin ambil pusing, Yerim mengikuti langkah Karina di depannya.

Keduanya sampai di depan pintu utama, 4 mobil berjajar disana tapi tak dihiraukan Yerim. "Halo Paman.." Dirinya malah menunduk dan menyapa hangat pria pertengahan baya yang siap disamping pintu mobil yang berada dibaris paling depan.

"Selamat pagi Nyonya. Silahkan." Seunghoon membukakan pintu penumpang, Yerim melangkahkan kakinya dengan ringan kedalam mobil dan tersentak kaget saat melihat Karina ikut duduk di sampingnya.

"Kenapa tak bilang kau ikut juga?" Yerim tak menyembunyikan nada senangnya.

"Nyonya, tolong pasang sabuk pengamannya. Saya siap berangkat." Suara Seunghoon dari balik kemudi mengintrupsi Yerim.

"Tentu, maaf Paman."

"Apa tidak masalah kalau aku memanggil Paman dengan sebutan Paman?" Tangan Yerim sibuk menarik safebelt yang terasa berat. Karina dengan tanggap membantu Yerim yang lagi-lagi berhasil membuat si Nyonya Jeon terkejut. Tapi tak ayal Yerim tetap mengucapkan terima kasih.

"Semua terserah dengan Nyonya." Yerim megangguk mengerti dan memilih menyamankan posisi duduknya.

"Sudah lama aku tak keluar rumah." Yerim menerawang ke samping jendela. "Tapi apa Paman tidak lelah nanti? Perjalanan ke Gyeonggi-do memakan waktu 1 jam lebih dari sini."

"Tidak Nyonya, sudah tugas saya." Yerim mengangguk lagi, menoleh kearah Karina berniat mengajaknya mengobrol, tetapi gadis disampingnya itu duduk kaku dengan pandangan ke depan, membuat Yerim tak enak jika menganggunya.

"Jika Nyonya ingin sesuatu, atau butuh ke toilet. Sampaikan pada saya Nyonya." Yerim tersenyum dan mengangguk kecil.

Sepanjang lamunannya menuju Gyeonggi-do, Yerim merasa heran karena jalan yang dilewatinya teramat sepi. Hanya saat melewati pusat Seoul Yerim mengalami hambatan karena memang masih pada jam awal perkantoran. Tapi setelah melewati pusat Seoul, jalanan sepi menyambutnya. Hanya ada 1 mobil hitam di depan dan 2 mobil hitam pula di belakangnya.

Tak ingin berburuk sangka dengan 3 mobil hitam di sekelilingnya, Yerim hanya diam dan tak mencoba untuk bertanya. Karena keadaan di dalam mobil terlalu sepi, membuat Yerim sungkan.

"Nyonya akan sampai 5 menit lagi di rumah Abu." Suara Seunghoon menarik atensi Yerim yang masih sibuk menatap keluar jendela.

end | Play the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang