Part 2 (Pembalasan)

580 49 0
                                    

Menurut kalian ada gak sih definisi buat kalimat sahabat jahat?. Kalo menurut Ara sih ada, sahabat jahat tu dia yang tega ninggalin sahabatnya di gudang sekolah lalu pergi ninggalin Ara tanpa alasan yang jelas.

"Mau ke kantin gak Ra?" Tanya Jihan di samping Ara.

Ara menggeleng, Perbuatan Jihan minggu lalu berhasil membuat Ara menjadi sosok pendiam. Jarang keluar kelas kecuali ada hal penting, tidak pernah mengikuti ekstrakurikuler yang selama ini Ara ikuti, dan dalam kurun waktu satu minggu ini sudah sebanyak tiga kali Ara bolos ke sekolah. Biarkan Ara menjadi bobrok yang sesungguhnya.

Jihan merasa semakin bersalah, "Jawab jujur Ra, lo masih marah sama gue?" Tanyanya menatap Ara intens,

"Tanpa gue jawab, harusnya lo udah tau sendiri." Jawab Ara, dan hati Jihan sakit mendengar jawaban itu.

"Udah seminggu ini lo berubah Ra. Jarang keluar kelas, gak mau ikut ekstra bareng gue lagi, sering bolos. Sebenernya apa yang udah bikin lo kaya gini?." Ucap Jihan, sedangkan Ara dia masih diam.

"Gue emang lupa bukain pintu, tapi malem-malem gue belain ke sekolah lagi buat bukain pintu dan jemput elo Ra. Pas pintu kebuka, gue liat lo gak kenapa napa, lo baik-baik aja. Segitu susahnya lo maafin gue gara-gara hal sepele kaya gitu?"

Hal sepele? Hellow?. Oh, bahkan Jihan tidak tau apa yang terjadi padanya di dalam gudang pembawa sial itu. "Hal sepele?"

Jihan mengangguk, "Ya, itu emang hal sepele. Kita cuma bercanda doang Ra."

Ara kembali diam, dipikir pikir lagi itu memang bukan kesalahan Jihan. Ara yang salah, kenapa saat itu dia mau menuruti kemauan Alan.

"Waktu itu gue liat lo gak kenapa napa, ada Alan juga di sana. Kecuali kalo gue ngurung lo sendirian, nah udah sewajarnya lo diemin gue selama ini."

"Kalo lo mau ke kantin, kantin aja. Gue mau di sini." Jawab Ara mengalihkan pembicaraan.

Jihan dibuat heran dengan tingkah Ara, sebisa mungkin dia harus sabar. "Mau nitip?"

"Enggak," Jawab Ara singkat,

Jihan berusaha keras untuk mendapatkan hati Ara lagi. Jihan lebih mementingkan sahabat ketimbang pacar. Terbukti dua hari lalu Jihan sudah memutus pacarnya alias si cowok tidak tau di untung itu. Demi siapa lagi kalo bukan Ara.

Tanpa berpamitan, Jihan langsung pergi. Ara tidak peduli, gimanapun pun juga akar masalah ada di Jihan dan teman-teman. Coba saja mereka tidak mengurung Ara dan Alan di dalam gudang, tidak mungkin hal buruk itu akan terjadi kepadanya.

"Ra, lo sibuk gak?." Tanya Lala teman satu kelas Ara,

Ara menoleh ke kanan, mendapati Lala di sana. Ara menggeleng, "Kenapa?"

Lala langsung duduk di kursi kosong samping Ara,"Mau minta di ajarin soal yang ini." Jawabnya sembari menunjuk soal matematika di lembar kertas ujian kenaikan kelas tahun lalu.

Ketika melihat soal didepannya, kepala Ara langsung berat. Tidak biasanya dia seperti ini. Ara selalu suka matematika tapi kenapa hari ini dia ingin menghindar. Di matanya soal matematika itu seperti tulisan Jepang gagal cetak.

"Aduh La, gue belum sarapan nih, jadi belum bisa konsen." Bohongnya, padahal Ara ingin lari dari soal didepannya.

Ara tidak tau saja kalau Lala termasuk anak mami sosialita, "Ya udah makan dulu yuk. Gue yang traktir."

Makin pusing Ara dibuatnya, "Gak usah La, lagian gue lagi gak nafsu makan nih."

"Iss, gak papa. Gue ikhlas Ra. Lo bohong kan, sebenernya lo cuma gak enak sama gue."

BAD ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang