32. Kesalah pahaman pt.2

7 3 0
                                    

"Devan ngejauh, Stevani juga. Adit yang tau semuanya malah gak sekolah, gue bingung Vit" Ucap Rhaylene sambil mengaduk-aduk minumannya.

Vita dan Galang saling menatap, mereka ingin membantu Rhaylene tapi mereka tidak mengerti bagaimana caranya.
"Nanti gue bantuin ya. Gue tau ini semua salah paham" Ujar Vita.

Brak!

"Hai perebut pacar orang. Gimana kabar lo?"

Rhaylene mendongak, dia menatap malas ke arah Clara.
Rhaylene tidak menjawab apa yang dikatakan Clara. Dia hanya diam meminum minumannya.

"Eh lo sekarang tenar ya. Tenarnya sebagai PHO" Ucap Clara.

Rhaylene berdiri, dia menatap Clara dengan tatapan tajam.
"Gimana liburan lo?" Tanyanya, "enak banget, liburannya lebih lama" Tambahnya.

"Cih.. Lo mau coba ganti topik?"

"Jangan buat gue kesel deh. Jangan bikin gue mikir kalo yang nyebarin gosip itu lo" Rhaylene berjalan pergi dari sana, disusul oleh Vita yang mengejarnya dari belakang.

"Gue gak bakal tinggal diem. Kalo gue tau siapa orang yang nyebarin gosipnya, gue bakal kasih pelajaran ke orang itu, liat aja" Ujar Galang, setelahnya pergi meninggalkan kantin.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Vit, pulang bar-"

"Vita, pulang bareng yuk" Stevani memotong pembicaraan Rhaylene.

Vita yang bingung lantas menoleh ke arah Rhaylene. Rhaylene tersenyum, dia menganggukkan kepalanya kemudian berdiri.
"Gue duluan deh, bye" Ucapnya, setelah itu melangkahkan kakinya ke luar kelas.

Dia berjalan sendirian menuju ke luar gedung sekolah.
Saat tengah berjalan, Devan melewatinya begitu saja tanpa menyapa. Rhaylene tau pasti karena apa, Devan seperti itu pasti karena gosip yang beredar.

Sesampainya di depan pagar. Rhaylene berdiri sebentar menunggu ayahnya, namun setelah membaca pesan dari ayahnya, dia kembali berjalan kaki karena ayahnya tidak sempat menjemputnya. Dia berjalan menuju halte bus, menaiki bus hingga ke halte berikutnya.
Dia berhenti bukan di halte sekitar rumahnya, tetapi di sekitar rumah Devan.

Rhaylene turun dari bus itu, dia melepaskan tasnya, mengambil boneka monyetnya dari sana. Rhaylene pun terduduk di bangku halte. Dia juga mengeluarkan kertas dari tasnya dan menuliskan sesuatu di sana. Setelahnya, Dia kembali berdiri lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.

.
.
.

Devan baru saja sampai di rumahnya, saat hendak membuka pagar, dia melihat boneka monyet yang tergantung di pagarnya. Devan sempat menoleh ke kanan dan kirinya, tapi tidak ada orang disana.
Tangannya mengambil boneka itu, dia juga melihat secarik kertas di belakang boneka itu.
"Dari siapa ini" Gumamnya.
Devan pun membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.

Dev, lo udah liat boneka ini di kelas gue tadi pagi kan?
Boneka ini bukan boneka yang di kasih Adit buat gue, boneka ini punya lo.

Devan terdiam, dia kembali menoleh ke sekitarnya, mencari keberadaan Rhaylene. Dia baru tau siapa pemberi boneka ini ketika membaca surat tadi.
Disaat itu pula dia tersadar bahwa dirinya hanya salah paham, dan termakan omongan para murid di sekolah.

Mengingat itu membuat dirinya merasa sangat menyesal. Devan pun memutuskan untuk menelfon Rhaylene, namun Rhaylene tidak mengangkatnya. Berkali-kali sudah ia mencoba menghubunginya, namun gadis itu tetap tidak membalas panggilannya.
Disaat itu juga Devan langsung berlari masuk ke dalam rumahnya, dia meletakkan barang-barangnya di atas sofa, kemudian mengambil kunci motornya dan kembali berjalan keluar.

.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you next chapter.

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang