bag 41.

8.4K 730 25
                                    

○○○○○○

    Pagi telah tiba, saat Yibo merasakan usapan hangat di rambutnya. Pria itu terbangun dan saat membuka matanya, dia bisa melihat senyuman dari wajah pucat istrinya.

"Ge, kenapa tidur di sini?" Yibo segera bangun dari duduknya, dan langsung menggenggam tangan sang istri yang masih mengusap rambutnya.

"Zhanzhan, bagaimana perasaanmu?"

"Jauh lebih baik!" Zhan tersenyum hangat, wajah pucat pasinya membuat Yibo tak tahan untuk mengusap pipinya.

"Aku sangat takut sekarang, aku takut terjadi sesuatu padamu!"

"Aku benar baik-baik saja ge."

"Aku tidak tenang saat kau terus tertidur tadi. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Maafkan aku tidak bisa menjagamu dengan baik!"

"Ge, itu bukan salahmu. Orang itu ... bagaimana dengannya? Apa dia sudah di tangkap?" Yibo mengangguk, dia tak mungkin memberi tahukan yang sebenarnya.

"Iya, jangan khawatir, dia memiliki dendam padaku karena mungkin, aku memperlakukannya tidak baik sebelumnya!"

"Benarkah?"

"Kau tidak percaya?"

"Bukan begitu, aku hanya berpikir, mungkin kau sering mengalami hal seperti ini, ge. Aku takut terjadi sesuatu padamu."

"Apa yang khawatirkan, aku akan baik-baik saja. Jadi, jangan cemaskan aku, kau harus cepat sembuh, mengerti!" Zhan mengangguk patuh, "kau juga harus menjaga kesehatanmu, agar baby kita juga baik-baik saja di sini!" Yibo mengusap perut Zhan yang masih rata.

"Ge, apa maksudmu?" Yibo mengangguk sambil tersenyum.

"Benar, kau sedang hamil sekarang, jadi kau harus menjaga kesehatan, mengerti!" Pria itu mencium kening istrinya dengan lembut.

"Aku ... aku hamil!" Zhan tampak tak percaya, ikut mengusap perutnya sendiri. Pria itu tersenyum begitu lembut, wajah pucat juga mata berkaca-kaca yang membuat Yibo langsung mengusap pipi istrinya dengan sayang.

"Benar. Aku sangat menyayangimu, Zhanzhanku."

"Jangan tinggalkan aku, ge." Yibo menggeleng.

"Tidak akan, kau harus yakin, aku akan selalu di sini!"

"Ge, dulu aku sering bermimpi hal aneh."

"Mimpi, mimpi apa?"

"Aku melihat seorang pria sepertimu, dia sangat mirip denganmu, sampai setiap kali aku memimpikannya, aku selalu ingat denganmu dan memikirkanmu."

"Benarkah?" Yibo kembali duduk dikursinya, mendengarkan cerita dari sang istri.

"Mn, dia sangat dingin, dia juga tidak banyak bicara, dia tidak banyak tersenyum sepertimu. Aku hanya sering mendengar dia selalu memanggil nama Wei Ying dengan suara rendah. Kadang dia tampak kesal dengan pria bernama Wei Ying itu dan aku selalu ..."

"Apa pria yang ada mimpimu itu bernama, Lan Zhan?"

"Bagaimana kau tau, ge? Seingatku, aku tidak pernah menceritakan mimpiku pada siapapun!"

"Aku juga memiliki mimpi yang sama, ada pria aneh yang selalu tersenyum kepadaku, dia selalu memanggilku dengan nama Lan Zhan, dan entah kenapa aku selalu memanggilnya dengan nama Wei Ying, Wei Wuxian."

"Setiap kali aku bermimpi, saat bangun aku akan menangis, bagaimanapun, cerita mereka sangat tragis, pada akhirnya Wei Ying mati. Aku tidak berpikir kisah itu akan sangat tragis seperti itu!" Lanjut Zhan.

"Mati?"

"Hm, dia jatuh dari tebing. Pada akhirnya kisah itu berakhir begitu saja. Setelah Wei Ying mati, aku selalu memimpikannya dia terjebak di kegelapan, berteriak meminta pertolongan, menangis kesakitan dan aku selalu terbangun ketika mendengar suara Lan Zhan memanggilnya. Ge, menurutmu, bagaimana mimpiku? Kau bilang tadi memimpikan hal yang sama, apa yang kau mimpikan?"

"Aku ..." Yibo menarik tangan Zhan dan menggenggamnya. "Dalam mimpi itu, aku sendiri yang menjadi pria bernama Lan Zhan, dan ada seseorang yang selalu menggangguku setiap saat, dia selalu berusaha menggangguku kapanpun, bahkan, di saat belajar." Yibo menatap Zhan dengan tatapan sendu.

"Setiap kali bermimpi, aku selalu berharap aku terbangun secepatnya. Rasanya aku selalu takut, dalam mimpiku, Wei Ying adalah orang yang sangat baik, bahkan dia selalu terlihat baik-baik saja, bahkan saat dia terluka sekalipun."

"Ge, bukankah mimpi kita sedikit mirip. Bagaimana mungkin bisa seperti itu?" Yibo juga tidak mengerti.

"Wei Ying selalu mengingatkanku padamu, aku selalu merasa terbuka setiap kali tidur, seakan dia berusaha menyadarkanku, bahwa aku telah melakukan kesalahan besar dengan memintaku pergi saat itu. Maafkan aku ..."

"Aku sudah memaafkanmu, ge. Aku berharap kit akan terus bersama!" Yibo mengangguk mendengar harapan sang istri, tentu saja dia pun berharap hal yang sama.

○○○○○

    Xue Yang tersenyum samar, lalu menutup berkas yang ada di hadapannya. "Lakukan yang terbaik!"

"Baik, Pak!" Dua pria di hadapan Xue Yang segera beranjak pergi, Xue Yang menatap layar laptopnya, lalu menghela napas berat.

"Tertangkap kau sekarang!"

   Sementara itu, di tempat lain, Ji Li tengah berada di sebuah gedung tinggi yang belum pernah ia dan nanti sebelumnya. Dengan wajah dingin dan juga menahan emosi, Ji Li melangkah masuk, tapi baru beberapa langkah, dua petugas keamanan menahannya.

"Maaf, Pak. Anda tidak boleh masuk sembarangan!"

"Aku tidak masuk sembarangan, aku adalah perawat yang di undang untuk merawat seseorang yang ada di dalam!" Ji Li menunjukkan tanda pengenalnya.

"Dengan siapa anda membuat janji?"

"Apa saya harus memberi tahukan hal ini pada kalian?"

"Kami hanya menjalankan tugas!"

"Baiklah, panggil Pak Zhuliu, beliau akan menjelaskan pada kalian jika kalian tidak percaya!"

"Maaf, Pak. Kami tidak bermaksud mencegah anda menemui Pak Zhuliu, hanya saja, kami sedang menjalankan tugas!"

"Sudahlah, kalian hanya perlu mengingatkanku masuk!"

"Baik, Pak. Maaf telah mengganggu pekerjaan Bapak!" Ji Li mendengus, ternyata hanya satu nama itu, sudah membuat mereka takut. Ji Li melangkah semakin masuk, dia sudah tau letak ruangan pria yang baru saja dia katakan namanya tadi, Wen Zhuliu, anak angkat dari pria bernama Wen Rouhan. Keluarga Wen turun temurun sudah bekerja di bidang pertambangan, semenjak dahulu hingga saat ini, Perusahaan ini di ambil alih oleh anak satu-satunya Wen Rouhan, yaitu Wen Chao, dan adik angkatnya Wen Zhuliu yang bertugas membantu Wen Chao.

    Ji li sebenarnya tidak bicara kebenaran pada YiBo saat di rumah sakit, sebenarnya dia sudah tau bahwa pelakunya adalah keluarga Wen. Hanya saja, Ji Li tidak ingin, sahabatnya terlibat dengan keluarga Wen yang terkenal kejam. Dari tahun ke tahun, perusahaan milik keluarga Wen beberapa kali membuat kerugian pada perusahaan lain dan melakukan kecurangan. Namun, karena bukti yang kurang dan tidak terlihat nyata, keluarga Wen selalu bergaul lolos dari kejaran pihak berwajib. Tapi kali ini, Ji Li tidak bisa diam, karena sahabatnyalah yang menjadi korban. Entah apa yang membuat keluarga Wang dan keluarga Wen berselisih paham seperti itu, tapi yang menjadi korban sahabatnya, dia tak akan tinggal diam.

○○○○○

  

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang