33. Permintaan maaf

8 3 0
                                    

"Lo kenapa gak sekolah sih dit!" Kesal Rhaylene.
Aditya kini berada di hadapannya, mereka berdua tengah berada di sekitar rumah pohon.

"Yah maap, gue ada urusan tiba-tiba" Ucap Aditya.

Rhaylene menatap Aditya dengan malas, langkahnya ia bawa ke arah kursi lalu dia duduk disana.
Aditya mengikutinya, dia berdiri di depan Rhaylene.

"Lo udah liat fotonya kan? Mereka nyebarin gosip tentang gue yang ngerebut lo dari stevi. Sekarang udah pada gak percaya lagi sama gue, termasuk Devan" Ucap Rhaylene.

Aditya menghela nafasnya, dia duduk di samping Rhaylene.
"Maaf ya, ini semua gara-gara gue. Andai kemarin gue gak minta tolong ke lo. Semua gak bakal jadi kayak gini" Balas Aditya. "Gue janji bakal bikin mereka percaya lagi sama lo"

"Hm" Rhaylene mengangguk, "makasih"

Dari jarak yang cukup jauh, Devan melihat mereka berdua. Dia yang tadinya percaya dan berfikir bahwa dirinya telah salah paham terhadap hubungan Aditya dan Rhaylene, kini kembali merasa ragu setelah melihat Rhaylene yang duduk bersama Aditya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Stev" Aditya memanggil Stevani yang sedang berjalan di depannya. Stevani tidak berbalik ataupun menyahut, dia tetap terus berjalan menuju kelas.
"Stevani!" Panggilnya lagi.

Karena Stevani masih tidak berbalik, Aditya menarik tangan gadis itu. Membuat gadis itu berhenti dan berbalik ke arahnya.
"Lepasin!" Kesalnya.

Aditya tidak menghiraukan dia, dia membawa Stevani pergi menuju ruang latihan basket on door yang saat itu sepi. Hanya ada Rhaylene,Vita dan Galang disana.

"Lo ngapain bawa gue kesini?! Mau pamer dapet pacar baru, hah?" Kesal Stevani.

"Stev, kamu salah paham" Balas Aditya, "Len, bonekanya mana?" Tanya Aditya.

Rhaylene melangkahkan kakinya menuju tas Aditya yang tergeletak di ujung lapangan. Tangannya meraih boneka beruang dari dalam tas Aditya. Dia pun berlari ke arah Aditya.

"Liat, dia pergi bareng aku karena dia mau bantu aku cari boneka ini buat kamu" Aditya mengambil bonekanya dari tangan Rhaylene, dia memberikan boneka itu kepada Stevani.
"Sekarang terserah mau percaya atau nggak, yang jelasnya aku sama aylen gak punya hubungan lebih dari sahabat, kalo gak percaya, tanya mereka berdua"

Stevani mengarahkan pandangannya ke arah Galang dan Vita. Mereka berdua mengangguk, Vita pun melangkahkan kakinya mendekati Stevani.
"Stev, lo udah kenal aylen bertahun-tahun, lo tau gimana dia, dia juga setia nemenin lo. Gak mungkin setega itu dia ngerebut Adit dari lo" Ucap Vita.

Stevani menundukkan kepalanya menatap boneka beruang itu.
"Terus, boneka monyet yang kemarin itu apa? Itu dari Adit kan?" Tanya Stevani.

Aditya menatap Stevani bingung, kemudian tatapannya menuju ke arah Rhaylene.
"Lo ambil bonekanya?" Tanya Aditya.

Baru saja Rhaylene ingin menjawab, Tiba-tiba saja Stevani tertawa kecil, "Tuh, kalian gini aja udah bikin gue ragu buat percaya" Ucapnya.

"Boneka itu punya gue" Ucap Devan yang baru saja datang, tangannya memegang boneka pemberian Rhaylene.
"Len, maaf ya.. Gue udah nyuekin lo tanpa sebab kemarin" Lanjutnya setelah sampai di hadapan Rhaylene. Rhaylene hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Gue disini cuma mau ngelurusin. Jadi, boneka ini Rhaylene beli buat gue, dia mau ngasih ini ke gue kemarin, cuma karena gue cuekin dia, jadi gak jadi deh dia ngasih ini ke gue" Ujar Devan, "Untung pas pulang gue liat boneka ini ke gantung di pager, kalo nggak mungkin gue bakal salah paham karena kejadian kemarin" Tambahnya.

"Tuh, lo udah denger semuanya kan stev? Udahlah... Baikan sama mereka ya" Ucap Vita.

Stevani mengangguk pelan, matanya menatap bergantian ke arah Rhaylene dan Aditya.

"Maaf gue udah salah paham" Ucapnya, "Dit, maaf ya" Lanjutnya.

Aditya dan Rhaylene mengangguk. Rhaylene berjalan menghampiri Stevani, "Sebelum lo minta maaf, udah gue maafin kok stev" Kata Rhaylene.
Stevani membalasnya dengan tersenyum.

.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak..
See you next chapter

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang