"Kamu ... kode rahasiaku."
–Ren–
💙
APA ini? Tanganku susah digerakkan. Aromanya juga penguk. Jangan bilang dipenjara lagi? Sudahlah. Buka mata dulu saja.
Suasananya gelap. Ada sedikit cahaya remang. Aku sepertinya duduk di kursi dan tanganku terikat! Hei? Masa aku diculik? Tidak mungkin, kan?
Pintu terbuka. Cahaya yang lebih banyak membuat mataku menyipit karena silau. Seseorang masuk. Pacarku, kah? Pasti menyelamatkanku, kan?
Sialnya, malah lelaki botak berkumis lebat yang masuk. Sudah pasti si penjahatnya! Duh, pacarku ke mana, ya?
"Jam berapa ini?"
Hah? Orang tua ini melantur? Jelas-jelas tanganku terikat, mana bisa buka handphone?
Bapak botak itu berdecak. "Kenapa dia belum datang?"
Terus aku harus bilang 'wow' begitu? Siapa yang dia bicarakan? Namun, dia tiba-tiba melirikku tajam. Eh? Aku tidak berkata apa-apa. Masa bisa baca pikiranku?
"Kamu seharusnya menjadi alat pancingan yang bagus." Dia meneleng. "Apa aku salah menculik?"
Dia makin mendelik, membuatku merinding. "Jangan bilang kamu cuma simpanannya aja? Bukan pacarnya."
Hah? Simpanan? Tunggu. Maksudnya pacarku kali ini seorang red flag? Ih! Belum ketemu orangnya juga sudah menyebalkan.
Kemudian suara sirine mobil polisi terdengar. Pria botak itu cepat-cepat mengecek jendela dan mengumpat. Lalu pergi entah ke mana.
Hei! Terus aku bagaimana? Apa aku ikut kabur? Ah, tidak. Bukannya bagus menunggu polisi?
"Tidak akan kubiarkan kamu bertemu polisi."
Suara yang lain terdengar. Bukan pria botak tadi. Seseorang mendekat. Ah! Itu Nagase Ren! Keren sekali apalagi dia pakai jaket kulit hingga terlihat begitu maco. Ah! Jangan senang dulu. Dia red flag, bukan?
Aku mendengkus. "Aku cuma simpananmu?"
"Siapa bilang?" Ren membukakan tali di tanganku. Lalu berbisik di telingaku. "Kamu lebih dari simpananku. Kamu ... kode rahasiaku."
Aku mengerling kesal. Maksudnya apa? Pacar rahasia? Bukannya sama saja? Aku cuma jadi yang kedua?
Namun, semua pertanyaanku hanya terbenam di dasar lautan pikiranku. Dia mengajakku keluar melalui jalan belakang. Aku bisa melihat mobil polisi di depan gedung, sementara kami terus berlari menjauh ke arah berlawanan.
Tunggu. Bukannya aku sedang diculik? Lantas mengapa kami harus lari dari polisi? Wah, ada yang tidak beres ini!
Setelah kami berada di jalanan sepi, Ren menyuruhku duduk di bawah pohon. Dia berpamitan untuk membeli air, tetapi aku mencekalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
24 (Cogan) Jam✓ (Tamat)🌹
Fiksi PenggemarHime seorang gadis jomlo dari lahir yang sangat mendambakan seorang pacar. Hari-hari yang dilalui cukup berat, hingga akhirnya ia menemukan sebuah situs sewa pacar 24 jam. Dalam 24 jam, Hime akan bertemu dengan 24 cogan! Apa yang akan terjadi selanj...