Part 13 (Khawatir)

361 29 4
                                    

"Gimana Lan?. Kalo iya gue bilang Ok ni sama anak Angkasa."

"Gue males Za. Lagian biasanya juga elo yang maju. Kenapa sekarang malah nyuruh-nyuruh gue?"

Reza nampak berpikir. Iya juga, biasanya yang sering nerima challenge dari anak SMA Angkasa kan dia.

"Menurut gue emang lo aj deh Za. Lo kan punya mantan anak Angkasa tu. Sapa tau ni, lo ketemu dia terus bisa nyelesein cinta lama kalian yang belum kelar." timpal Kemal.

Reza paling tidak suka kalau sudah membahas soal mantan. Baginya mantan hanyalah barang bekas yang tak seharusnya dipakai lagi. Reza emang jahat banget.

"Sekali lagi lo ngomong soal mantan, gue tampol tu mulut."

Ondi yang duduk di samping kemal bergidik, "Negerinyaa bapak Reza kalo udah marah."

Brian menyela, "Bentar, bentar. Gue liat kalender gue dulu." sembari membuka kalender di ponselnya. "Awal bulan bro. Jadwalnya tamu bulanan. Pantesan sensitip." canda Brian.

"Tai lo Bri." marah Reza. Kemudian mengamati Alan yang masih fokus dengan ponselnya. "Gimana Lan?. Gue Ok yaa."

Alan menaruh ponselnya di atas meja berbentuk bundar. "Serah lo."

"Mantap." jawab Reza kemudian mengetikkan sesuatu di ponsel. "Soalnya helm SNI gue yang full face lagi rusak. Ada satu lagi bogo merek injak. Masak iya naik motor ninja pake helm bogo? Kan aneh."

"Alesan." jawab Alan.

Karena merasa gabut Kemal pun berdiri, membuat mereka serempak melihat pergerakan Kemal "Mau kemana lu gong?" tanya Alan.

"Mau ketempat mbok Sum." jawab Kemal kemudian berjalan menghampiri salah satu stand gado2 di kantin.

"Lama-lama bisa gue kawinin tu bocah sama mbok Sum." kata Alan sembari mengamati langkah Kemal.

Mereka tertawa, karena menganggap Kemal sangat mencintai mbok Sum. Sebab tiap hari cowok itu tidak pernah absen makan gado2 buatan mbok Sum.

Of course, saat ini mereka sedang berada di kantin. Reza meminta mereka kumpul di kantin karena ingin membahas hal penting tentang challenge dari anak SMA sebelah. Alias SMA Angkasa.

"Anjir. Setuju banget gue." jawab Brian.

"Abis ujian cus kita langsung kawinin mereka." ucap Reza.

"Ehh. Btw ujian kapan selesai sih? Bisa gundul pala gue tiap hari mikirin soal gak ada akhlak." tanya Ondi sambil mengupas kulit kacang.

Alan geleng-geleng, "Gaya banget lo. Biasanya juga cap cip cup."

"Enak aja. Gue mikir ya. Elu mah enak tanya ke pacar, lah gue? Sampaing gue aja bloon nauzubillah."

"Itu namanya rejeki udah ada yang atur." jawab Alan sok bijak.

"Jadi Alan udah jadian sama Ara?." tanya Brian ketika mendengar kata pacar antara Alan dan Ara. "Wah wah wah PJ PJ nya jangan lupa Lan." ucap Brian.

"Mau aja lo dibohongin cebong kampret macam Ondi." jawab Alan.

Mendapat notifikasi dari anak Angkasa Ondi menyela, "Eh Lan, dia udah bales. Katanya nanti jam 7 harus nyampe sana."

Alan berdecak. "Nyebelin banget sih lo Za. Makanin temen sendiri."

"Ehh santuy Lan. Kalo lo bisa menang ada uang 5 jetinya." terang Reza. "Kan pas tu dibagi 5. Kita dapet satu jeti satu jeti."

"Enak aja. Yang ikut gue harusnya gue dapet separo. Nah, sisanya nanti kalian bagi rata ber empat."

Reza mendengus. Susah juga ngakalin Alan. "Gampang. Yang penting nanti lo dateng."

BAD ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang