Disinilah Lan Hua berdiri, tempat dimana dia merasakan kebahagiaan sekaligus penderitaan. Tempat yang menjadi kenangan indah sekaligus mimpi buruk pada kehidupan pertamanya, Benua Keabadian.
Akhirnya dia kembali, kembali untuk menuntut balas pada orang-orang itu.
"Bagaimana dengan orang-orang itu ge?"tanya Lan Hua pada saudaranya Furong JiaLin.
"Mereka sudah masuk dalam perangkap dan saat ini mereka masih mencoba menyelesaikan masalah internal mereka"jawab Furong JiaLin santai namun tatapan matanya sangat licik.
"Terkadang aku benar-benar salut dengan kelicikanmu itu ge"ucap Lan Hua sedikit menggoda saudaranya. Furong JiaLin menaikkan salah satu alisnya.
"Ini tidak bisa dibilang licik tapi cerdik"balas Furong JiaLin sombong.
"Terserah apa katamu ge, tapi bagaimana dengan orang-orangmu ge?"
Dia tahu saudaranya ini telah melatih banyak pengikut untuk memuluskan rencana yang telah lama disusun ini."Mereka sudah menyusup diantara orang-orang itu, hanya menunggu perintah kita. Mereka akan langsung bergerak"ucap Furong JiaLin.
Tatapan mata Lan Hua berubah penuh arti."Ge mari kita ubah rencana, kita tidak akan langsung menyerang mereka mari kita sedikit bermain"ucap Lan Hua dengan sedikit ambigu. Furong JiaLin awalnya tidak mengerti namun akhirnya dia tahu apa arti tatapan adiknya itu.
"Adikku benar-benar 'licik' ya"ucap Furong JiaLin sambil menyeringai.
"Ini bukan licik tapi cerdik"balas Lan Hua sambil mengulang kalimat saudaranya.
Mereka berdua pergi ke kediaman yang sudah lama disiapkan oleh Furong JiaLin. Mereka berdua mengganti pakaian putih mereka menjadi hitam untuk Furong JiaLin dan merah untuk Lan Hua.
Mereka sama sekali tidak mengubah tampilan wajah mereka bahkan mereka tidak menyembunyikan mata merah ruby itu, mereka hanya menutupi wajah mereka dengan topeng perak.
"Mari kita datang ke perjamuan itu"ucap Lan Hua sambil memegang sebuah undangan dengan tinta emas pada tulisannya. Senyum menakutkan muncul pada wajah dibalik topeng itu.
Di Istana yang sangat megah, terlihat ada acara yang sangat meriah dan mewah. Acara itu dihadiri oleh banyak tamu undangan dengan penjagaan yang sangat ketat. Bisa dibayangkan jika yang bisa datang bukan orang sembarangan.
"Saya dengar acara ini diadakan untuk merayakan kekuataan Klan"ucap salah satu tamu undangan.
"Kau memang benar tapi pernahkan kalian dengar rumor ini jika sebenarnya Klan Qin bukan Tuan Pemilik yang sebenarnya"
"Apakah kau mengacu pada rumor dimana Klan Qin merebut kekuasaan Klan Furong"ucap orang itu dengan nada suara sangat pelan bahkan terkesan berbisik.
"Ya, dan yang aku dengar Klan Qin menggunakan cara tercela untuk mendapatkan kekuasaan ini. Bahkan kekuatan dan umur panjangnyapun diambil dengan cara yang tidak benar"balas lawan bicara itu dengan berbisik.
"Bahkan ada rumor yang lebih menarik"
"Apa itu?"
"Keturunan asli Klan Furong sebenarnya sampai sekarang juga masih hidup, namun mereka sengaja menyembunyikan diri dari mata publik"
Obrolan itu segera berhenti ketika mereka melihat seorang lelaki paruh baya yang berjalan didampingi oleh seorang perempuan cantik disampingnya. Mereka adalah Qin Feng Shu yang sering dipanggil Tuan Pemilik dan putrinya, Qin Fu Ming.
Saat ini mereka mengambil semua pusat perhatian. Sebagai penyelenggara acara ini tentu saja mereka harus datang dan menjamu para tamu.
"Tuan Pemilik selamat untuk kejayaan Klan"ucap salah satu orang diantara para tamu undangan. Qin Feng Shu menanggapi ucapan itu dengan rendah hati namun tidak bisa menutupi kesombongan di mata nya. Sedangkan untuk Qin Fu Ming walaupun ada senyum lembut dibibirnya matanya berkata lain sama seperti ayahnya terdapat kebanggaan dan kesombongan dimata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE-BORN of The Hell's Queen(END)
FantasíaDia adalah Ratu sebuah alam yang kejam dan licik, semua orang memuja kecantikan dan kekuatannya namun karena pengkhianatan dari orang terpecaya dia harus mati dan akhirnya bereinkarnasi kedalam tubuh seorang gadis kecil namun sebagai ganti jiwanya...