5. Kembalinya masa lalu

20 6 0
                                    

"Parah lo. Baru aja masuk sekolah udah buat masalah" Ujar Galang.
Saat ini mereka tengah mengobrol bersama di kelas Stevani, Rhaylene dan Vita. Saat bel istirahat berbunyi tadi, ketiga remaja pria itu datang menghampiri mereka di kelas.

"Jangan bahas itu ah, males gue" Kata Rhaylene, dia memfokuskan matanya ke buku gambarnya.
Melihat itu, Devan yang tadinya tengah duduk di atas meja seketika turun dan berdiri di samping meja Rhaylene. Dia melihat gambar yang dibuat oleh Rhaylene.

"Lo suka gambar?" Tanya Devan yang dibalas anggukan oleh Rhaylene.

Brak!
"Guys! Gue bosen, kelapangan yok" Ucap Vita setelah menggebrak meja.

Ke lapangan, untuk apa?
Stevani, Vita, galang dan juga aditya sudah terbiasa menghabiskan waktunya duduk di tangga dekat lapangan. Bisa dibilang disanalah markas mereka. Tidak ada tempat terbaik di sekolah selain tangga dekat lapangan, bagi mereka. Para gadis bisa melihat para pria tampan bermain basket, dan para pria bisa melihat para gadis cantik yang tengah berlatih cheers.
Sungguh pemandangan yang indah untuk di pandang bukan?

Mereka pun akhirnya menyetujui saran Vita. Mereka berjalan bersama menuju tangga dekat lapangan. Tidak ada orang yang berolahraga, hanya ada beberapa orang saja yang lewat di lapangan. Ekspetasi mereka menghilang seketika. Karena sudah terlanjur sampai, mereka lebih memilih duduk di sana seraya mengobrol.

"Ada bola, tunggu bentar" Vita lari menghampiri bola basket yang menggelinding di lapangan. Dia memantulkan bola itu, dan hanya sekali lemparan, bola itu berhasil memasuki ring.
"Len, mau maen?" Tanyanya.
Rhaylene tersenyum dan segera menghampiri Vita, baru saja dia memantulkan bolanya beberapa kali, beberapa pria datang menghampiri dia.

Salah satunya adalah Vincent.
"Bola" Ucapnya sambil mengulurkan tangan meminta bola itu.
Rhaylene terdiam, hingga pada saat lengan Vita menyentuhnya, Rhaylene tersadar dan segera melemparkan bola itu ke pemiliknya.

Setelah melemparkan bola basket tersebut, Rhaylene kembali berjalan menuju tangga dan duduk di samping Stevani. Pandangannya menoleh ke arah lain. Vita juga ikut duduk di samping Rhaylene.
Dan ketiga pria itu, mereka bermain bola basket di depan mereka.

"Kenapa Len? Lo masih mau main?" Tanya Vita yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Rhaylene.

"Dia mantan lo kan?" Tanya Devan, "mantan lo banyak bener" Tambahnya.

Mendengar itu, Rhaylene memberikan tatapan sinis nya ke arah Devan. "Tau dari mana dia mantan gue?" Tanya Rhaylene.

"Ketahuan muka lo pas liat dia" Jawab Devan.

"Apaan sih" Rhaylene beranjak pergi dari tempatnya. Tadinya mereka semua ingin ikut, tapi Stevani melarangnya. Kenapa? Dia tau mood rhaylene sedang tidak baik, sekali marah akan sulit untuk membuat dia tertawa lagi.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Rhaylene berjalan menuju lokernya, dia hendak membuka loker miliknya, namun tangan yang seseorang menahannya. Dengan cepat Rhaylene menoleh, melihat Vincent disampingnya yang tengah menyandarkan tangannya di pintu loker Rhaylene.

"Tired of being so sad" Ucap Vincent, dia mengubah posisinya menjadi bersandar pada loker di samping loker Rhaylene.
Mendengar kata yang di ucapkan Vincent, membuat Rhaylene terkejut, bagaimana bisa dia tau kata itu? Sedangkan kata yang barusan dia ucap adalah kata yang kemarin malam dia unggah di instagram nya, instagram nya juga tidak diketahui oleh siapapun di sekolah, kecuali Stevani.

"Nulis gitu di caption kenapa?" Tanya Vincent.

"Bukan urusan lo" Jawab Rhaylene seraya membuka kembali pintu lokernya. Dia mengambil buku dan kotak yang berukuran sedang dari dalam sana dan segera pergi setelah mengunci kembali loker miliknya.

"Lo boleh aja nutup mulut, tapi gue tau apa yang ada di hati lo sekarang, Len" Gumam Vincent.

.
.
.
TBC.
Jangan lupa tekan vote, komen dan share ya!!
See you next chapter.

Vita Shaenetta

Vita Shaenetta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang