“Tian… Selalu seperti itu, kau selalu menjadi yang pertama dan terdepan di antara kami semua…” gumam Koga, matanya tertuju ke arah layar hologram yang ada di kantin barak militer tempat dia menikmati makan siangnya sekarang.
Di layar hologram itu, seorang gadis cantik berambut hitam dan berwajah datar tanpa senyum, dengan tenang dan tanpa terlihat gugup sama sekali berjalan masuk ke sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah meja bundar dan enam buah kursi yang mengelilinginya. Dari keenam kursi itu, semuanya terisi kecuali salah satu kursi yang beberapa saat kemudian, diduduki oleh Tian, sang District Leader dari North District.
Beberapa bulan lalu, Dunia Bawah geger karena pembunuhan yang dilakukan oleh Tian kepada Zorko sang District Leader. Aliansi juga memerintahkan adanya investigasi menyeluruh terhadap insiden itu dan menyeret Tian ke sidang terbuka yang dilakukan oleh Aliansi dan disaksikan oleh seluruh warga Dunia Bawah.
Saat itulah Tian membeberkan semua bukti dan fakta yang sudah dia kumpulkan hingga saat ini, termasuk semua korban jiwa dan kerugian finansial yang dialami oleh Aliansi karena ulah Zorko selama ini.
Sekali lagi, Dunia Bawah kembali gempar karena informasi yang disampaikan oleh Tian secara terbuka. Tim pencari fakta dibentuk dengan segera dan sidang terbuka yang awalnya bertujuan untuk mengadili Tian, justru berubah menjadi sidang untuk mengungkap kejahatan Zorko selama ini.
Di saat semuanya berakhir, Tian tak lagi pesakitan, dia justru menjadi pahlawan. Gelombang desakan dukungan untuk Tian pun berdatangan agar dia menjadi North District Leader sebagai pengganti Zorko dan akhirnya Aliansi pun menyetujuinya. Tian menjadi District Leader termuda dalam sejarah Dunia Bawah.
Tian kini tak hanya menjadi idola di North District saja, dia menjadi idola bagi semua generasi muda di Dunia Bawah. Keberaniannya untuk menggulingkan generasi tua yang korup dan rusak sangat menginspirasi semua orang.
Tanpa sadar, Tian telah memenuhi tujuan yang ingin dicapai oleh Professor. Sekalipun Tian sangat membenci orang tersebut dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Sejak awal, Professor menciptakan mereka berlima agar menjadi symbol bagi generasi muda Dunia Bawah. Professor ingin mereka menjadi sosok pahlawan dan panutan bagi generasi muda Dunia Bawah, yang pada akhirnya akan mendobrak generasi tua dari zona nyaman mereka dan kembali berjuang agar bisa kembali ke Permukaan.
Koga mengatupkan rahangnya dan mengepalkan kedua genggaman tangannya. Dia berdiri dan meninggalkan kantin barak militer ini tanpa menyentuh makanan yang sudah dia pesan. Dia juga sama sekali tak berniat mengikuti sidang pelantikan Tian sebagai District Leader yang disiarkan secara langsung itu.
“Kau sudah berada di atas sana. Aku harus bekerja lebih keras lagi!!” gumam Koga sambil berjalan menuju ke tempat latihan militer yang ada di barak ini.
=====
“Hohohohoho… Jadi ini hasil didikan Professor?” gumam seorang laki-laki tua yang mengenakan jubah putih dan berkacamata tebal. Kepalanya yang botak bersinar terang karena terkena lampu ruangan.
Tian hanya melirik sekilas ke arah si orang tua yang dia tahu bernama Goras.
“Hey, Reyna… Aku jarang ikut pertemuan seperti ini. Umurku sudah tua dan waktuku tidak lama lagi. Aku tak ingin menyia-nyiakan sisa umurku yang tinggal sedikit ini untuk membahas hal-hal tak penting milik kalian,” kata Goras ke arah Reyna.
“Maksudmu?” tanya Reyna.
“Mulai besok, West District Leader adalah Gama. Dia yang akan menghadiri pertemuan-pertemuan seperti ini dan bertanggung jawab penuh atas posisinya. Dia masih muda, dia masih punya banyak sisa umur untuk dihambur-hamburkan. Kalau aku, sisa umurku terlalu berharga karena tinggal tak seberapa,” kata Goras tanpa beban.
Dan, untuk yang kesekian kalinya, Dunia Bawah kembali gempar karena terjadi pergantian District Leader yang selama ini sangat jarang terjadi.
Di dalam pertemuan perdana sekaligus pelantikan Tian sebagai District Leader, hanya dua orang saja yang selalu diam sejak awal. Mereka adalah Jenderal Kong dan Sin La.
“Jenderal…” sapa Tian saat melihat Jenderal Kong.
“Jenderal…” jawab Kong saat membalas Tian.
Kong memang tak punya data pasti mengenai Physical Attribute Tian, tapi saat melihat kemampuan Pyschic Tian ketika menghabisi Zorko, Kong tahu kalau Tian sudah berada di level Super Human dan layak dipanggil Jenderal seutuhnya.
Sebagai asumsi sederhana, dengan kekuatan psychic-nya, Tian mampu mengangkat tubuh Zorko yang beratnya hampir dua kali berat tubuh Tian sendiri. Itu artinya, Tian pasti mampu menggunakan kekuatan psychic-nya untuk mengangkat tubuhnya sendiri dengan sangat mudah. Dan ketika membayangkan hal itu, ingatan Kong langsung melayang ke sosok lain yang juga seorang Psychic dan mampu terbang dengan kekuatan itu, Sang Professor.
Setelah sapaan datar mereka di awal pertemuan itu. Tak ada lagi obrolan antara Kong dan Tian. Begitu juga Sin La, dia bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun saat Tian memberikan salam kepadanya. Sin La hanya tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya saja. Setelah itu, dia mengacuhkan Tian.
Tian adalah lulusan Pulau dengan kecerdasan tertinggi. Sebelum datang kesini, dia sudah mencari tahu karakter masing-masing Distrik Leader dan menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Dia sama sekali tidak kaget dengan reaksi Kong maupun Sin La. Tian sudah menduganya sejak awal.
Tian juga sudah menganggap Goras sebagai kawan, karena dia sudah mendapatkan informasi dari Gama jika Goras adalah orang yang terlalu lugu dan berpikiran sederhana. Otaknya hanya berisi rumus dan persamaan matematika, sehingga tak ada lagi tempat untuk berakting dan bersandiwara.
Tian justru merasakan sensasi aneh dari dua orang lainnya, Reyna dan Humus.
Saat Tian berinteraksi dengan mereka berdua, Tian merasakan kembali sensasi yang sama ketika dia menganalisa Gaju pertama kali. Saat mereka berdua baru saja dipasangkan menjadi soulmate. Ada unknown factor yang tidak bisa dianalisan oleh Tian dari kedua orang ini.
Tapi, Tian tak sepolos saat itu. Tian sudah berkembang dan dewasa.
Tian merasa Reyna seperti sebuah lubang hitam yang tak dapat diterka dan dapat menelan segalanya, sedangkan Humus seperti sebuah danau yang tenang dan tak beriak tapi dalamnya tak dapat diukur.
Kong dan Sin La dengan terang-terangan menunjukkan sikap permusuhan mereka. Goras dengan terang-terangan juga menunjukkan sikap persahabatan kepada Tian. Tapi, Reyna dan Humus, Tian tak tahu seperti apa wujud asli mereka.
Sekalipun Reyna selalu bersikap hangat dan bahkan lebih bersahabat dibandingkan Goras sekalipun, tapi Tian tak menerimanya begitu saja. Tian tahu jika dia tak dapat mempercayai apa pun yang ditunjukkan oleh politikus handal bermulut manis seperti Reyna yang sejak kecil dididik untuk menjadi seorang diplomat.
Mungkin wanita cantik yang ramah itu akan tetap tersenyum sekalipun sedang menusuk Tian dari belakang punggungnya.