30. Retak

6 3 0
                                    

"Rhaylene!" Teriak Aditya.
Rhaylene yang tadinya tengah meletakkan buku di lokernya, seketika menoleh ke arah Aditya.
"Kenapa?" Tanyanya.

"Stevani gak mau maafin gue, bantuin gue dong. Please..." Kata Aditya, tangannya memegang tangan Rhaylene.
"Ya ya ya!!" Rengeknya.

"Lepasin, nanti ada yang liat, malah jadi salah paham" Ucap Rhaylene.

"Makanya bantuin" Ujar Aditya.

"Iya iya!"

"Serius?" Tanya Aditya.

"Iya serius, nanti gue bilangin stevani nya" Jawab Rhaylene.

"Wah makasih ya... Gue sayang deh ama lo" Ucap Aditya yang langsung mendapat jitakan dari Rhaylene.

Setelah itu Rhaylene pergi dari sana. Tanpa mereka berdua sadari tadi, seseorang mengambil foto tanpa seijin mereka. Orang itu membuka aplikasi di handphone nya. Dia mengunggah foto yang barusan ia ambil.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Rhaylene memasuki kelasnya, seluruh pandangan kini tertuju ke arahnya. Tak ambil pusing, Rhaylene terus berjalan dan berhenti tepat di bangkunya. Dia duduk disana, mengambil bukunya kemudian melanjutkan gambar yang belum dia selesaikan.

Tak
Ujung pensilnya patah, Rhaylene membuka tempat pensilnya, namun tidak ada serutan atau pensil lain disana.
"Stev, lo punya pensil?" Tanyanya.

Stevani tidak menjawab, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun ke arah Rhaylene. Rhaylene hanya terdiam, Stevani memang sudah seperti itu sejak pagi tadi.

"Len, lo abis darimana tadi?" Tanya Vita.

"Abis dari loker" Jawab Rhaylene, dia memasukkan kembali buku gambarnya ke dalam tas.

"Sama siapa?" Tanyanya lagi.

"Sendirian lah, kan lo sendiri liat gue pergi sendirian ke sana" Jawab Rhaylene.

Tiba-tiba saja Stevani berdiri dari kursinya, mengangkat tasnya juga.
"Vit, tuker tempat" Ucapnya.
Vita hanya mengangguk, Stevani pindah ke tempat duduknya, dan Vita pindah ke tempat stevani duduk.

"Stevani kenapa vit?" Tanya Rhaylene.
Vita hanya membalas itu dengan gelengan.
Rhaylene hanya bisa diam, hingga pada akhirnya guru mereka memasuki kelas.

30 menit sudah mereka lewati untuk pembelajaran terakhir. Para murid di kelas segera membereskan barang-barangnya dan segera berjalan keluar kelas.
Stevani berjalan duluan, sementara Vita dan Rhaylene berjalan bersama.

Di sepanjang perjalanannya, para murid menatap Rhaylene, Rhaylene sendiri tidak tau mengapa mereka menatapnya seperti itu.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Rhaylene bertemu dengan Devan, Galang, dan Aditya. Aditya melambaikan tangan ke arahnya, Devan menatap mereka berdua dengan tatapan dinginnya.

"Len, ayo pulang bareng" Ucap Aditya. "Lo inget kan janji lo ke gue?" Tanyanya yang dibalas anggukan oleh Rhaylene.

"Tadi gak sempet ngomong, kita cari sesuatu aja gimana?" Tanya balik Rhaylene.

"Yaudah ayo"

"Lo mau ik-"

"Gue balik duluan" Devan memotong pembicaraan Rhaylene, dan segera pergi meninggalkan mereka.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Cari boneka aja, stevi suka banget sama boneka" Ujar Rhaylene yang saat ini tengah berjalan bersama Aditya di Mall, mereka mencari sesuatu untuk Stevani.

"Kalo gitu, berarti adanya disana" Aditya berbelok ke arah lain, dia berjalan bersama Rhaylene di sampingnya. Sesampainya di tempat boneka-boneka, Aditya hanya diam memperhatikan boneka itu satu persatu, hingga kemudian tangannya meraih satu boneka yang berada di atas rak.

"Ini aja kali ya" Dia menunjukkan boneka itu kepada Rhaylene.

Rhaylene tertawa melihat itu, pasalnya boneka yang di ambil Aditya adalah boneka yang berbentuk monyet, ukurannya juga kecil.

Rhaylene pun melangkahkan kakinya ke tempat lain, dia mengambil boneka beruang berwarna putih lalu memberikannya kepada Aditya.
"Nih, Stevi suka kayak ginian" Ucapnya.

"Oh yodah lah, gue bayar dulu"

Rhaylene mengangguk, langkah kakinya membawanya menuju tempat dimana boneka monyet yang tadi di ambil Aditya. Dia mengambil boneka itu kemudian berjalan ke arah kasir untuk membayarnya.

Ckrek

.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak(≡^∇^≡)

See you next chapter

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang