Part 18 (Terungkap)

311 28 2
                                    

Warning
Banyak umpatan kasar

Hehehe

Oke capcus buruan baca

________

Lapangan serba guna SMA Erlangga dipenuhi murid yang ikut meramaikan class meeting. Sorak penonton terdengar bising di telinga satu sama lain. Tapi Itu tidak masalah, yang penting mereka bisa melampiaskan penat ujian minggu kemaren.

Sebagai ketua osis, Alan diwajibkan wira wiri mengurus keberlangsungan class meeting. Ya walaupun kadang cuma sekedar balik sana balik sini yang penting dia kelihatan sibuk. Kalau kepala sekolah sampai memergoki Alan santai-santai pasti beliau akan mengomelinya.

"Anjing bet sumpah. Males gue udahan ngurus osis. Gaji kaga ada capek iya." gerutunya sambil berjalan menuju kelas 11 IPA 2.

Saat melewati kelas tetangga, entah dorongan dari mana Alan penasaran ingin mengetahui bagaimana suasana 11 IPA 1. Tepat berada di depan pintu, matanya refleks melirik isi kelas.

Ah, tapi sayangnya orang yang dia cari tidak ada di dalam kelas. Oh ya, mungkin perempuan itu sedang mengikuti lomba kelereng di lapangan sana. Karena yang di cari tidak ada, Alan kembali melanjutkan langkahnya.

Sampai di dalam kelas, Alan merasa hawa sejuk menerpa seluruh badannya. "Tau gini, mending dari tadi gue di kelas aj." kemudian berjalan mendekati ac di pojokan kelas.

Wajahnya menatap ke atas agar diterpa angin sepoi-sepoi khas ac. "Wiss segerrr."

Suasana kelas yang sepi membuat Alan makin nyaman. "Jadi ngantuk gue."

"WOY."

Alan terlonjak. Baru juga merem tapi suara geledek tanpa petir membuat dia kaget. "Kampret." kemudian menoleh kearah sumber gledek.

"Enak kali lo Lan. Santuy santuy di mari." kata Brian sambil mendekati Alan.

"Enak. Enak pala lo. Gue lagi istirahat bego." lalu kembali ke posisi semula.

Brian sudah di samping Alan. "Geser. Gue juga mau ngadem. Gerah banget gue gara-gara ikut balap karung."

"Enak aja. Gak."

"Heh. Emang ni ac cuma punya nenek lo apa?" tanya Brian sambil menunjuk ac di atas mereka.

Alan tetap tenang. Tidak mempedulikan omongan Brian. Gak tau aja tenaga dia sudah habis gara-gara class meeting yang menurutnya hanya buang-buang waktu dan tenaga. Dan ini saatnya Alan memulihkan tenaganya yang terbuang sia-sia.

"Budeg. Budeg. Sejak kapan lo budeg?"

Alan menoleh. "Enak aja. Lo ngatain gue budeg?"

"Gue gk ngatain. Emang knyataan." kemudian menyeruput es yang sejak tadi dia pegang.

Alan mengepalkan kedua tangan. Ingin memukul si kampret Brian. Tapi es di tangan Brian kelihatannya seger juga.

"Ya udah sini." Alan menggeser tubuhnya ke kanan.

"Nah gitu dong." Brian ikut menggeser tubuhnya agar berada tepat di bawah ac.

"Ada syaratnya tapi. Gue minta minum lo." tanpa menunggu persetujuan Brian, tangan Alan lebih dulu menggapai cup es itu. Brian menatap kesal.

Cowok di samping Brian sudah meminum es yang sebenarnya dia awet-awet agar bisa di bawa pulang. "Berdosa banget lo Lan. Belum juga gue bilang iya. Kenapa udah lo habisin?"

BAD ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang