"ENGGAAAA, KAK DONGHEONNNN, KAK HOYOUNGGGG, KAKKK YEONHOOOOO!!!" Kangmin menangis dan memberontak dipelukan Jaeyun saat tiga peti mati berisi jasad kakaknya dimasukkan ke liang lahat.
"Jae, bawa Kangmin pergi dari sini!" titah Minsu. Dia tak tega melihat Kangmin yang meraung-raung seperti orang kesetanan itu.
Jeyu menundukkan kepalanya, Junkyu yang ada disebelahnya merangkul bahunya dan menenangkannya.
"Gapapa Je, ini udah takdir. Semua udah ada yang ngatur." ucap Junkyu menenangkan.
Jeyu menghela napasnya. "Gue takut kehilangan lagi, padahal ini baru awal Kyu." katanya.
"Mau jalan-jalan?" tawar Junkyu.
Jeyu tersenyum dan mengangguk.
***
"Udah Min, jangan nangis terus." Jaeyun membawa Kangmin kembali ke rumah dan duduk di sofa yang ada di ruang santai.
"Kak, kenapa Kangmin gak ikut mati aja?" tanyanya lirih.
Jaeyun menggeleng, "Kamu jangan bilang gitu."
Kangmin masih sesegukan, air matanya mungkin sudah habis, matanya sudah membengkak dan hidungnya memerah.
"Min, masih ada kakak, kak Gyehyeon, kak Minchan, Yongseung sama yang lain."
Kangmin bersandar di bahu Jaeyun, "Aku tidur bentar ya kak." ucapnya pelan.
Kepala Kangmin lalu jatuh ke pangkuan Jaeyun.
"Min, bangun. Yoo Kangmin?" Jaeyun terlihat panik melihat Kangmin.
"Astaga demam,"
"Jisu?" panggil Jaeyun pada Jisu yang baru saja masuk itu.
"Kenapa Jae?" tanya Jisu sambil menghampirinya.
"Bantuin, Kangmin pingsan. Badannya juga panas," jawab Jaeyun.
Jisu kaget, ia lalu membantu Jaeyun membawa Kangmin kedalam kamar.
***
"Keadaan saat ini kacau Dewi." Lapor Chihoon.
Dewi Taurus menghela napasnya. "Kalian beristirahat saja untuk sementara waktu, serahkan tugas itu pada valkyrie yang lain." Titah Dewi Taurus.
"Baik Dewi, terimakasih."
Chihoon kemudian berlalu dan kembali ke markas.
Minchan dan Gyehyeon masih kritis dan dalam penanganan medis, Kangmin jatuh sakit dan dirawat oleh Jaeyun, Jeyu juga sama --mungkin dia stres-- akhirnya ia dirawat Junkyu.
Tzuyu dan Daehwi dilarang keluar dan hanya berdiam diri di kamar ditemani Jerome dan Woonggi.
Sementara yang lain frustasi dan tak tahu harus melakukan apa dalam keadaan kacau begini.
"Huft!!" Daehwi menghela napasnya.
"Kenapa Hwi?" tanya Jerome.
"Bosen," jawab Daehwi cemberut.
"Mau makan?" tawar Woonggi.
Daehwi menggeleng. "Pengen jalan-jalan," ujarnya.
"Daehwi banyak maunya." sahut Tzuyu.
"Yaa lagian bosen tau kak," ucap Daehwi sebal.
"Mau gue bikinin makanan gak?" tawar Tzuyu.
"Ayo bikin kak, aku bantu." sahut Woonggi.
Lalu mereka memutuskan untuk membuat makanan, sekalian juga untuk yang lain.
***
"Ayooo guys makan dulu," ucap Jerome dari ruang makan.
Yang lainnya langsung menuju meja makan.
"Ehh, ini siapa yang masak?" Tanya Donggeon.
"Hehehe, gue dong." jawab Tzuyu.
"Huhuhu, udah cocok jadi istri." ucap Chan terharu.
"Heh ngomong apa?" tanya Chihoon sembari memelototkan matanya.
"Enggak,"
Mereka semua, kecuali duo j, Kangmin, Minchan dan Gyehyeon makan dengan tenang.
"Enak banget masakannya kak." puji Woonggi.
"Iyalah, kamu juga kan yang bantuin." kata Tzuyu.
Kalau Kangmin dekat dengan Jaeyun, maka Tzuyu ini dekat dengan Woonggi.
***
Suasana kembali sepi sesaat setelah makan siang selesai, mereka kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing.
Tzuyu membaringkan badannya dan menatap langit-langit kamar.
"Kira-kira kalau gue gak ketemu mereka hidup gue kaya gimana ya?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Mungkin gue sama Daehwi lagi tugas buat kasus pembunuhan,"
"Ternyata hampir tiga bulan, perasaan gue baru kemarin ke museum."
"Apa kabar ya museum?"
"Kak Tzuyu!?" Woonggi masuk kedalam kamar.
"Ehh, kenapa Gi?" tanya Tzuyu melirik Woonggi.
"Mau nemenin aku ke museum gak?" tanya Woonggi.
Tzuyu mengangguk, baru saja dia ada berniat untuk pergi kesana.
***
Tzuyu, Woonggi dan Kyungho berdiri di tangga museum dan menatap pintu besar itu lama. Museum sudah ditutup, banyak debu yang menutupi sekitarnya.
"Padahal kayanya baru kemarin museum rame," ucap Woonggi.
"Sekarang orang-orang pada takut buat keluar rumah." kata Kyungho.
Mereka lalu masuk kedalam museum, disana masih terlihat rapi namun sedikit berdebu. Gelap, mereka hanya mengandalkan cahaya matahari yang masuk dari jendela yang ada disana.
Ketiganya berpencar, Tzuyu berjalan kesalah satu lukisan yang sangat indah yang sudah berusia ratusan tahun.
Kyungho berjalan menuju tangga menuju ruang bawah tanah, disana ia menemukan sehelai bulu berwarna hitam. "Ternyata bener," gumamnya.
Woonggi naik ke lantai dua, ia melihat keluar melalui kaca jendela besar, "Dunia bentar lagi mungkin hancur." ucapnya pelan dan lirih.
Ia disana hanya melihat pemandangan kota tanpa aktivitas manusia sebagaimana biasanya.
"Gi, ayo pulang!?" ajak Tzuyu.
Woonggi mengangguk, lalu ketiganya memutuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i]𝘛𝘩𝘦 𝘊𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘳𝘰𝘸𝘯✔
Fantasy"Mahkota itu sebenarnya bisa dihancurkan" "Oh ya? Sama siapa?" Hanya manusia yang sudah ditentukan yang bisa menghancurkan mahkotanya. "Udah tau terkutuk, masih aja mau dicari" Series pertama Helizabeth Collab w/ @MedinaBlue Cr pict by: Pinterest