🌶️[Hime] 01💃D'Jomblo

88 13 18
                                    

"Hanya satu hari aku menghilang. Hanya satu hari aku merasakan kebahagiaan."

–Hime–

💛

Attention!

Ini adalah cerita fiksi di mana reader diharapkan bisa lebih bijak. Ambil baiknya, buang buruknya. Cerita ini diharapkan bisa menjadi hiburan sekaligus reader bisa menangkap pesan-pesan moral di dalamnya.

Thank you.

Oh, ya, sebelumnya jangan lupa encerkan otak sebelum membaca. Dunia halu bisa membuatmu makin halu, eh!

Selamat Membaca!

ಡ ͜ ʖ ಡ

SUARA musik pop menggema kencang di telingaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUARA musik pop menggema kencang di telingaku. Pundakku bergoyang-goyang mengikuti iramanya. Mataku masih terfokus dengan layar laptop. Hari ini tugas powerpoint harus selesai!

Fokusku ambyar ketika merasakan getaran ponsel di meja. Kulepas sebelah headset, lalu mulai membaca notifikasi yang masuk.

Rida
[Hime, maaf. Aku nggak bisa ke rumahmu. Bang Alif udah nungguin aku di bioskop.]

Seketika aku menghela napas panjang. Menyebalkan. Aku juga mau sibuk seperti dia! Pacar. Aku pengen punya pacar, apa itu mustahil?

Aku menoleh kembali pada tugas kuliah Ekonomi Makro. Bibirku mencebik. Ini bukan jurusan yang aku inginkan. Ayah sama Bunda selalu ingin aku menjadi pegawai Bank atau apa pun yang bergerak di bidang perekonomian. Alasannya? Apalagi kalau bukan kekayaan.

Suara barang pecah terdengar.

Aku melepas sebelah headset-ku lagi. Lalu beranjak dari kursi dan menuju pintu. Kubuka sedikit, dan bisa kulihat keseharian orang tuaku.

"Kalau emang nggak bisa anterin Diva, ya, gakpapa! Biar Hime atau aku yang nganter!"

Terlihat Bunda lagi mengomel sambil berjalan mencari sapu.

"Aku bisa, kok! Tapi aku masih nyelesaiin kerjaan. Deadline-nya mepet. Cuma nunggu bentar doang!"

Sedangkan Ayah membereskan gelas-gelas yang berjatuhan di meja. Untungnya tidak ikut jatuh ke lantai. Lagi-lagi aku menghela napas panjang. Mereka sedang membicarakan adikku yang masih SD.

Aku memilih kembali ke depan laptop. Menyumpal telingaku dengan headset. Pastinya omelan mereka masih berlanjut. Aku tidak suka itu. Rasanya tubuhku merinding ketika mendengarnya. Entah, rasanya aku ingin ikut berteriak seperti Bunda. Aku benar-benar tidak suka dengan keadaan ini.

24 (Cogan) Jam✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang