15. Ujian akhir semester satu

22 5 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ujian semester satu. Kedua gadis yang saat ini tengah menatap hasil ujian nya, merasa sangat puas melihat nilai tinggi yang mereka peroleh, sementara satu gadis lainnya memasang wajah memelas ketika melihat hasil ujiannya.

"Kenapa harus gue yang dapet nilai rendah!!" Ujar Stevani.

"Makanya belajar" Kompak Vita dan Rhaylene.

Tak
Galih menaruh selembar kertas di atas meja Rhaylene. Rhaylene menoleh ke arahnya, "nih apa?"Tanyanya.

"Daftar kegiatan buat festival sekolah" Jawab Galih, setelahnya berjalan meninggalkan mereka bertiga. Tak lama kemudian ketiga temannya, datang memasuki kelas mereka.

Devan merebut kertas di tangan Rhaylene, Aditya duduk di atas meja samping Stevani sementara Galang lebih memilih untuk berdiri di samping kursi Vita.
"Wah ada festival, ada perlombaan juga" Ujar Devan. "Lo ikut gak len?" Tanyanya.

"Gak tau" Jawab Rhaylene.

Devan hanya mengangguk paham.
Aditya yang melihat Stevani murung, juga merebut kertas ujian yang dipegang Stevani.
"Yah kasian nilainya jelek. Game mulu si!" Ucapnya, setelahnya dia menoyor kepala Stevani menggunakan jari telunjuk nya.
Stevani menatapnya dengan tatapan sinis, lalu kembali berubah menjadi murung.

"Aduh harus ngomong apa gue ke nyokap. Pasti marah banget" Ucapnya.

"Ntar gue bilang, tan stevi dapet nilai jelek. Jangan di kasih hp lagi tan" Balas Aditya.

"Diem lo bloon!"kesal Stevani.

"Vit, nilai lo gimana? Masih tinggi kayak biasanya kan?" Tanya Galang.

"Hm, liat aja sendiri" Vita memberikan kertas hasil ujiannya kepada Galang. Galang tersenyum melihat hasil yang didapatkan oleh Vita, dia pun mengembalikan kertas itu dan mengusap-usap kepala Vita.
"Congrats" Ucapnya.

"Jangan dielus, gue gak suka. Rambut gue jadi berantakan kan" Vita menyingkirkan tangan Galang, lalu memperbaiki ikatan rambut nya.

"Dikuncir mulu tuh rambut, ngembang baru tau rasa" Ujar Aditya.

"Heuh kang julid" Balas Rhaylene, "suka-suka dia lah mau di apain juga, iri lo?"

"Kang nyinyir" Ucap Aditya.

"Stt... Dah ah, gue laper, kantin yok" Ucap Stevani, mereka semua mengangguk dan segera berjalan keluar kelas.

Para gadis berjalan di depan, di belakang mereka para pria. Mereka sudah terlihat seperti gengster yang sering terlihat di sekolah. Bahkan saking seringnya mereka lewat, banyak kakak atau adik kelas mereka yang mengenal mereka. Mereka sekarang lebih di kenal dibandingkan Clara dkk.
Lalu bagaimana kabar gadis itu?
Akhir-akhir ini Clara jarang terlihat, gosip yang beredar mengatakan bahwa dia pindah sekolah. Tapi ada juga yang bilang dia di scorsing karena melakukan banyak pembullyan di sekolah.

Tak apa lah, sekolah terasa seperti surga bagi para murid jika dirinya tidak ada.

Begitu mereka sampai di kantin, tanpa mereka memesan pun makanan sudah langsung tersedia begitu mereka duduk di tempat yang biasanya mereka tempati. Ah sebenarnya bukan untuk mereka semua, hanya Galang, Aditya dan Devan. Semua cemilan atau makanan yang berada di atas meja itu sudah tertulis kan nama mereka. Tapi biasanya mereka tidak memakan itu sendiri, mereka selalu membaginya ke yang lain juga.

"Wah ada yang aneh" Ujar Devan, "Untuk adik kelasku, Stevani" Tambahnya seraya membaca tulisan di cemilan yang berada di tangannya. Wajahnya berubah menjadi aneh setelah membaca tulisan itu, "Geli gue bacanya" Ucapnya.

"Hah? Gue?" Tanya stevani, Devan mengangguk, dia memberikan cemilan itu kepada Stevani. Stevani tersenyum, dengan cepat Aditya merebut cemilan itu dari tangannya.
"Makan dulu, ini buat makanan penutup, apa namanya tuh? Desert?" Tanyanya.

Mereka semua tertawa mendengar itu, Aditya meminggirkan semua cemilan di atas meja. Dia memanggil ibu kantin untuk memesan makanannya.

"Gak sopan!" Stevani menoyor kepala Aditya.

"Tau nih Aditya, gak pernah ada sopannya ama ibu" Ucap Ibu kantin.

"Hehe maap bu, kita mau mesen" Balas aditya sambil menyengir. Setelah selesai memesan, ibu kantin masih berdiri di sana.

"Nak ganteng, tolong ya.. Bilangin ke pens nya. Tolong jangan naro-naro cemilan di meja ini. Bukan apanya, ibu suka ngerasa gak enak hati kalo ada yang nyolongin. Kan kasian kalian nya, jadi gak bisa nikmatin semua cemilannya, padahal yang mereka kasih banyak loh" Ujar ibu kantin.

"Jadi selama ini cemilan nya ada banyak? Wah gue sumpahin pada sakit perut yang makan cemilan gue tanpa seizin gue" Ucap Aditya.

Mata ketiga gadis di depannya langsung membulat. Pasalnya, mereka bertiga juga diam-diam pernah mengambil cemilan milik ketiga pria di hadapan mereka.

"Aduh semoga aja gak bener" Bisik Stevani.

.
.
.
TBC
Jangan lupa tekan vote, komen dan share ya
See you next chapter..

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang