34. Terungkap

11 2 0
                                    

"Parah banget gak sih? Si alhena ampe segitunya ngikutin Adit ama Rhaylene, kurang kerjaan banget"

"Orang mah biarin aja.. Terserah Adit mau pacaran ama siapa, ngapain juga dia repot-repot urusin kehidupan mereka"

Rhaylene terdiam mendengar itu semua, matanya menatap ke arah Devan lalu ke arah Aditya.
"Pengen gitu gue makan dengan tenang di sekolah sehari...Aja" Ucap Rhaylene.

Devan tertawa pelan, dia mengusap pundak Rhaylene.
Rhaylene menghela nafasnya, dia mengambil handphone nya dan segera membuka obrolan grup sekolah di sana.

Guys, gw gk nyangka
Alhena serajin itu ngrus
Kehidupan orng.

Mau carmuk tuh dia

Tau tuh sebarin gosip gk jelas

Gk leader, gk antek sm aj

Lagi-lagi dia menghela nafasnya. Ternyata yang menyebarkan gosip tentang dia dan Aditya adalah Alhena. Baru saja dia ingin membalas pesan mereka, Tiba-tiba saja Alhena menabraknya, membuat handphonenya terjatuh.

"Sorry, sengaja"

Rhaylene menatap gadis itu dengan tatapan sinis nya, dia melihat handphone yang di genggam oleh Alhena. Dengan cepat dia merebutnya.

Tak!

"Ups maaf, gue sengaja" Kata Rhaylene setelah menjatuhkan handphone Alhena secara sengaja.
Gadis itu menunduk, mengambil handphone miliknya yang retak, kemudian kembali menatap Alhena.
"Maaf ya, gara-gara gue... Lo gak bisa nyebarin gosip palsu lagi" Ujar Rhaylene dengan suara yang sengaja ia keraskan. Orang-orang di kantin menatap mereka, Rhaylene tersenyum miring kemudian segera pergi dari sana.

Devan melangkah mendekati Alhena, dia hanya menyisahkan beberapa centi jarak mereka, pria itu mendekati wajah Alhena, membuat gadis itu perlahan mundur, "You lost again, buddy" Bisiknya. Devan segera menjauhi Alhena, dia tersenyum miring kemudian segera pergi menyusul Rhaylene.

"Huuu" Sorakan terdengar di seluruh penjuru kantin, mereka semua menyoraki Alhena yang sudah ketahuan menyebarkan gosip tidak benar.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Keren, lo berhasil buat Alhena malu" Ucap Stevani, "Tapi Len, gue masih ngerasa gak enak udah salah paham sama lo" Lanjutnya.

"Len Len!!" Viona berlari mendekati Rhaylene.
"Gue minta maaf ya, gue nyesel kemakan omongan orang" Lanjutnya.

"Santai aja sih, gak usah minta maaf. Gue udah maafin kalian sebelum kalian minta maaf" Balas Rhaylene dengan santai.

Viona dan Stevani tersenyum senang. Setelah cukup lama berbincang, bel masuk pun berbunyi. Mereka melakukan kegiatan belajar mengajar selama 30 menit untuk mata pelajaran terakhir.

Begitu selesai, semua murid di kelas merapihkan barangnya dan segera keluar kelas setelah memberi salam kepada guru.
Tidak seperti kemarin, kali ini Rhaylene berjalan bertiga bersama Stevani dan Vita.

"Hp gue rusak, ah gimana nih!!" Kesal Rhaylene, jarinya mengetuk-ngetuk layar handphone nya yang retak.

"Beli baru aja Len" Ucap Vita.

"Sisa uang jajan gue bulan ini udah mau habis, gak cukup buat beli hp baru" Balas Rhaylene dengan wajah melasnya.
"Eh!! Lo mau bawa gue kemana!!" Protes Rhaylene ketika Vincent tiba-tiba menariknya untuk pergi bersamanya.

Stevani dan Vita yang melihat itu seketika panik. Mereka berdua mengejar Vincent yang membawa Rhaylene.

"Ett! Mau kemana?" Tanya Galang yang memberhentikan mereka.

"I-itu, aylen di bawa kabur" Jawab Vita dengan nafas yang tersengal-sengal.

Devan membulatkan matanya terkejut, dia langsung berbalik lalu berlari mencari Rhaylene, disusul oleh keempat temannya di belakang.

Sementara di sisi lain, Rhaylene masih berusaha melepas tangannya yang digenggam Vincent.
"Lepasin gak! Gue teriak nih!" Bentaknya.

"Gak bakal bisa, coba aja kalo lo bisa" Ucap Vincent.

"Tol-"

Vincent menarik tangan Rhaylene, membawanya ke sebuah gang sempit di dekat sekolah. Vincent menutup mulut Rhaylene menggunakan sebelah tangannya, sebelahnya lagi memegang kedua tangan Rhaylene.

.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak..
See you next chapter.

TEENAGERS [✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang