Ini sudah saatnya pulang sekolah. Vita, Stevani dan Rhaylene sudah membuat janji dengan ketiga pria lainnya untuk makan bersama di caffe dekat sekolah.
Mereka menghabiskan waktu mereka di sana."Gue ke toilet bentar ya. Dev, temenin gue yuk" Ujar Galang. Devan hanya menurut, dia menemani Galang pergi.
"Ke toilet aja berdua. Dasar penakut" Gumam Aditya. "Eh iya, bentar lagi kan libur, kita sewa vila mau gak?" Tanyanya.
"Vila? Gak kemahalan?" Tanya balik Rhaylene.
"Ya cari yang murah aja. Nanti satu orang yang kumpulin duitnya, biar gue yang cari vila" Jawab Aditya.
"Nanti lah dipikirin, ujian aja belom" Ujar Vita.
Saat mereka tengah berbincang, Tiba-tiba saja datang seorang pria. Mungkin tadinya pria itu ingin terus berjalan namun saat pria itu menoleh ke arah meja Aditya dan yang lainnya, dia menghentikan langkahnya.
"Kamu Rhaylene?" Tanya pria itu yang dibalas anggukan Rhaylene.
"Oh akhirnya saya bisa liat kamu juga, kamu cantik wajar aja adek saya naksir kamu" Lanjutnya."Hah?" Kompak mereka.
"Adek abang siapa emangnya?" Tanya Aditya.
"Masa kalian gak kenal, bukannya satu sekolah ama kalian?" Tanya pria itu, dia kemudian melihat ke arah jam nya, "Aduh telat.. Saya pergi dulu kalau gitu, dah semua"
Mereka semua mengangguk, setelahnya pria itu keluar dari caffe. Pandangan Stevani, Vita dan juga Aditya langsung mengarah ke arah Rhaylene. Rhaylene menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
"Kenapa harus gue?" Gumamnya."Kira-kira siapa ya?" Tanya Vita.
"Kalau di sekolah pasti banyak yang punya kakak laki-laki, tapi kalau di antara kita, cuma Galang doang. Itupun gue gak pernah liat kakaknya" Jawab Aditya.
"Apa jangan-jangan, galang?" Ucap Stevani.
Mata Vita langsung menoleh ke arah Rhaylene, "Galang juga pernah cerita ke gue kalau dia suka ama orang. Jangan-jangan itu lo?"
Rhaylene membulatkan matanya terkejut. Galang juga pernah mengatakan hal itu kepadanya. Dia menghela nafasnya, pasti dia akan merasa canggung saat melihat Galang.
Selang beberapa menit, Galang kembali ke kursinya bersama Devan."Buat lo" Galang memberikan susu kotak kepada Rhaylene. Sontak hal itu membuat pandangan mereka tertuju ke arah galang, terkecuali Devan, Devan tengah fokus melihat layar handphone nya.
Rhaylene sendiri juga merasa canggung, mau tidak mau dia menerima susu kotak itu."Wah parah..." Aditya mengusap wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Galang.
"Gak, gak kenapa-napa" Jawab Aditya.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Rhaylene terus berjalan mondar-mandir di dekat kasurnya. Dia masih memikirkan perkataan pria yang di caffe tadi. Jika memang itu Galang, pasti akan sangat canggung jika dirinya bertemu Galang.
Ting
Satu notifikasi muncul di handphone nya. Rhaylene berjalan menuju kasurnya, dia duduk di sana kemudian mengecek handphone yang tadinya tergeletak di atas kasur.
☆TEEN☆
Stevani:
Aylen, liat!Stevani sends pictures.
Devan:
Besok jangan sekolah Len!Vita:
Kata anak kelas sebelah
Clara mau labrak lo.
Gak usah dateng Len..Rhaylene terdiam. Dia menonaktifkan handphone nya, meletakkan nya di atas nakas, kemudian dirinya segera berbaring dan menutup matanya.
.
.
.
TBC
Jangan lupa tekan vote, komen, dan share ya...
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS [✔︎]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA!!!!! 𝙍𝙝𝙖𝙮𝙡𝙚𝙣𝙚: Bahagia rasanya ketika kita punya banyak sahabat yang tentunya bisa terus nemenin kita. Kayak Stevani, Vita, Galang, Aditya dan Devan. Kita semua berpasangan, yah.. Stevani sama Aditya, Vita sama Galang...