Devan melemparkan tas nya ke sofa kamarnya. Dia langsung berbaring di atas kasurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya kembali tertuju ke arah Rhaylene. Dia mengingat kejadian dimana Galang mengusap punggung Rhaylene tadi. Dia juga mengingat dimana saat Galang memberikan susu kotak kepada Rhaylene di sekolah, dan ekspresi Aditya yang seakan-akan menunjukkan bahwa dirinya curiga Galang menyukai Rhaylene.
Sebenarnya saat itu Devan melihatnya, hanya saja dia berpura-pura tidak perduli dan lebih memilih menatap layar ponselnya, dia menatap wallpaper ponselnya yang memperlihatkan wajahnya dan Rhaylene yang tersenyum pada saat mereka pergi bersama ke kebun binatang.Tok tok
Devan menoleh ke arah pintu, disana ada kakaknya yang membawa sekaleng minuman. Devan pun segara duduk, dia menunduk tanpa melihat ke arah kakaknya.
"Ngapa lo?" Tanya kakaknya yang dibalas gelengan.
"Eh Dev, gue udah liat gebetan lo, dia cakep juga ternyata" Ujarnya.
Mendengar itu, dengan raut wajah penasarannya Devan melihat kakaknya itu."Lo gak ngomong apa-apa ke dia kan?"Tanya Devan.
"Gue cuma bilang adek gue suka ama lo. Terus pas dia nanya siapa, gue gak sempet jawab" Jawabnya.
Devan menghela nafasnya, dia pikir tadinya rahasia dia akan terbongkar begitu saja.
Yah, Devan menyukai Rhaylene. Dia bahkan mengenal Rhaylene jauh lebih lama dibanding teman lainnya. Dia dan Rhaylene sebenarnya sudah lama mengenal, namun dia tidak berani mengatakan semua itu kepada Rhaylene. Siapa tau saja Rhaylene lupa tentang siapa dirinya kan?
.
.
.Flashback:
Seorang anak laki-laki tengah bermain di taman. Saat dia berlari tiba-tiba saja dirinya terjatuh. Luka terlihat di lututnya. Dia tidak menangis, dia masih terduduk sambil meniup luka di lututnya. Tak lama kemudian seorang gadis kecil berambut pendek datang menghampirinya. Dia berjongkok di depan anak itu.
"Sakit ya? Tunggu bentar ya..." Gadis kecil itu menuangkan air minumnya ke bajunya, dia mengelap lutut lekaki itu dengan perlahan. Dia yang kebetulan juga memegang plester segera membuka plester nya itu, menempelkan Plester itu ke lutut bocah lelaki yang berada di hadapannya.
"Makasih ya" Ujar bocah lelaki itu.
"Sama-sama" Gadis kecil itu tersenyum sambil mengangguk. "Aku Rhaylene, kamu siapa?" Tanyanya.
Baru saja bocah lelaki itu hendak menjawab, tiba-tiba saja ibu Rhaylene datang untuk menjemput anaknya. Bocah lelaki itu tidak sempat menjawab pertanyaan Rhaylene, dia pun segera berdiri mengikuti arah gadis itu pergi bersama ibunya.
Begitu mengetahui rumah Rhaylene, bocah kecil itu terus menghampiri rumah Rhaylene hampir setiap hari. Dia menyukai Rhaylene sejak pertama bertemu dengannya. Bahkan bertahun-tahun dia lalui dia masih terus datang melihat rumah Rhaylene dari kejauhan. Setiap pagi dia datang, dan melihat gadis itu berjalan menuju halte untuk pergi ke sekolah.
Bocah lelaki yang kini telah menjadi remaja itu adalah Devan. Hampir setiap hari Devan memperhatikan gadis itu dari kejauhan. Bisa dibilang juga, Rhaylene adalah cinta pertamanya. Rasa sukanya terhadap gadis itu tidak akan menghilang dari hatinya.
.
.
.
TBC
Jangan lupa tekan vote, komen dan share yaSee you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS [✔︎]
Novela JuvenilFOLLOW DULU BARU BACA!!!!! 𝙍𝙝𝙖𝙮𝙡𝙚𝙣𝙚: Bahagia rasanya ketika kita punya banyak sahabat yang tentunya bisa terus nemenin kita. Kayak Stevani, Vita, Galang, Aditya dan Devan. Kita semua berpasangan, yah.. Stevani sama Aditya, Vita sama Galang...