38. Katakan 'Ya'

8 3 0
                                    

Mata Rhaylene menatap Devan yang berdiri membelakanginya, pria itu memegang lampion di tangannya. Begitu Rhaylene menoleh ke belakang, keempat temannya sudah tidak ada.
Disaat itu juga Devan menoleh ke arahnya, dia tersenyum sambil berjalan menghampiri Rhaylene.

"Ayo" Devan menarik tangan Rhaylene, membawanya ke pinggiran Danau.
"Nih...tulis wish nya disini" Devan memberikan spidol kepada Rhaylene. Rhaylene menerimanya, dia mengambil lampion dari tangan Devan dan segera menuliskan wishnya di sana. Setelahnya, dia memberikan spidol itu kepada Devan.

"Mau terbangin sekarang?" Tanya Rhaylene.

"Tunggu, terbangin nya barengan" Jawab Devan sambil menulis sesuatu di lampion miliknya. Setelah itu, dia membuka bawah lampion nya, dan membiarkan lampion nya terisi oleh udara.
Devan menoleh ke arah Rhaylene, gadis itu masih diam memperhatikan Devan yang sudah bersiap menerbangkan lampion nya.

"Sini, biar gue bantuin" Devan mengambil lampion milik Rhaylene.

"Eh! Wish nya jangan diliat!" Ujar Rhaylene.

"Iya tau, ini juga gak diliat" Balas Devan, setelah melakukan  hal yang sama pada lampion Rhaylene, dia memberikan lampion itu kepada Rhaylene.

"Tunggu bentar" Devan mengambil korek api dari kantung celananya, dia membantu Rhaylene membakar lilin yang terdapat di bawah lampion, setelahnya dia membakar lilin lampion nya sendiri.
"Hitungan ketiga, lepasin lampion nya, oke?"

Rhaylene mengangguk, Devan pun mulai menghitung.
"Satu" Tatapan pria itu menuju ke arah Rhaylene.
"Dua" Devan dan Rhaylene mengarahkan lampion itu ke depan.
"Tiga" Mereka berdua sama-sama menerbangkan lampionnya.

Rhaylene tersenyum senang melihatnya, dia menatap kedua lampion yang terbang menjauh. Di sisi lain, ada empat lampion yang terbang. Rhaylene pun menoleh, dia menatap keempat temannya yang berada cukup jauh dari tempatnya dan Devan berada. Mereka berempat juga tersenyum senang menatap lampion mereka yang terbang.

Rhaylene berbalik badan, Devan berada tepat di hadapannya sekarang. Dia menatap Rhaylene, begitu pula sebaliknya. Rhaylene pun melangkah mundur, karena saat ini posisinya begitu dekat dengan Devan.

"Wish lo tadi apa?" Tanya Devan.

"Rahasia lah, kalo lo apa?" Tanya balik Rhaylene.

"Buka aja kartu ucapan lo. Wish gue ada di sana" Jawab Devan.

Rhaylene mengambil kartu ucapan Devan dari dalam kantung celananya. Dia membuka kartu itu, dan membaca isinya.

Happy birthday..
And will you be my girlfriend?

Mata Rhaylene membulat terkejut melihatnya, dia menatap Devan yang berada di hadapannya.

"Kalo kata-kata itu buat kamu gak nyaman. Aku bakal mundur selangkah, kamu bisa anggap aku layaknya orang yang kamu kenal sebelumnya. Aku bakal nunggu kamu" Ucap Devan.

Rhaylene tertawa pelan. Aneh baginya saat Devan tiba-tiba berbicara selembut ini kepadanya.
"Gak capek nunggu?" Tanyanya.

"Nggak, buktinya udah bertahun-tahun lamanya masih bisa nunggu" Jawab Devan.

Rhaylene menunduk, menghela nafasnya, kemudian kembali menatap Devan.

"Yaudah, Nggak mau"

Devan terdiam, selang beberapa detik Rhaylene tertawa.
"Jangan gitu mukanya, keliatan kecewa banget" Ucapnya dan Devan masih terdiam, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Maksudnya nggak mau itu.." Devan kembali menatap Rhaylene, menunggu kelanjutan perkataan gadis itu. "Nggak mau bikin kamu nunggu lebih lama lagi" Lanjutnya.

"Maksud kamu?" Tanya Devan.

"Ya!" Jawab Rhaylene.

Devan tersenyum senang, "Serius nih!! Hari ini kita resmi jadian?!" Tanyanya lagi.
Rhaylene mengangguk, Devan tidak bisa berhenti tersenyum. Dia menoleh ke depan, dan berteriak.
"MAMAH!!MAMAH DENGER KAN?! DEVAN DITERIMA!" Teriaknya.

Rhaylene tertawa melihat itu. Keempat temannya yang mendengar itu juga ikut senang, Aditya dan Galang berlari meninggalkan kekasih mereka. Dia berdua menghampiri Devan.
Mereka bertiga berpelukan sambil melompat-lompat.

"Apasih, kayak anak kecil tau gak" Ujar Vita.

"Biarin aja mereka, kita balik ke rumah pohon yuk Len, gue laper" Ucap Stevani, dia dan Vita menarik tangan Rhaylene pergi dari sana.
"Eh yang lain gimana?" Tanya Rhaylene.

"Biarin aja mereka" Jawab Vita.

.
.
.
TBC.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
See you next chapter.

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang