17. Hari penuh kejutan

21 4 0
                                    

"Mereka dimana ya?" Rhaylene terus menoleh ke sekitarannya. Tidak ada siapapun yang dia kenal disana, padahal teman-teman nya sudah berjanji akan menemuinya di tempat ini.
Karena Rhaylene juga tidak tau dimana jalan pergi, atau bisa dibilang dirinya kesasar, dia hanya bisa berjalan mengikuti arah maps dari handphone nya.

Saat tengah serius melihat jalan, tiba-tiba saja Devan menelfon, dengan cepat Rhaylene mengangkatnya.
"Lo dimana? Yang lain kemana?" Tanya Rhaylene.

"Gue baru keluar toko, abis beli kado buat Galang.. Lo kesasar?"

"Iya nih, gue gak tau mau kemana. Tadi abis beli kado, Anak-anak yang laen janji buat ketemuan disini, tapi mereka malah gaada"

"Posisi lo di mana sekarang?"

"Gue..." Rhaylene menoleh ke sekitarannya dan melihat ada perpustakaan besar di sampingnya. "Di deket perpustakaan kota"

"Oh gue tau! Sekarang lo maju aja terus"

Rhaylene menurut, dia melangkah maju.
"Lo liat ada toko bunga di seberang kan?"

"Hm"

"Belok kanan"

Rhaylene mengangguk, dia mengikuti perintah Devan, hingga akhirnya dia berhenti di dekat air mancur taman. Devan juga dapat melihatnya, jarak mereka berdua kini terpisah oleh air mancur di tengah taman.

"Balik badan"
Ucap Devan masih terhubung dengan telfon.

Rhaylene berbalik, bibirnya melengkung tersenyum saat melihat Devan disana. Devan melangkah mendekati Rhaylene, kemudian mengajaknya untuk pergi bersama menemui teman lainnya.

Disisi lain, Stevani dan Aditya duduk berdua di bangku taman dengan perasaan canggung nya. Mereka baru saja resmi menjadi sepasang kekasih, namun tetap saja merasa canggung. Mereka yang biasanya bebas mengeluarkan kata-kata aneh, sekarang berubah menjadi diam.

Seperti itukah rasanya berpacaran dengan sahabat lama?

"Eh eh liat deh!" Stevani menepuk-nepuk tangan Aditya, jari telunjuk nya menunjuk ke arah Devan dan Rhaylene yang berjalan bersama. Dengan cepat mereka berdua bersembunyi.

Wajar saja, karena saat ini mereka menjalin hubungan secara diam-diam, itu kesepakatan mereka setelah saling mengungkapkan perasaan mereka secara mendadak dua hari yang lalu.

Kita kembali ke Devan dan Rhaylene. Mereka berdua berjalan bersama sambil sedikit bercerita.

"Hm... Dev, menurut lo.. Stevani ama Adit pacaran gak? Mereka keliatan cocok, pasti lucu kalo mereka ampe beneran pacaran" Ucap Rhaylene.

"Maybe... Galang ama Vita juga cocok" Balasnya.

"Ciee pacaran ya?" Tanya Ervan, kakak Devan yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Melihat kehadiran kakaknya membuat Devan terkejut.

"Eh nggak, kita gak pacaran" Balas Rhaylene, "tunggu, kok kayak kenal.." Lanjutnya.

"Kalian saling kenal?" Tanya Devan.

"Kakak ini yang ada di caffe waktu itu kan?" Tanya Rhaylene.

"Dia abang gue len"

Mata Rhaylene terbelalak mendengar ucapan Devan.
Kalau begitu, berarti selama ini dia salah faham? Dan berarti yang menyukainya bukan Galang, tetapi Devan?

"Jadi bukan kakaknya Galang?" Tanyanya.

"Galang? Bukan, tuh adik saya" Kakak Devan, yaitu Ervan, menunjuk ke arah adiknya.

Devan menggaruk tengkuknya, Rhaylene menoleh ke arahnya.

Jadi selama ini Devan yang suka ama gue?
Batinnya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Lo gak beliin kado buat gue?" Tanya Galang.

"Kado gue belakangan aja ya" Jawab Vita.

Mereka berdua tengah berjalan bersama mencari keberadaan teman lainnya. Yah benar, mereka semua saling mencari satu sama lain, karena tempat janjian mereka tidak menentu.

"Berdua ama lo juga gue seneng Vit" Gumam Galang yang tentunya tidak didengar karena suaranya yang terlalu kecil.

"Ketemu! Tuh mereka" Vita menarik tangan Galang, membawanya menghampiri ke empat temannya. Melihat tangannya yang di pegang oleh Vita, membuat senyum di bibir Galang terbentuk. Dia rasa, dia akan bermimpi indah malam ini.

.
.
.
TBC
Udah mulai jatuh cinta nih!!
Jangan lupa tekan vote,komen dan share ya, supaya author makin semangat lanjutin ceritanya:)
See you next chapter!

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang