bag 42.

7.7K 706 8
                                    


○○○○○

"Apa yang terjadi padanya?" Yibo di minta keluar saat Song Jiang mendapat panggilan mendadak sore itu. Pria itu terus berdiri dengan gelisah, menatap ruangan rawat istrinya, Yibo sudah menyaksikan sendiri bagaimana keadaan Zhan sejak istrinya di kabar kan hamil. Wajahnya selalu terlihat pucat, seakan tidak ada darah yang mengalir di wajahnya. Tubuhnya semakin hari semakin kurus, dan juga tubuhnya semakin lemah setiap harinya, Yibo bertanya-tanya, apa dulu Xiao Zhan juga mengalami hal ini saat mengandung Yuan, Xian dan Han?

"Apa yang terjadi?" Chen datang dengan tergesa-gesa. Yibo menoleh lalu menahan Chen yang hampir menerobos masuk.

"Ge, Dokter Jiang berada di dalam untuk memeriksanya." Chen menatap adik iparnya itu dalam diam, sebulan terakhir ini, Yibo terus berada di sisi Zhan tanpa meninggalkannya sedikitpun, dan menyerahkan tugas kantor nya pada sang Ayah dan asistennya. Chen jadi merasa simpati padanya, terlebih, kasih sayang yang adik iparnya berikan pada Zhan terlihat begitu tulus, setiap kali dia datang menjenguk, Yibo selalu meninggalkannya, itu karena dia pernah berkata bahwa Chen sangat membenci Yibo, dan tidak ingin melihatnya. Maka dari itu, Yibo selalu menghindari Chen.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?" Namun, Chen masih tetap kesal setiap kali mengingat kejadian yang menimpa adiknya, Yibo selalu berusaha membuat sang kakak ipar menerimanya dan memaafkan kesalahannya. Walaupun dia tau, bahwa itu akan sulit. Namun, dia tetap berusaha, meskipun itu akan membuat dia semakin terlihat menyedihkan.

"Maafkan aku, ge!" Yibo benar-benar tidak tau harus berkata apa selain maaf dan maaf. Saat itu, Song Jiang akhirnya keluar dari ruangan itu, dan menatap sahabatnya dalam diam.

"A-Jiang, bagaimana keadaannya?" Jiang menghela napasnya.

"Kau pasti sudah tau, walaupun kali ini, Zhan tidak memiliki bayi kembar, tapi tubuhnya sejak awal memang sudah lemah. Kau tau itu, Chen."

"Lalu ... lalu bagaimana?"

"Kita hanya menunggu waktu ..."

"Apa maksudnya?" Yibo tidak mengerti maksud sang Dokter.

"Saat itu, Zhan melahirkan di New York, dan Tuan Xiao yang mengoperasinya langsung. Tapi saat ini, alat-alatnya tidak selengkap di sana, dan juga kita tidak bisa mengirim Zhan ke New york sekarang."

"Kenapa?" Chen menatap sahabatnya tak mengerti.

"Kondisi nya tidak baik, untuk bayinya, bahkan itu juga bisa membahayakan untuk keduanya."

"Selamatkan Zhan! Selamatkan dia apapun yang terjadi!" Chen menggenggam kedua tangan sahabatnya.

"Aku akan berusaha."

○○○○○

    Sudah beberapa kali Yibo menggenggam tangan Zhan sambil mengusapnya, sesekali menciumnya, dan juga pria itu terus menatap mata sang istri, berharap mata itu akan terbuka secepatnya. Yibo lagi dan lagi meneteskan air matanya, tapi dengan sangat cepat juga, Yibo menghapusnya, berharap Zhan tak akan melihat air mata itu. Sudah berapa lama Zhan tertidur, ini sudah tiga hari. Namun, tidak ada yand-tanda orang yang dia cintai itu akan bangun.

"Sayang, aku mohon. Bangunlah ...." Yibo selalu berharap dalah hati, untuk menggantikan posisi Zhan saat ini, Song Jiang berkata, bahwa dia harus menunggu Zhan terbangun. Dia sudah begitu setia menunggunya, tapi mengapa belum juga ada tanda-tanda Zhan akan bangun.

     Di sisi lain, Chen dan Huan tengah berada di depan ruangan Zhan. Chen duduk sambil diam tanpa mengucapkan satu patah katapun. Huan yang selalu berada di sisinya itu lagi dan lagi terus berusaha memenangkannya, mengusap lengan dan bahunya.

"Dia, benar-benar menepati janjinya!" Huan tau siapa 'dia' yang Chen maksud. Siapa lagi galaksi bukan adik sepupunya, Wang Yibo. "Dia terus berada di sisi Zhan."

"Aku tau, Sayang. Apa Zhan dulu juga seperti ini? Saat A-Xian dan A-Yuan?" Chen mengangguk.

"Benar, tapi dulu lebih parah, Zhan bahkan mengalami pendarahan hebat."

"Semoga saja, itu tidak terjadi lagi!"

"Iya ..."

"Dokter! Dokter, ge. Di mana dokter?" Yibo tiba- tiba berlari keluar dengan buru-buru.

"Ada apa?" Huan yang bertanya.

"Zhan, dia sudah sadar. Dia bangun, di mana Dokternya?"

"Aku akan memanggilnya! Kalian berdua tetap di sini!" Chen segera masuk melihat kondisi sang adik. Zhan tampak sudah matanya, dan seperti dulu, pandangannya kosong, menatap langit-langit ruangan itu.

"Zhanzhan ..." Chen mendekat dan langsung menarik tangannya untuk ia genggam. Saat itu, Huan sudah kembali bersama Song Jiang,

"Biar aku periksa!" Zhan mengangguk lalu membiarkan sahabatnya itu memeriksa sang adik.

    Setelah pemeriksaan berakhir, Zhan menoleh dan menatap Yibo dan Chen yang berdiri di samping tempat tidurnya. "Ge ..." ucapnya lemah. Chen tersenyum lalu mengangguk, Yibo tampak menangis haru sambil menahan diri untuk tidak langsung memeluk sang istri.

    Tiba-tiba Chen menepuk bahunya, "dia memanggilmu!" Yibo terkejut, Chen benar-benar membiarkan dirinya mendekati Zhan sekarang? Benarkah?

"Zhan ..." Yibo mendekat dan langsung meraih tangan istrinya, menggenggamnya perlahan lalu mengecupnya singkat.

"Ge, kenapa menangis?" Yibo menggeleng, bagaimana dia tidak menangis, melihat orang yang dia cintai berbaring di ranjang pesakitan itu, sungguh sangat menyesakkan dadanya.

"Aku ... maafkan aku!" Dia sendiri tidak tau sebenarnya apa yang dia katakan, hanya saja rasanya begitu sakit saat dia hanya bisa melihat Xiao Zhan berbaring tanpa tenaga seperti sekarang ini, jika dia bisa, dia ingin menggantikan posisi Xiao Zhan.

"Untuk apa minta maaf, aku senang bisa melihatku sekarang, jangan pergi ..."

"Tidak! Aku janji tidak akan meninggalkanmu, jadi bertahanlah, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu!"

"Aku akan baik-baik saja, selama kau ada di sini, ge!"

"Aku tidak akan kemana-mana, aku janji!" Zhan mengangguk sambil tersenyum, dia senang, tidak seperti dulu, dulu saat dirinya bangun, tidak ada Wang Yibo di sisinya, kini semua terasa berbeda, karena kini, ada Wang Yibo yang menanti kesadarannya.

○○○○○○

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang