Part 17 (Nikahi!)

337 29 1
                                    

Halo gais

Sebelumnya Vote Komen jangan lupa.

Tapi kalau kalian baca part ini sampe akhir aja udah buat we seneng banget.

Oky Happy Reading.

_______

"Gue di suruh pulang Lan." teriak Ara.

Spontan Alan menghentikan laju motornya.

Tin

Tin

Tinnnn

Tinn

Tinnnn

Tinnnnnn

Bunyi klakson dari arah belakang membuat Ara takut. Apa Cowok ini ingin bunuh diri? Berhenti seenak jidat di tengah jalan tanpa memikirkan kendaraan lain.

"Lo pengen mati?" kata Ara sambil memukul pundak Alan.

Alan tersadar. "Lo yang bikin gue kaget." ucapnya kemudian menyalakan lampu sein ke kanan. Setelah berada di tepi jalan, Ara kembali membuka ponselnya.

"Bunda nyuruh gue pulang." sambil menunjukkan pesan dari bunda.

Alan mendengus. "Bunda lo gak kira-kira banget ya. Giliran udah jauh dicariin. Tadi kemana aja dia?"

Perempuan di belakang Alan merengut. "Mungkin tadi bunda syok banget."

"Terus lo mau pulang?"

Ara mengangguk. "Iya, kayaknya balik aja deh. Gue takut bunda makin marah."

Alan kesal dengan perempuan satu ini. Ibarat, pagi dele sore tempe. Pendiriannya gampang berubah dalam hitungan menit. Ah, btw itu pribahasa orang Jogja ya.

"Lo siap ngadepin nyokap lo? Mau dia marah, mau dia bentak-bentak. Lo siap?"

Ara menimang perkataan Alan. Iya juga ya. Sepertinya nyali dia masih ciut menghadapi kemarahan bunda. "Terus baiknya gimana?"

"Ya udah. Gak usah balik."

"Is. Kaya anak urakan aja gue kabur dari rumah. Kalo menurut lo baiknya kek mana?"

Alan geram dengan perempuan sok suci seperti Ara. Dia menoleh. Kemudian mengacak kasar rambut Ara. "Pikir sendiri. Gue udah males kasih saran buat lo."

"Lo jahat banget sih." sembari merapikan rambutnya yang berantakan. "Ini semua gara-gara lo, coba lo ga ngelakuin it___."

"Diem gak. Apa mau gue tinggalin lo disini?"

Lagi dan lagi, Ara selalu menyalahkan Alan. Apa semua ini seratus persen kesalahan Alan?. Sepertinya sih enggak. Kejadian itu terjadi juga karena Ara menyetujui kemauan Alan. Emang dasar perempuan satu ini. Gak mau ngakuin kesalahan. Bisanya cuma nyalahin orang. Hebat kali kau Ra.

"Terus baiknya gimana Lan?" tanya Ara sekali lagi.

"Ya udah. Kalo lo mau balik ya balik." Ara mengangguk membuat Alan langsung memutar balik motornya.

*******

Detak jantung Ara kembali tidak normal ketika motor Alan memasuki gang komplek. Oh Tuhan, sebenarnya Ara tidak ingin memiliki riwayat penyakit jantung di usia dini. Tapi situasi memaksa jantung Ara menjadi kelainan.

Sesampainya di depan gerbang rumah, tubuh Ara makin bergetar. Saat ingin membuka gerbang, tangan nya refleks mundur ketika tangan bunda lebih dulu membuka gerbang itu.

BAD ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang