"Ayo latihan." Ajak Chihoon.
"Ayo kak," Sahut yang lain.
***
Junkyu termenung didepan ranjang Jeyu yang masih menutup matanya.
"Kak Junkyu." Panggil seseorang yang mirip kelinci.
Ternyata itu Doyoung, "Kak ayo latihan, bantuin gue buat latihan panah." ajaknya.
Junkyu tersenyum, "Iya Young." sahutnya.
"Kak Junkyu jangan sedih terus, nanti kak Jeyu pasti bangun kok. Mending sekarang kakak temenin gue latihan biar lo gak sedih lagi, kak." Kata Doyoung dengan senyuman polosnya.
"Ayo!" Ajak Junkyu yang moodnya lebih baik saat Doyoung datang.
***
Chan tengah melatih Daehwi, Yoshinori dan Tzuyu menggunakan pedang.
"Ayo dong Daehwi yang semangat!!" Tzuyu memberi semangat pada adik kesayangannya itu.
"Tangan gue lecet kak, udah gak sanggup." sahut Daehwi yang memang tangannya sudah lecet.
"Yaudah sana istirahat, obatin lukanya." titah Chan.
Daehwi duduk dibawah pohon dan melihat mereka yang masih berlatih dengan penuh semangat.
"Sini tangannya kakak obatin," ucap sebuah suara lembut yang tak lain dan tak bukan adalah milik Choi Chanhee.
"Ehhh Kak Chanhee gak latihan?" tanya Daehwi bingung.
"Gue kan milih pengobatan," jawab Chanhee sambil mengobati luka di tangan Daehwi.
"Makasih kak." ucap Daehwi tulus.
Chanhee tersenyum, "Sama-sama."
'Rindu Kak Sangyeon.' batin Chanhee.
***
Xion menghela napasnya, perasaannya tiba-tiba gelisah. Tak bisa dipungkiri kalau ia saat ini gelisah karena valkyrie putih. Tak ada yang tahu kalau darah valkyrie putih lebih dominan didalam tubuhnya dibanding darah valkyrie hitam.
"Semoga nanti tidak terjadi apa-apa," gumam Xion penuh harap.
"Xion." panggil seseorang sambil masuk kedalam kamarnya.
"Ehh Kak Hwanwoong kenapa kak?" tanya Xion.
"Ayo kita makan,"
"Duluan aja kak, aku nanti." tolak Xion halus.
"Kamu kenapa? Tumben amat, biasanya langsung cepet kalau soal makanan." tanya Hwanwoong merasa aneh dengan adiknya itu.
"Aku gapapa kok kak, cuman belum laper aja." jawab Xion.
Hwanwoong menelisik ke mata Xion, berusaha mencari kebohongan di matanya.
"Oke, nanti kamu nyusul yaa." Hwanwoong menyerah.
Xion menghela napasnya, "Kayanya hati gue udah mulai berubah." gumamnya.
***
"Kira-kira nanti kita bisa menang gak ya?" tanya Youngtae entah pada siapa.
"Pasti Tae, kita harus optimis." jawab Jisu.
"Gimana kalau seandainya kita kalah? Terus dunia hancur?" Daehwi bertanya, otaknya sudah overthinking lebih dulu.
"Lambemu," Junkyu menepuk bibir Daehwi pelan.
"Gak ada yang mustahil. Kalau kita mau menang yaa harus berusaha," sahut Jaeyun.
"Yuu latihan yang rajin, biar kita bisa ngalahin mereka!!" ajak Chihoon dengan semangat yang membara.
Mereka kembali melanjutkan latihannya, demi menyelamatkan dunia.
Dewi Taurus yang melihat itu tersenyum senang, "Aku yakin kalian pasti bisa." ucapnya.
***
Malam harinya, mereka tengah makan malam dan beristirahat. Dan senangnya Jeyu sudah sadar dan bisa beraktivitas walau belum benar-benar pulih.
"Kalian harus rajin latihan, karena beberapa bulan lagi purnama merah akan terjadi, dan itu waktunya kita berperang." ucap Jeyu.
Mereka mengangguk semangat.
Dewi Fortuna tersenyum melihat mereka, "Aku yakin pengorbanan mu takkan sia-sia Haruto."
Disuatu tempat yang cukup jauh dari mereka, Nako berdoa untuk Haruto dan juga untuk kedua orang tuanya, "Semoga ayah dan ibu tenang disana. Dan Haru semoga kamu baik-baik aja," ucapnya dengan penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i]𝘛𝘩𝘦 𝘊𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘳𝘰𝘸𝘯✔
Fantasy"Mahkota itu sebenarnya bisa dihancurkan" "Oh ya? Sama siapa?" Hanya manusia yang sudah ditentukan yang bisa menghancurkan mahkotanya. "Udah tau terkutuk, masih aja mau dicari" Series pertama Helizabeth Collab w/ @MedinaBlue Cr pict by: Pinterest