8. Gosip

19 4 2
                                    

"Guys, Jalan-jalan yuk. Sekali-kali gitu, kita kan gak pernah jalan bareng" Ujar Aditya.

Saat ini mereka tengah berjalan bersama keluar gedung sekolah. Tadinya mereka ingin pulang ke rumah masing-masing, tapi karena Aditya menawarkan untuk berjalan-jalan bersama, mereka jadi memilih untuk pergi. Lagipula, orang tua mereka tidak akan keberatan jika mereka pergi bersama-sama.

Wajar saja kan anak muda jaman sekarang pergi jalan-jalan bersama teman-teman nya?

"Guys guys!" Vita memberhentikan langkah mereka. Pandangan nya mengarah ke arah handphone yang dia pegang.
"Coba buka obrolan kelas, cepetan ini penting!"

Mereka berlima segera mengambil handphone nya, membuka obrolan kelas di sana.
Seseorang yang namanya tidak tertera mengirim banyak pesan yang seolah-olah ingin menjelek jelekkan nama Rhaylene, dan balasan dari orang-orang di kelas juga rata-rata tidak baik.

"Len..." Gumam Devan yang menatap Rhaylene.

Rhaylene terdiam, dia masih terus menscroll layar handphone nya, melihat semua balasan dari murid-murid di kelas. Yah walau dia merasa sedikit sakit hati melihatnya, dia masih tetap membacanya.

Galang:
Diem dah lu pd.
Rajin amat urusin khidupn
Orng.

Rhaylene menoleh ke arah Galang begitu melihat pesan dari Galang yang muncul di obrolan kelas. Galang tersenyum.
"Udah yuk, katanya mau jalan-jalan" Ucapnya.
Mereka semua mengangguk dan kembali berjalan bersama.
Kecuali Rhaylene dan Devan, mereka masih terdiam.

"Gak mau ikut?" Tanya Devan.

"Lain kali aja" Jawab Rhaylene, "Lo kalo mau ikut, ikut aja sana sama mereka. Gue mau sendiri" Rhaylene berjalan ke arah yang berbeda dari teman-teman nya, dan tentunya Devan mengikutinya dari belakang. Tidak mungkin dia membiarkan Rhaylene sendirian, apalagi dia tengah seperti ini.

Langkah kaki Rhaylene membawanya menuju ke arah halte. Dia duduk di sana sambil menunduk menatap layar handphone, sementara Devan, dia berdiri di jarak yang cukup jauh dari halte. Sudah beberapa bus berhenti, tapi tidak ada satupun yang dinaiki oleh Rhaylene. Hingga tak lama kemudian, Devan melihat ada pria yang hendak duduk di samping Rhaylene, dengan cepat dirinya berlari dan segera duduk di tempat dimana pria itu ingin duduk di sana. Dia Vincent, sedari tadi juga Devan perhatikan Vincent menatap Rhaylene dari kejauhan.

"Lo ngapain disini?" Tanya Rhaylene.

"Gue nunggu bus" Jawab Devan. Pandangannya mengarah ke depan.
Vincent menatapnya dengan tatapan malas, lalu dia menatap Rhaylene yang sepertinya tidak sadar akan keberadaannya.

"Aylen" Panggil nya.

Rhaylene menoleh, dia menatap malas ke arah Vincent dan segera membuang pandangannya lagi.

Bus pun datang, kali ini bukan bus yang menuju ke halte dekat rumah Rhaylene. Bus ini menuju ke arah Zoo. Melihat itu, Devan berdiri, dia menarik tangan Rhaylene, membawanya masuk kedalam bus itu. Yah walau awalnya Rhaylene bingung, dia tetap mengikuti Devan. Vincent juga mengikutinya.

Devan menyuruh Rhaylene duduk di dekat jendela, dan dirinya duduk di samping Rhaylene, sementara Vincent duduk di belakang mereka.
Devan menoleh kebelakang, tempat dimana Vincent duduk.
"Lo ngapain ikutin kita?" Tanyanya.

"Gue mau jalan-jalan" Jawab Vincent.

Devan menatapnya dengan malas dan segera kembali menatap Rhaylene yang tengah terduduk dengan santai.

"Kita mau kemana sih?" Tanya Rhaylene.

"Ikut aja udah" Jawab Devan.

.
.
.
TBC.
Jangan lupa tekan vote,komen dan share ya
Supaya author makin semangat lanjutin ceritanya..
See you next chapter.

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang