end | Play the Game

satu, dua, dan tiga

Pengawalan untuk Yerim yang dilakukan Jungkook mampu mengalahi barikade pejabat. Satu mobil membuka jalan berada di paling depan. Lalu berjajar mobil yang membawa Yerim dan dua mobil pengawal lainnya di belakang. Mobil hitam yang membawa Yerim disetiri oleh Paman Song serta Karina sebagai pengawalnya. Gadis yang kembali akrab dengan Yerim itu menjadi pengawal yang selalu berada di mobil yang sama dengan Yerim. Karina tak hanya pelayan rumah tangga. Kemampuannya dalam membela diri berada di level yang sama seperti pengawal Jungkook yang lainnya. Tubuh kecil dan wajah jelitanya mengecoh tiap orang, tak terkecuali Jeon Yerim yang sampai sekarang tak mengetahui kemampuan lain Karina.

"Paman Song.." Seunghoon menoleh cepat ke bangku penumpang di belakang saat panggilan Yerim terdengar. "Tolong berhenti di cafe Jieun eonni." Ujar Yerim, tangannya sibuk mengetik balasan untuk Jungkook yang memang sedang berkirim pesan dengannya.

"Aku ingin cake dan iced chocolatenya." Seunghoon mengangguk patuh. "Bisakah saat nanti aku menunggu disana, belikan aku tteokbokki? Aku ingin tteokbokki yang tak jauh dari cafe." Pinta Yerim lagi, Karina ataupun Seunghoon menjawab ya Nyonya bersamaan.

Dirinya baru saja mengunjungi rumah abu, melepas rindu pada keluarganya setelah hampir 3 bulan tak mengunjunginya. Kandungan Yerim sudah terlihat sekarang, tonjolannya kentara tak lagi samar seperti saat berusia 7 pekan. Walaupun menggunakan baju longgar, tonjolan di perut Yerim sudah terlihat kentara.

Dering ponsel terdengar mengisi sepinya mobil, Yerim melihat nama Sooyoung eonni mengisi layar. Istri Jeon Jungkook itu memang sudah bertukar pesan dengan Sooyoung mengenai kunjungannya kali ini ke cafe Jieun, dan wanita yang sudah berganti marga menjadi Kim itu mengiyakan dengan semangat ajakan Yerim untuk bertemu.

"Ya eonni?" Sapa Yerim. "Dimana? Aku sudah sampai, Doyeon juga sedang perjalanan menuju cafe." Yerim tersenyum sumringah. "Sebentar lagi aku sampai. eonni ingin tteokbokki? Aku pesan minta dibelikan itu pada Paman Song."

"Serius? Aku mau. Telur punyaku double ya. Beli lebih Rim, sepertinya Jieun eonni akan mampir juga kesini."

"Oke , aku sudah melewati halte." Yerim menutup teleponnya setelah mendapat jawaban tak kalah semangat dari Sooyoung.

Mobil yang ditumpanginya memelan saat mata Yerim berhasil menangkap bangunan cafe Jieun dari jendela mobil. Dan dengan gerakan cepat dan tangkas, seluruh pengawal yang berada di tiga mobil lainnya keluar dan membuat pengawalan disana. Memastikan sekitarnya aman sebelum membukakan pintu untuk Yerim yang sudah menunggu dengan tak sabar. Salah satu tindakan pencegahan yang diterapkan Jungkook, Yerim juga jadi terbiasa karenanya. Menunggu di dalam mobil sampai salah satu pengawal membukakan pintu untuknya, setelah para pengawal itu memastikan bahwa area yang akan di datangi Yerim aman.

"Terima kasih." Yerim turun dari mobil yang amat tinggi itu dengan perlahan, tangannya juga menjadikan tangan Karina sebagai bantuan.

Tak memperdulikan pandangan ingin tau orang-orang yang berada di sekitar cafe, Yerim melangkah dengan terus tersenyum ke dalam cafe. Satu lagi kebiasaan baru yang melekat pada diri Yerim, dirinya tak lagi terlalu memperdulikan bagaimana ingin tahunya pandangan orang-orang jika melihat ia yang berjalan dengan pengawalan ekstra. Yerim terlalu lelah menolak dan berargumen, sampai akhirnya mengalah dengan Jungkook mengenai persoalan pengawalan keluar rumah untuk Yerim.

"Yerim!" Sooyoung menarik tubuh Yerim ke dalam pelukannya saat Yerim berhasil meloloskan tubuhnya dari pintu. "Aku rindu kau, lama sekali tak bertemu." Karena perbedaan tinggi yang kentara, Sooyoung menekuk kedua lututnya agar bisa memeluk Yerim dengan leluasa.

"Aku juga rindu, tapi keadaanku menjadi agak lemah setelah hamil." Sooyoung mengangguk-angguk memahami, lalu membawa Yerim yang masih berada dalam dekapannya ke kursi yang berada tepat di depan jendela kaca cafe.