20. Final Basket

13 4 0
                                    

"Adit!!!!!!" Stevani berlari mendekati Aditya, begitu Aditya hendak memeluknya, Stevani mendorong tubuh kekasihnya itu.
"Bau, jangan deket-deket" Ucapnya.

"Iri gue liat lo berdua" Ujar Vita. Sementara yang lain hanya tertawa melihat mereka.

Perlombaan sebentar lagi akan di mulai. Kelas yang dilawan Aditya dan yang lain adalah kelas Vincent. Mereka sedikit khawatir karena murid di kelas Vincent yang ikut perlombaan,semuanya hebat dalam bermain basket. Karena itulah Stevani, Vita dan Rhaylene memutuskan untuk menghampiri Aditya, Galang dan Devan untuk memberikan semangat kepada mereka.

"Dev" Panggil Rhaylene. Devan menoleh ke arahnya.
"Lo bisa kan dapetin score kemenangan?" Tanya Rhaylene, yang lainnya menoleh ke arah mereka berdua.

"Serahin itu ke gue, gue bisa dapetin score akhir" Ucap Galang.

Devan tersenyum, dia melangkah mendekat ke arah Rhaylene, "Gue yang bakal cetak score akhir, asalkan lo tepatin janji lo" Ucapnya.

Rhaylene mengangguk, dia mengacungkan jari kelingking nya, dan Devan menautkan jari kelingking nya dengan jari kelingking Rhaylene sebagai tanda perjanjian.

"Cieee perjanjian apa nih?" Tanya Stevani beserta senyuman jahil di wajahnya.

"Nanti juga kalian tau, ayo naik, lomba nya udah mau di mulai" Rhaylene berjalan terlebih dahulu menuju ke kursi penonton, disusul oleh Stevani dan Vita.

Sudah cukup lama mereka menonton, score selalu seri, begitu para pemain mendekati score akhir, Devan menoleh ke arah Rhaylene, Rhaylene mengangguk.
"Semangat!" Teriaknya.

Devan mengangguk, namun sangat disayangkan. Score akhir dimenangkan oleh Vincent. Raut wajah kecewa terlihat di wajah Devan. Saat itu juga Rhaylene beserta yang lainnya memutuskan untuk turun menghampiri mereka.

"Dev, lo udah kerja keras.. Gak perlu kecewa, menang kalah itu soal biasa, iya gak?" Ucap Rhaylene yang dibalas anggukan oleh mereka semua.

"Itu artinya... Lo gak bisa tepatin janji lo" Kata Devan sambil menunduk.

Rhaylene menepuk pundak Devan, "Masih ada cara lain Dev" Ucapnya.

"Udah gak usah sedih-sedih, ayok makan. Gue yang traktir" Ujar Galang.

Mereka pun berjalan hendak keluar dari lapangan basket. Namun tiba-tiba saja Vincent datang menghampiri mereka, dia menarik tangan Rhaylene ke tengah lapangan.

"Apa sih! Gue ga-"

"Len, gue masih sayang sama lo dan gue tau lo juga ngerasain hal yang sama ke gue" Ujar Vincent.

Beberapa orang yang masih berada di sana terdiam menatap dua orang yang berada di tengah lapangan. Devan yang melihat itu merasa sakit hati, dia lebih memilih untuk pergi lebih dulu.
"Devan kenapa?" Tanya Vita.

"Gak tau tuh, gue duluan dah.. Mau nyamperin dia" Jawab Aditya, setelahnya berlari menyusul Devan.

Mereka masih memperhatikan Rhaylene dan Vincent. Hingga kemudian salah satu teman Vincent memberikan sebucket bunga kepadanya, dan Vincent langsung memberikan itu kepada Rhaylene.
"Lo mau kan balik lagi sama gue?"

Rhaylene terdiam, dia berbalik menatap teman-teman nya, tidak ada Devan disana.
Rhaylene pun kembali menatap Vincent dan tersenyum dengan canggung, dengan ragu dia mengambil bucket bunga itu. Membuat senyum Vincent terpancar di wajahnya. Suara tepukan tangan pun menggema di dalam lapangan basket itu.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Lo masih mau nerima dia len? Lo kan tau dia dulu gimana ke lo!" Kesal Stevani. "Pokoknya gue gak setuju lo balikan ama dia, titik!" Tambahnya.

Stevani dan Vita menatap kesal ke arah Rhaylene. Rhaylene hanya terdiam, sementara kedua pria lainnya hanya bersikap santai.

Devan?
Dia terus menatap tangan Rhaylene yang memegang sebucket bunga itu.

"Suka-suka dia sih mau pacaran ama siapa, lagian juga itu hidup dia, bukan hidup lo pada" Ujar Aditya.

"Tapi gue gak suka dia sama Vincent!" Kompak Vita dan Stevani.

"Gue juga gak mau sama dia" Gumam Rhaylene seraya menatap bunga itu.
Mereka semua terkejut, termasuk Devan.

.
.
.
TBC
Jangan lupa tekan vote, komen dan share ya ke temen-temen kalian.
See you next chapter guys...

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang