Part 3 (AngSal)

482 38 1
                                    

Pasti ngana bangga dada ko bajamping jamping anjing anjing banget anjing anjing banget.

Tarik sis, semongko.

Saranghae, saranghae.

Los dol ndang lanjut lehmu wasapan

Aku suka bodi mu ya mama muda, mama muda, dadadad.

Harta, tahta, fyp ku isine mas Ojan.

Hei hp gue apel, hp lo apa? Tomat ya kentang ya? Ups pantesan kecium bau melaratnya nyampe sini.

Lima jeti, lima jeti muka lo kaya peniti.

"Ck. Hehh bagong, lo gak bisa apa ngecilin tu speaker?. Engap lama-lama gue dengernya,"

Fokus bagong buyar, cowok itu menoleh kekiri, "Gini ya Lan, ibarat lo belajar di kelas terus si guru ngomongnya gek kedenger nyape di lo. Coba, lo bakal ngapain?"

"Tidur lah."

"Ah emang susah jelasin ke lo soal beginian. Ini emang buat tok tikers doang yang paham."

Reza menarik pundak Kemal agar menghadapnya, "Yang ada elu gong yang susah buat diajak kompromi. Kita lagi serius lo malah enak-enak main hp."

Raut Kemal alias bagong berubah bingung, "Emang kalian lagi bahas apa?"

"Bahas gimana caranya biar lo cepet mati." Celetuk Brian

Kemal terlonjak, "Astajim. Tega kali kalen. Awas aja nanti giliran gue mati beneran kalian nangis-nangis di kuburan gua."

"Amit-amit, ngelayat aja gue ogah. Apa lagi nangis-nangis minta lo bangun lagi. Yang ada gue malah syukur Alhamdulillah." Jawab Brian.

Setelah menyeruput es tehnya Alan kembali menoleh ke kanan, "Kayaknya gue emang kudu sering-sering kasih pelajaran ke lu kaya kemaren, biar lu cepet insap."

"Anying, setuju banget gue." Timpal Reza,

"Ahh dasar kalian emang kaya eek kuda."

Bukan bermaksud menciptakan sebuah geng diantara mereka ber-lima. Hanya saja, karena kesamaan visi misi membuat Alan, Ondi Brian Kemal dan Reza sering berkumpul. Ahh itu mah sama aja. Serah lo lo padda dah.

Reza meneliti sekitar, belum mendapati Ondi bergabung dengan mereka. "Btw anyway busway si Oon Ondi kemana?"

Malam ini, mereka sedang berada di angkringan Pak Slamet, angkringan yang tidak jauh dari tempat tinggal Reza. AngSla alias Angkringan Slamet menjadi tempat favorit nomor dua setelah club untuk menghabiskan malam gabut mereka.

Sepertinya akhir-akhir ini mereka malah lebih sering mengunjungi AngSal ketimbang club.

Segala sesuatu yang dikerjakan pasti karena ada alasan, seperti kenapa mereka lebih sering mengunjungi AngSal. Menurut Alan dan kawan-kawan semua yang ada di AngSal jauh lebih murah. Jadi mereka bisa menghemat uang jajan untuk jaga jaga kalau uang bulanan dari ortu belum cair.

BAD ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang