Chapter 63 - Cicak

904 111 7
                                    

Dua ribu orang budak manusia ditambah dengan berbulan-bulan kerja keras akhirnya mulai memperlihatkan hasilnya. Kini, gua yang berada di dalam perut gunung itu mulai memperlihatkan wujud akhirnya.

Hari ini, lebih dari empat bulan setelah mereka memulai pembangunan Airon, tiga gua utama yang menjadi fokus Gaju telah terselesaikan, Central Cave, Upper Cave dan Lower Cave. Upper Cave pada awalnya didesain untuk menjadi tempat pribadi Gaju, tapi saat ini, dia menggunakannya sebagai command center sekaligus menjadi tempat tinggal semua pemimpin Airon.

“Kita seperti bayi yang baru belajar merangkak. Sama sekali tak bisa mempertahankan diri saat musuh menyerang,” gumam Gaju.

Ada lima orang berdiri di depannya, sedangkan Leia duduk di sebelah Gaju. Awalnya kelima orang murid Gaju keberatan saat melihat tingkah Leia, tapi justru Gaju yang meminta mereka untuk membiarkannya. Dia juga meminta kelima orang itu untuk selalu menganggap bahwa Leia tak pernah ada di sekeliling mereka. Sejak saat itu, mereka tak pernah mempedulikan keberadaan Leia, seperti sekarang.

“Tapi, tembok yang mengelilingi ketiga gua utama sudah selesai Master,” jawab Light.

“Tembok itu belum berarti apa-apa. Kita tak bisa diam saja ketika mereka menyerang kita dan menghancurkan tembok itu kan?” tanya Gaju, “kalau kita melakukan itu, kita hanya akan menunggu waktu saja sebelum akhirnya Airon runtuh.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan, Master?” tanya Rainbow.

“Kita teruskan dengan tahap kedua pembangunan Airon,” jawab Gaju, “sudah saatnya kita mulai untuk membangun keempat gua satelit.”

“Kami siap melaksanakan, Master,” jawab kelima murid Gaju sambil membungkukkan tubuh mereka.

Gaju lalu menunjukkan hologram kota Airon secara keseluruhan. Meskipun desain utamanya tak berubah sejak pertama kali mereka membangunnya, tapi ada banyak penambahan dan perubahan detail yang membuat hologram itu semakin kompleks dan rumit.

Dulu, masing-masing Cave berbentuk bola sempurna dengan Central Cave sebagai pusatnya. Tapi kini, masing-masing Cave tak lagi berbentuk bulat melainkan berbentuk setengah bola atau sebuah dome dengan bagian rata di bawah sebagai lantai gua dan bagian setengah bola menjadi langit-langitnya.

Susunan masing-masing Cave masih tetap sama dengan Central Cave sebagai gua yang terbesar dan berada di tengah, sedangkan di sebelah luarnya ada empat buah Cave yang mengapit Central Cave di empat penjuru mata angin. Di bagian atas terdapat Upper Cave tempat mereka semua sekarang berada dan bagian bawah terdapat Lower Cave.

Antara ketiga Cave yang bertumpuk secara vertikal tersebut dihubungkan dengan sebuah benda yang menyerupai lift. Lift tersebut berukuran 3 x 3 meter dan sudah berfungsi dengan baik. Hanya ada satu lift yang melayani setiap jalur penghubung antara Cave tersebut.

Di bagian samping Central Cave terdapat empat buah gua yang berada di keempat mata angin. Bentuknya dome, menyerupai gua yang lain dengan ukuran lebih kecil dibandingkan Central Cave tetapi lebih besar dari Upper Cave.

Keempat gua tersebut tidak dihubungkan dengan Central Cave menggunakan lift seperti Upper dan Lower Cave. Mereka hanya dihubungkan dengan sebuah lorong datar dari masing-masing gua ke Central Cave.

Dari keempat gua tersebut, sebuah lorong menembus ke permukaan gunung dan menjadi pintu masuk ke Airon. Untuk saat ini, pintu masuk itu belum terjaga sempurna dan hanya merupakan lubang di tanah tanpa halangan apa pun.

“Master, kenapa kita harus membangun keempat gua ini? Kenapa kita tak memperluas Central Cave saja? Itu jauh lebih efektif dan efisien,” tanya salah seorang murid Gaju.

Gaju tak menjawab. Tangannya bergerak maju dan mendekati hologram. Beberapa detik kemudian, tangan itu berhenti tepat di dekat pintu masuk yang terhubung dengan East Cave.

“Anggap tanganku sebagai musuh Airon,” kata Gaju.

Tangannya bergerak maju dan mendekati hologram dari East Cave, sedetik kemudian, dia menggerakkan tangannya dan membuat East Cave menjadi sedikit kabur dan berbayang, “Aku berhasil menghancurkan East Cave,” lanjut Gaju pendek.

“Jika Airon hanya terdiri dari satu gua saja, saat ini, Airon sudah musnah,” kata Gaju.
Tangannya terhenti dan Gaju mengangkat wajahnya, melihat ke arah apprentice-nya, “Jika kalian menjadi aku, menjadi musuh, ketika kalian sudah menang dan masih punya cukup kekuatan, kalian akan merangsek maju atau mundur saat ini?”

“Maju…” gumam beberapa dari muridnya.

“Aku maju,” kata Gaju sambil menggerakkan tangannya kembali ke arah lorong yang menghubungkan antara East Cave dengan Central Cave.

Tepat di depan lorong tersebut, tangan Gaju berhenti, “Kalian tahu binatang yang bernama Cicak?” tanya Gaju.

Dua orang murid Gaju menganggukkan kepalanya, sedangkan yang lainnya diam saja.

“Cicak, saat nyawanya terancam, akan memutuskan ekornya dengan sengaja. Si ekor tersebut akan bergerak-gerak dan seolah-olah hidup. Mencoba untuk mengelabui si pemangsa dan memberi waktu bagi tubuh cicak yang asli untuk melarikan diri,” kata Gaju.

Wusshhhhhh.

Tangan Gaju bergerak cepat dan memotong hologram lorong yang menghubungkan East Cave dengan Central Cave. Saat dia melakukan itu, semua orang yang ada di dalam ruangan ini paham maksud tindakan Gaju.

“Ini akan memberikan waktu bagi Airon untuk mengambil langkah selanjutnya. Entah itu bertahan atau melarikan diri. Karena itu, keberadaan keempat Cave ini juga penting bagi kota Airon,” kata Gaju sambil menunjuk ke arah empat Cave yang ada di sekeliling Central Cave.

“Master, mengenai instruksimu tentang pembangunan infrastruktur di Central Cave?” tanya Rainbow.

“Kita harus mulai dari sekarang. Ikuti desain tata kota yang kemarin telah kamu buat,” jawab Gaju.

“Tapi…” Rainbow terlihat ragu.

“Tidak apa-apa. Besi memang material yang berharga, tapi tanpa pakaian dan makanan, kita tak akan bertahan hidup,” jawab Gaju.

“Mengerti, Master,” jawab Rainbow sambil membungkukkan badannya.

Gaju memang mendapatkan simpanan makanan untuk waktu satu tahun. Saat ini, dia sudah menghabiskan sepertiganya. Cepat atau lambat, persediaan makanan itu akan habis juga. Karena itu, dibandingkan menggunakan besi yang dia peroleh dari Tezzeron untuk membuat senjata sepenuhnya, Gaju berencana untuk menggunakan sebagian besar dari besi tersebut untuk perkakas industri Airon.

Karena itu, Gaju mulai menarik sebagian dari budak yang telah selesai mengerjakan pembangunan Airon tahap pertama dan memberikan mereka ke dalam kendali Rainbow. Gaju ingin agar Rainbow mulai membangun sentra-sentra industri penunjang kebutuhan pokok.

Sekalipun ada seribu satu teknologi maju yang ada di kepala Gaju, tapi dengan keterbatasan alat dan material yang dimiliki Airon, langkah pertama yang bisa dia lakukan saat ini adalah membangun sebuah kota dengan tingkat teknologi seperti zaman medieval pada masa sebelum Perang Besar terjadi.

Saat berada di Pulau dulu, Gaju sempat membaca tentang kehidupan era awal manusia tersebut sebelum ditemukannya listrik dan tenaga uap. Karena keterbatasan sumber daya, saat ini, dia hanya bisa meniru tingkat teknologi mereka untuk Airon.

Gaju - Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang