16. Ungkapan perasaan secara mendadak

30 4 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana  Perlombaan-perlombaan dimulai.
Perlombaan yang akan dilakukan adalah perlombaan cabang olahraga. Yang paling ditunggu di antara semua cabang olahraga adalah basket. Dan sekaranglah saatnya!

Para siswa/siswi memasuki lapangan basket on door di sekolah. Mereka semua duduk di bangku penonton, terkecuali mereka yang ikut serta dalam perlombaan antar kelas tersebut.
Galang, Devan dan Aditya juga ikut serta dalam perlombaan untuk mewakili kelasnya. Hari ini kelas mereka melawan kelas Stevani, Rhaylene dan Vita. Namun ketiga gadis itu lebih memilih untuk mendukung kelas teman prianya itu, mereka tidak mendukung kelas mereka sendiri.

"ADIT, DEVAN, GALANG!! SEMANGAT!!!" Teriak Vita dari atas sana.
Ketiga pria itu menoleh ke arahnya, mereka mengangguk dan akhirnya perlombaan pun di mulai. Score pertama diraih oleh tim dari kelas yang ditempati ketiga gadis itu. Hingga saat istirahat, Score tertinggi masih di pegang oleh kelas lain.

"Astaga...dia siapa? Gue kok baru liat dia sih!!" Ujar Stevani, tangannya menunjuk ke arah lelaki yang berada di ujung lapangan.

"Dia panitia basket. Namanya kak Egan, anak kelas duabelas IPS satu" Balas Vita.

Perlombaan kembali di mulai. Kini kelas Galang dan lainnya berhasil memenangkan perlombaan di babak ini. Ketiga gadis itupun turun dari bangku penonton untuk menghampiri ketiga teman lainnya.

"Hebat" Rhaylene mengacungkan ibu jarinya.

"Congrats, kita tunggu ampe final. Semoga kalian lolos terus sampe ke babak final" Ucap Vita.

Tak lama kemudian Egan datang menghampiri mereka. Dia membawa roti di tangannya dan memberikannya kepada Stevani. Stevani yang melihat itu sontak terkejut.
"Ini... Buat siapa kak?" Tanyanya.

"Buat kamu" Jawab Egan.
Aditya menatap mereka berdua dengan tatapan kesal. Dia melipat kedua tangannya.
"Aku yang kasih cemilan buat kamu beberapa hari yang lalu, hm...Boleh minta nomor telfonnya?" Tanyanya.

Stevani mengangguk, dia mengambil bukunya, menuliskan nomor telfonnya di sana kemudian merobek lalu memberikannya kepada Egan. Setelah berucap terimakasih, Egan meninggalkan mereka. Stevani masih menatapnya sambil tersenyum. Teman-teman lainnya tertawa kecil terkecuali Aditya.
Aditya merebut roti di tangan Stevani, membukanya setelah itu memakannya.

"Eh kok dimakan?"Tanya Stevani.

"Laper" Jawab Aditya. Dia menghabiskan roti itu, setelahnya kembali menoleh ke arah Stevani.
"Ngapain ngasih nomor ke dia?" Tanyanya.

"Kenapa emang? Suka-suka gue lah" Jawab Stevani.

"Lo bego apa gimana sih? Gak bisa apa bedain cowok yang buaya kayak dia ama yang beneran setia?!" Kesal Aditya, "Eh cowok kayak dia tuh buaya! Liat aja mukanya, udah keliatan jelas kalo dia playboy. Mantannya aja ada banyak" Lanjutnya.

"Yaudah biarin, suka-suka gue. Lo kenapa sih lagian!!Lo cemburu?" Teriak Stevani. Beruntung saat itu lapangan sudah sepi.

"Kalo iya emang kenapa?!" Balas Aditya. Stevani terdiam, Aditya juga, dia menutup mulutnya. Sementara keempat teman lainnya berusaha menahan tawanya.

"L-lo bilang apa tadi?" Tanyanya.

"Gue cemburu, puas lo!" Jawab Aditya.

"Itu artinya lo cinta sama Stevi? Inget.. Cemburu tanda cinta" Ujar Vita.

Aditya menggaruk kepalanya yang tentunya tidak gatal. Dia menunduk, hal yang sama dilakukan oleh Stevani.
"L-lo jangan gitu. G-gue jadi bingung" Ucap Stevani dengan terbata-bata.

"Jadian aja lo berdua!" Devan menepuk pundak Aditya, "Kuy Cabut" kemudian dia merangkul Galang, mereka berdua pergi dari sana. Disusul oleh Vita dan Rhaylene yang sebelumnya mengejek mereka berdua.

.
.
.
TBC
Jangan lupa tekan vote ,komen dan share ya
See you next chapter!

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang