bag 17.

13.9K 1.2K 64
                                    

○○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○○

     Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat. Seorang pemuda tampak tengah berdiri sambil melihat ke arah sekeliling, dengan senyumannya, ia melambaikan tangan pada dua anak kecil yang tengah bermain ayunan di halaman belakang yang cukup luas.

"A-Xian! A-Yuan!" Panggilnya. Dua anak kecil yang tengah bermain itu segera menoleh.

"Paman Binbin!" Gadis berambut panjang itu langsung turun dari ayunan dan segera berlari ke arah pria yang di panggilnya paman Binbin itu.

"Kalian sudah selesai bermain?"

"Xianxian lapar!" ucap gadis itu manja.

"Baiklah, sebaiknya kita cepat masuk dan bersiap."

"Bersiap? Untuk apa, paman?" Tanya si kecil Xianxian.

"Tentu saja bertemu Ibu kalian!"

"Ibu sudah pulang?" Bocah laki-laki yang tadi bersama Xian tampak baru sampai, wajahnya tak di hiasi senyuman sedikitpun, raut datar dan dingin menjadi ciri khasnya sejak dulu.

"Kita akan menjemputnya!" Kata pria itu.

"Benarkah?" Si kecil Xianxian tampak bersemangat.

"Umm, memangnya kapan paman pernah berbohong pada kalian?" Xianxian tampak semakin bersemangat.

"Ayo kita bertemu Ibu!" Xianxian nampaknya sudah tak sabar bertemu dengan sang Ibu tercinta. Tentu saja karena sudah hampir dua bulan lamanya mereka tak bertemu, alasannya karena sang Ibu sedang menjalankan tugasnya di luar kota sebagai dokter yang di panggil secara khusus.

"Bukankah Xianxian lapar?" Pria bernama asli Yu Bin itu mengusap rambut panjang bocah berusia 7 tahun itu.

"Nanti saja paman. Xianxian ingin bertemu Ibu! Xianxian kangen Ibu!"

"Baiklah, baiklah. Tapi, Xianxian harus makan dulu. Gege-mu juga pasti lapar. Iya, kan A-Yuan?"

"Mn!" Hanya gumaman yang terdengar dari mulut Yuan kecil. Yu Bin tersenyum hangat, lalu menggandeng tangan keduanya untuk pergi dari halaman belakang mansion besar keluarga Xiao yang berada di New York.

○○○○○

      Kesibukan di hari Ini sangat menguras tenaga dan juga pikiran. Tak ada yang bisa membuat kelelahan selain bekerja terus menerus tanpa henti, seakan dia tak memikirkan hal lain selain bekerja.

"Terima kasih atas waktu anda, Pak. Semoga kerja sama ini akan berjalan dengan baik!" Pria dengan kumis sedikit tebal itu menjabat tangan pria lain yang ada di hadapannya.

"Iya, Pak. Saya juga berterima kasih pada anda." Pria dengan wajah menawannya itu menjawab, lalu mengangguk sekilas. Tampaknya, dia sangat di segani oleh orang-orang yang menjadi partner bisnisnya. Terlebih, karena dirinya sangat berkompeten dalam bidangnya.

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang