Part 1 (Hancur)

894 51 0
                                    

Pukul 6 sore, mereka masih terjebak di dalam gudang. Kesadaran mereka belum kunjung pulih, Alan tidur dengan tangan kanan terlentang dan Ara tidur tepat di samping kanan Alan.

Pergerakan Alan membuat Ara terusik. Perempuan itu berusaha membuka mata. Cahaya dari lampu yang menyala selama dua puluh empat jam membuat Ara dengan mudah melihat sekeliling.

Setelah diam sesaat, Ara kembali mengingat kejadian beberapa jam lalu. Ara terdiam ketika memori itu kembali, separuh tubuhnya yang selama ini dia jaga telah direnggut oleh laki-laki disampingnya.

Ara berfikir kenapa dirinya sampai tak sadar berbuat demikian. Untuk kedepannya akankah Ara bisa menjadi Ara yang dulu setelah apa yang dia alami hari ini?. Hidupnya sudah hancur. Entah karma apa yang menimpa Ara.

Ara beranjak. Kemudian membenarkan seluruh pakaiannya. Ketika sibuk dengan pakaian, Ara dikejutkan suara rintihan Alan. "Iss, sakit banget." Ucap Alan sembari memegangi kepala.

Ara buru-buru menyelesaikan kegiatannya. Sedangkan Alan, lelaki itu sedang berusaha duduk. "Kepala gue sakit banget."

Ara diam. Tidak bisa berkata walau hanya satu kalimat. Melihat keadaan Alan saat ini, Ara tau kalau cowok itu tidak akan mengingat apa yang telah dia lakukan sebelumnya.

Ketika kesadaran Alan kembali, lelaki itu justru menatap Ara heran. "Ngapain lo disini?" tanya Alan. kemudian kembali memegagi kepalanya.

"Dan ngapain juga gue disini?"

Ragu-ragu Ara menjawab. "Lo lupa?"

Dahi Alan mengerut. "Lupa apa?"

Sudah bisa ditebak. Ara tau kalau Alan akan menjawab seperti itu. "Enggak." Sambungnya kemudian mengalihkan pandangan.

Menit berikutnya, kesadaran Alan pulih sepenuhnya. Rentetan kejadian beberapa jam lalu kembali hadir di kepalanya. Alan menatap Ara. Mencari jawaban dari ekspresi gadis itu. Apa benar dia sudah merusak gadis bermata teduh itu?.

Sayangnya Alan tidak bisa membaca ekspresi Ara saat ini. "Kenapa lo gak ngelawan gue?" Tanya Alan.

Ara menggeleng, "Gue juga gak tau." Jawabnya jujur. Sungguh dia juga tidak memiliki alasan untuk mengelak pertanyaan Alan. "Dan kenapa lo ngelakuin itu ke gue?" Sambungnya balik mengintimidasi Alan.

Alan kelimpungan. "Gue juga gak tau. Gue ngerasa tiba-tiba gak sadar. Gitu doang."

Alan berdiri. Membenarkan seragamnya. "Hadep sana dulu, gue mau rapiin baju."

Tanpa berucap Ara berbalik membelakangi Alan.

Setelah rapi Alan mengambil duduk di depan Ara.

"Gue tau nama lo Ara, karena mereka sering sebut nama itu di depan gue. Gue diam bukan berarti gak tau lo Ra, gue cuma gak mau hati gue hancur gara-gara cewek setelah Alexa." Ucap Alan disertai nada serius. Alexa, tak lain tak bukan dia adalah mantan Alan. Mereka memutuskan untuk menyudahi hubungan karena Alexa akan segera menikah dengan orang lain.

Ara masih menunggu apa yang akan Alan katakan. Apa dia meminta maaf?. Atau justru tidak mau mengakui kesalahan?. Kira-kira begitu yang Ara pikiran.

"Dan hari ini malah hidup gue yang hancur." Lanjutnya.

Alan kembali menatap Ara. "Bukan cuma gue yang hancur. Lo juga hancur Ra. Bahkan lebih hancur dari pada gue."

Alan mendekati Ara. Dia pegang kedua tangan yang terasa dingin itu. "Gue minta maaf Ra. Jujur itu bukan gue. Se-nakal nakalnya gue, gue gak berani ngelakuin kaya gitu ke cewek."

Ara berusaha menahan air matanya. "Tapi lo ngelakuin itu Lan. Gue sakit. Gue hancur." Ucapnya disertai isak tangis.

"Maafin gue Ra. Sumpah itu bukan gue." Jawab Alan. Kemudian memeluk punggung bergetar Ara.

BAD ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang